Kisah Noussair Mazraoui, Pemain Muslim yang Berbuka Puasa di Tengah Laga Piala FA Manchester United vs Fulham

06.03.2025
Kisah Noussair Mazraoui, Pemain Muslim yang Berbuka Puasa di Tengah Laga Piala FA Manchester United vs Fulham
Kisah Noussair Mazraoui, Pemain Muslim yang Berbuka Puasa di Tengah Laga Piala FA Manchester United vs Fulham

Laga Manchester United menghadapi Fulham pada babak kelima Piala FA 2024/2025 di Stadion Old Trafford, Minggu 2 Maret 2025, meninggalkan cerita menarik khususnya di bulan Ramadan.

Bek Manchester United, Noussair Mazraoui buka puasa di tengah laga melawan Fulham pada di Piala FA 2024/25. Seperti diketahui, laga babak kelima ini bertepatan dengan bulan Ramadan.

Mazraoui merupakan salah satu pemain inti yang dipasang Ruben Amorim. Pemain asal Maroko itu tampil sebagai gelandang kanan dalam formasi 3-4-3.

Dia tampil penuh sebagai gelandang kanan terlihat menepi ke pinggir lapangan saat memasuki waktu berbuka puasa atau tepatnya pada babak kedua. Dengan sigap, tim ofisial Man United memberinya botol minuman dan bekal berbuka.

Pemain 27 tahun itu kemudian duduk berlutut dan mengonsumsi ‘bekal’ buka puasa di dekat Amorim yang berdiri di pinggir garis batas lapangan.

Para pemain muslim yang berkarier di Inggris memang mendapatkan toleransi dari Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA). Nantinya, waktu yang terbuang akan ditambahkan ke injury time.

“Pemain yang menjalankan ibadah Ramadan akan diberi waktu singkat untuk berbuka. Waktu perkiraan jeda akan dilakukan dan disepakati, dan tidak akan digunakan sebagai waktu minum tim atau waktu istirahat taktis,” tulis Football Association dikutip dari ESPN.

Meski dalam kondisi berpuasa, Noussair Mazraoui tampil hebat seperti biasa. Dia bahkan bermain tanpa diganti dalam laga MU vs Fulham yang berlangsung hingga babak adu penalti.

Berdasarkan statistik Whoscored, Mazraoui jadi pemain terbaik MU keempat yang bermain bagus melawan Fulham setelah Bruno Fernandes, Diogo Dalot, dan Matthijs De Ligt.

Mazraoui menciptakan 70 persen akurasi operan dan memenangi duel udara tiga kali. Pemain 27 tahun itu juga melakukan tiga dribel sukses dan dua tekel.

Hanya saja, Mazraoui gagal membawa Mu meraih kemenangan. Setelah bermain imban 1-1 hingga 120 menit, Setan Merah kalah 3-5 dalam babak adu penalti. Mazraoui tidak termasuk sebagai eksekutor tendangan 12 pas Manchester United.

Liga Europa Pertaruhan yang Lebih sulit daripada Piala FA

Tersingkir dari Piala FA membuat Mazraoui dan Man United hanya memiliki kesempatan juara musim ini lewat Liga Europa. Saat ini MU bakal melakoni babak 16 besar Liga Europa melawan Real Sociedad.

Liga Europa adalah permainan yang penuh risiko. Manchester United finis di posisi ketiga grupnya, hasil yang mengecewakan, tetapi tetap menjadi satu-satunya tim yang belum pernah kalah di Liga Europa musim ini. Amorim telah membantu tim tampil lebih baik di Eropa, dengan enam kemenangan dalam tujuh pertandingan piala terakhir mereka. Tetapi untuk mencapai final, mereka harus mengatasi serangkaian lawan tangguh.

Real Sociedad adalah tantangan pertama. Tim Spanyol tidak sekuat musim lalu karena kehilangan Mikel Merino dan Robin Le Normand, tetapi mereka masih merupakan tim yang disiplin dan sulit dikalahkan. Jika mereka mengatasi Sociedad, Manchester United bisa menghadapi Lyon di perempat final, lalu Roma atau Athletic Bilbao di semi final – tim yang memiliki banyak pengalaman dalam kompetisi ini.

Menurut Opta, Manchester United hanya memiliki peluang 7,3% untuk menjuarai Liga Europa, dan mereka hanya menduduki peringkat kelima sebagai kandidat juara, setelah Lazio, Athletic Bilbao, Roma. Hal ini menunjukkan bahwa meski menjadi tim dengan merek terbesar di turnamen tersebut, “Setan Merah” bukan lagi kandidat teratas untuk juara.

Dari musim yang penuh harapan hingga prospek tangan kosong, Manchester United menghadapi periode yang menentukan.

Manchester United menghadapi terlalu banyak masalah: sistem taktis tidak berjalan mulus, serangan tidak tajam, lini tengah kehilangan kreativitas, dan pertahanan rapuh tanpa Lisandro Martinez dan Amad Diallo. Selain itu, mentalitas pemain juga menjadi tanda tanya besar – apakah mereka masih memiliki kepercayaan kepada tim dan pelatih?

Namun, sepak bola selalu memiliki kejutan. Cara Ten Hag membantu Manchester United mengalahkan Man City di Wembley tahun lalu adalah bukti bahwa tidak ada yang mustahil. Jika Amorim dapat membawa timnya melewati Fulham dan Sociedad, ia akan memiliki kesempatan untuk menulis ulang sejarah. Namun jika gagal, “Setan Merah” akan mengakhiri musim dengan kepahitan – dan mungkin, mereka harus mencari pelatih baru.

Semua akan diputuskan dalam beberapa pekan ke depan. Liga Europa dapat menjadi jalan keluar dari akhirmusim 2024/25 untuk Manchester United.

Scr/(mashable)