Gelandang legendaris Kroasia, Luka Modric mencetak satu-satunya gol untuk membantu AC Milan mengalahkan Bologna 1-0 pada pekan ketiga Serie A Liga Italia 2025/26.
Pada menit ke-61 pertandingan di San Siro, Luka Modric mengoper bola ke sayap kanan untuk Alexis Saelemaekers. Mantan bintang Real Madrid itu mendekati kotak penalti Bologna, menerima umpan dari Saelemaekers, lalu melepaskan tembakan satu sentuhan yang sulit, mengecoh kiper Lukasz Skorupski.
Menurut Opta, Modric (40 tahun, 5 hari) mencatat sejarah sebagai gelandang tertua yang mencetak gol di Serie A, memecahkan rekor yang dibuat oleh Nils Liedholm (38 tahun, 169 hari), ketika ia mencetak gol untuk AC Milan melawan Inter dalam sebuah pertandingan pada tahun 1961.
Selain gol pentingnya, Modric juga memiliki serangkaian statistik impresif setelah 90 menit di lapangan. Pemain veteran Kroasia ini memiliki akurasi umpan 85%, memenangkan 6/7 duel, dan mencapai tingkat akurasi tekel 100%. Flashscore memberi Modric skor tertinggi di lapangan (7,8).
AC Milan bisa saja menang dengan selisih gol yang lebih besar, seandainya tembakan Pervis Estupinan, yang ditepis Santiago Gimenez, tidak membentur tiang gawang. Pada menit ke-88, wasit utama menimbulkan kontroversi ketika ia menolak penalti tim tuan rumah, meskipun Christopher Nkunku ditabrak dari belakang oleh seorang pemain bertahan.
Kemenangan tipis di San Siro membantu Milan naik ke posisi ke-6 Serie A dengan 6 poin setelah 3 putaran, tertinggal 1 kemenangan dari pemuncak klasemen Napoli. Di putaran berikutnya, Modric dan rekan-rekannya akan bertandang ke Udinese.
Semakin Tua Jahe, Semakin Pedas Rasanya
Luka Modric, meskipun sudah berusia 40 tahun, membuktikan bahwa usia hanyalah angka ketika ia mencetak satu-satunya gol saat AC Milan mengalahkan Bologna 1-0 di San Siro. Gol gelandang Kroasia ini tak hanya membawa Milan meraih tiga poin penting, tetapi juga menjadikannya gelandang tertua yang mencetak gol dalam satu pertandingan Serie A.
Modric mengatakan setelah pertandingan bahwa itu adalah cara yang luar biasa untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-40.
“Saya harap orang-orang berhenti membicarakan usia saya,” ujarnya.
Modric juga memuji penampilan tim, karena Milan mampu bangkit kembali meskipun menghadapi banyak kesulitan, terutama ketika bola membentur mistar gawang.
Pertandingan ini menjadi bukti umur panjang dan bakat abadi Modric. Meskipun usianya sudah 40-an, ia masih mempertahankan kemampuannya bermain di level tertinggi dengan statistik impresif seperti akurasi umpan 85%, 6/7 duel yang dimenangkan, dan rasio tekel 100%. Statistik ini membuktikan nilainya di lapangan, sehingga menghadirkan kualitas yang dibutuhkan Milan dalam perjalanan mereka menaklukkan Serie A.
Menyaksikan penampilan Modric, Saelemaekers tak menyembunyikan kekagumannya kepada seniornya: “Saya menonton Modric saat masih muda, dan sekarang bermain dengannya adalah mimpi. Dia pemain hebat, tetapi dia pribadi yang jauh lebih mengagumkan.”
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Modric bukan hanya bintang di lapangan, tetapi juga rekan setim yang rendah hati dan berdedikasi.
Melihat Modric terus bersinar di usia 40 tahun, banyak orang tak bisa tidak mengagumi bakatnya yang tak lekang oleh waktu. Dengan Modric di dalam skuad, AC Milan menjanjikan lebih banyak peluang untuk terus melaju musim ini.
Scr/Mashable










