Anxieparty
Anxieparty

Anxieparty Rangkum Kisah Patah Hati Lewat Album “Pencarian Peraduan”

Sebuah Katarsis Emo dari Malang
19.11.2025

    Dua tahun bukanlah waktu yang sebentar dalam industri musik independen yang bergerak cepat. Namun, bagi Anxieparty, unit emo-alternatif yang berbasis di Malang, durasi tersebut adalah harga yang pantas dibayar untuk sebuah karya yang matang.

    Setelah melewati proses panjang yang penuh dinamika, sekstet yang digawangi oleh Emir (vokal), Ersa (vokal), Sugab (gitar), Hanoi (bass), Azam (keyboard), dan Sandy (drum) ini akhirnya resmi melepas album penuh mereka bertajuk “Pencarian Peraduan” secara digital pada 15 November 2025.

    Perjalanan album ini dimulai sejak tahun 2023, ditandai dengan rilisnya single debut mereka, “Senandika”. Sejak saat itu, Anxieparty perlahan namun pasti merangkai narasi mereka lewat empat single lepasan, sebelum akhirnya menyatukannya dalam format album berisi delapan trek.

    Secara tematik, “Pencarian Peraduan” adalah sebuah antologi perasaan. Album ini merangkum fase patah hati, kekecewaan, hingga pencarian jati diri yang melelahkan. Meski setiap lagu—mulai dari “Metrik Ruang Waktu” hingga “Thanks God for The Pain”—memiliki narasi uniknya sendiri, semuanya terikat kuat dalam satu benang merah: kerapuhan emosional yang jujur.

    Salah satu sorotan utama dalam album ini adalah terpilihnya nomor “Entitas” sebagai lead single. Lagu ini memegang peran krusial sebagai konklusi dari dinamika cerita yang dibangun sepanjang album.

    Secara musikal, “Entitas” menawarkan alunan yang manis namun kontras dengan liriknya yang menyayat. Anxieparty mencoba membedah hubungan kompleks antara orang tua dan anak.

    Artwork Album Pencarian Peraduan - Anxieparty
    Artwork Album Pencarian Peraduan – Anxieparty

    “Di lagu ‘Entitas’ kami menampilkan perspektif seorang anak yang tumbuh tidak sesuai dengan keinginan orang tuanya. Sang anak memilih jalannya sendiri dan lewat liriknya diungkapkan kekecewaan mendalam dari anak ke sosok orang tua,” ungkap Anxieparty.

    Namun, lagu ini tidak hanya berisi pemberontakan. Ada pesan mendalam tentang “akar” dan “rumah”. Sejauh apa pun sang anak melangkah pergi, bayang-bayang dan peran orang tua tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari identitasnya.

    Proses kreatif “Pencarian Peraduan” tidak lepas dari tantangan klasik sebuah band kolektif: manajemen waktu. Selama lebih dari dua tahun, para personil harus mencuri waktu di tengah kesibukan masing-masing untuk sekadar workshop materi atau masuk dapur rekaman.

    Bahkan, realitas tenggat waktu memaksa mereka mengambil keputusan sulit. Ada satu materi lagu yang terpaksa dipangkas dan tidak dimasukkan ke dalam album karena belum rampung saat deadline mendekat. Meski demikian, berbagai rintangan ini justru diakui semakin memperkuat ikatan chemistry mereka sebagai sebuah unit musik.

    Rencana Pesta Peluncuran

    Kabar baik bagi para pendengar di Malang dan sekitarnya, euforia perilisan album ini tidak akan berhenti di layanan streaming saja. Anxieparty telah menjadwalkan sebuah perayaan intim untuk menandai lahirnya bayi pertama mereka ini.

    “Ya, kami rencananya akan bikin launching party di tanggal 12 Desember 2025. Setelah itu, masih ada keinginan kami buat melanjutkan ke format EP,” tambah mereka, memberi bocoran tentang masa depan band ini.

    Album “Pencarian Peraduan” kini sudah dapat didengarkan di seluruh Digital Streaming Platform (DSP) favorit kalian. Bagi penggemar musik emo dengan lirik yang kontemplatif, album ini adalah teman yang tepat untuk merayakan kesedihan.


    Tracklist Album “Pencarian Peraduan”

    1. Senandika
    2. Pencarian Peraduan
    3. Metrik Ruang Waktu
    4. N.
    5. Thanks God for The Pain
    6. Ramu
    7. Bukan Seperti Dulu
    8. Entitas

    Instagram: anxieparty