Sir Jim Ratcliffe melanjutkan pembersihannya di Manchester United, menyebabkan ratusan staf kehilangan pekerjaan di tengah krisis keuangan klub.
Miliarder Inggris itu menghabiskan 1 miliar poundsterling untuk membeli 27,7% saham klub tahun lalu dan menerapkan serangkaian tindakan penghematan. The Sun mengungkapkan bahwa pemotongan tersebut akan memengaruhi 100-200 staf, yang tersebar di semua departemen. Juli tahun lalu, Ratcliffe memecat 250 dari 1.150 karyawan yang bekerja di Manchester United.
“Pada akhirnya, sepak bola adalah bisnis, tetapi ada ratusan orang yang bekerja tanpa lelah untuk menjadikan klub ini sukses. Moral berada pada titik terendah setelah PHK tahun lalu, dan ini merupakan pukulan berikutnya,” kata salah seorang internal klub.
Dalam tiga tahun terakhir, Manchester United telah kehilangan 300 juta pound, meskipun kelompok INEOS milik Ratcliffe memompa lebih banyak uang ke klub. Bos baru Setan Merah tengah mencari cara untuk memangkas biaya dan meningkatkan pendapatan, meskipun itu berarti mengambil keputusan yang tidak disukai penggemar.
Tindakan kontroversial Ratcliffe termasuk menaikkan harga tiket musiman hingga minimal 66 pound per tiket, mencopot Sir Alex Ferguson dari perannya sebagai duta global, membatalkan pesta Natal staf, memotong dana sebesar 40.000 pound untuk dana dukungan mantan pemain MU, mengganti bonus Natal sebesar 100 pound dengan voucher belanja sebesar 40 pound, dan menghapus tunjangan perjalanan, makanan, dan akomodasi gratis bagi staf.
Pada saat yang sama, Manchester United engalami musim yang mengecewakan, berada di posisi ke-13 di Liga Inggris 2024/2025. Pelatih Ruben Amorim bahkan mengakui bahwa MU bisa terdegradasi dan menyebut skuad saat ini yang terburuk dalam sejarah klub.
Meski dikritik karena pemangkasan anggaran, MU tetap belanja besar di bursa transfer. Mereka menggelontorkan dana hingga 190 juta poundsterling untuk kontrak baru pada musim panas 2024. Namun, tim berisiko melanggar aturan Financial Fair Play (PSR) jika tidak ada penyesuaian yang wajar.
Selain itu, Ratcliffe juga berambisi membangun stadion baru berkapasitas 100.000 tempat duduk yang dijuluki “Wembley of the North”. Pemerintah Inggris mendukung rencana tersebut, yang mencakup renovasi seluruh area di sekitar Old Trafford.
Ambisi yang besar, namun dengan ketidakstabilan saat ini, pertanyaannya adalah apakah Jim Ratcliffe benar-benar dapat membawa Manchester United kembali ke masa kejayaannya atau ia hanya mengubah klub tersebut menjadi tidak lebih dari sekadar mesin komersial?
Pemilik Manchester United Digugat Tim Rugbi Selandia Baru
Sementara itu, INEOS salah satu pemilik Manchester United tengah mengalami masalah hukum setelah digugat oleh tim rugbi Selandia Baru karena gagal memenuhi kesepakatan sponsor bernilai jutaan poundsterling.
Dalam pernyataan yang mengejutkan, tim rugbi tersebut menuduh raksasa petrokimia itu menolak membayar sebagian dari kesepakatan enam tahun dan mencoba “mundur tiga tahun lebih awal”.
INEOS menjadi mitra performa resmi All Blacks pada tahun 2021. Kesepakatan tersebut dikatakan bernilai sekitar 3,65 juta poundsterling setahun.
Ratcliffe meningkatkan kepemilikannya di Manchester United menjadi 28,94% pada bulan Desember. Sejak mengambil alih operasi dari keluarga Glazer awal tahun lalu, serangkaian langkah penghematan biaya – termasuk pemutusan hubungan kerja 250 staf – telah diterapkan di Old Trafford.
Tujuan peninjauan tersebut adalah untuk membuat bisnis Manchester United lebih menguntungkan dan meningkatkan dana yang tersedia untuk skuad tim utama, karena kelompok tersebut berupaya mengembalikan raksasa yang jatuh itu ke puncak sepak bola dunia.
Insiden rugbi Selandia Baru adalah masalah terbaru yang menimpa portofolio INEOS. Bulan lalu, mereka mengumumkan akan mengakhiri kemitraan dengan tim berlayar legenda Olimpiade Ben Ainslie. Rugby New Zealand diperkirakan akan segera menghapus logo INEOS dari kaus mereka saat mereka mencari sponsor baru.
“New Zealand Rugby (NZR) kecewa karena INEOS telah melanggar perjanjian sponsornya. Baru-baru ini, mereka gagal membayar cicilan pertama biaya sponsor tahun 2025, yang menegaskan keputusan kami untuk menarik diri dari perjanjian enam tahun tersebut,” kata pernyataan New Zealand Rugby, seperti dikutip dari The New Zealand Herald.
“Setelah mengetahui keputusan INEOS untuk menarik diri tiga tahun lebih awal, kami bertindak untuk melindungi kepentingan Rugby Selandia Baru dan rugby secara umum. Kami tidak punya pilihan selain mengambil tindakan hukum untuk melindungi posisi komersial kami.”
“NZR secara aktif mencari peluang komersial baru, dan minat global terhadap All Blacks dan tim lainnya tetap kuat. Kami berkomitmen untuk menjadi tim kelas dunia baik di dalam maupun di luar lapangan, memberikan nilai unik kepada sponsor kami melalui merek-merek ikonik kami.”
Scr/(mashable)