Di musim 2024/2025, Real Madrid bukan sekadar tim sepak bola, namun benar-benar menjadi mesin pencetak gol yang menakutkan.
Dengan kuartet Kylian Mbappe, Vinicius Jr, Rodrygo Goes, dan Jude Bellingham, tim asuhan Carlo Ancelotti menciptakan serangan mengerikan, menyapu bersih seluruh lawan dalam perjalanannya.
Sejak awal musim hingga saat ini, kuartet ini sudah menyumbangkan langsung 91 gol, termasuk 59 gol dan 32 assist. Angka-angka itulah yang membanggakan seluruh klub La Liga, hanya tertinggal dari Barcelona (59 gol) dan Villarreal (39 gol).
Landasan Kesuksesan
Mbappe, Vinicius, Rodrygo dan Bellingham – tidak perlu menggabungkan nama mereka menjadi akronim, karena segala sesuatu tentang mereka berkisar pada satu kata: Goal. Ledakan kuartet inilah yang membantu Real Madrid mempertahankan posisinya di kancah domestik dan Eropa.
Total, mereka mencetak 59 gol dari 87 gol tim musim ini, menyumbang 67,8% kekuatan tim, dan menyumbangkan 32 assist. Tidak hanya angka-angka yang mengesankan ini, ini juga merupakan bukti paling nyata dari kombinasi sempurna antara bakat dan taktik. Kuartet ini adalah jantung dari Real Madrid, tempat yang menciptakan kekuatan untuk menaklukkan semua tantangan.
Jika harus memilih pemimpin di antara kuartet tersebut, tidak lain adalah Mbappe. Dia adalah striker hebat dan sosok inspiratif di lapangan.
Hingga saat ini, Mbappe sudah mencetak 15 gol di La Liga, hanya tertinggal dua gol dari Lewandowski dalam perebutan gelar top skorer. Total di semua kompetisi, ia mencetak 22 gol dan 4 assist – sebuah pencapaian yang luar biasa.
Pada laga melawan Valladolid, Mbappe mencetak hat-trick dan membawa pulang bola pertandingan pertamanya dengan seragam Real Madrid. Dia tidak hanya bersinar tetapi juga mengukuhkan dirinya sebagai striker terkemuka dunia – sesuatu yang tidak segan-segan diakui oleh Ancelotti.
Sementara Mbappe memimpin serangan, Bellingham menjadi jantung koordinasi tim. Dengan kemampuannya membaca permainan dan menciptakan peluang, Bellingham mencetak 9 gol dan 10 assist – sebuah pencapaian mengesankan untuk seorang gelandang serang.
Tak hanya pandai berkreasi, mantan bintang Borussia Dortmund itu juga tahu cara bersinar sendiri. Kombinasi teratas antara dia dan rekan satu timnya, seperti assist Mbappe melawan Valladolid, double assist Rodrygo melawan Salzburg, atau gol dari umpan Vinicius di Bergamo, semuanya menunjukkan fleksibilitas dan level Anda.
Vinicius, Sekring yang Tidak Pernah Padam
Meski sempat mengalami kesulitan di tahun 2025 karena cedera dan skorsing, Vinicius tetap mempertahankan performa stabil. Dia mencetak 17 gol (8 di La Liga) dan membuat 11 assist. Angka-angka tersebut menunjukkan, meski belum mencapai puncaknya, Vinicius masih terus menjadi ancaman bagi pertahanan mana pun.
Vinicius selalu tahu bagaimana membuat perbedaan di laga besar. Gandanya melawan Salzburg atau gelar Player of the Match, meski diakuinya bermain kurang bagus, menjadi buktinya.
“Saya tidak menjalani pertandingan yang bagus, Rodrygo pantas mendapatkan yang lebih baik,” kata Vinicius.
Namun meski ia sedang tidak dalam performa terbaiknya, bintang Brasil ini tetap menjadi pemain yang tidak bisa ditinggalkan oleh Real Madrid.
Jika Mbappe adalah pemicunya, Bellingham adalah konduktornya dan Vinicius adalah bintangnya yang eksplosif, maka Rodrygo-lah yang membawa stabilitas ke kuartet. Setelah awal yang lambat, Rodrygo menemukan performa terbaiknya pada tahun 2025. Dia mencetak 11 gol (6 di La Liga) dan membuat 7 assist.
Titik terang Rodrygo adalah kemampuannya menciptakan terobosan di pertandingan yang menemui jalan buntu. Dari dua gol melawan Salzburg hingga penalti penting dalam pertandingan melawan Las Palmas, Rodrygo tidak hanya memberikan dukungan tetapi juga menjadi orang yang menyelesaikan pertandingan sulit.
Carlo Ancelotti menghadapi masalah sulit saat menggunakan kuartet ini. Mbappe, Vinicius dan Rodrygo semuanya cenderung beroperasi di sayap kiri, sementara Bellingham dalam kondisi terbaiknya bermain di dekat kotak penalti. Namun, alih-alih membatasinya, Ancelotti menciptakan skema taktis khusus: menggunakan dua gelandang bertahan untuk melindungi pertahanan, memungkinkan kuartet tersebut bebas berkreasi dan menyerang.
Hasilnya adalah Real Madrid yang memainkan serangan yang berapi-api dan efektif. Meski demikian, tantangan terbesar Ancelotti tetap bagaimana menyeimbangkan serangan dan bertahan, terutama saat menghadapi lawan besar di Liga Champions.
Kuartet Mbappe, Vinicius, Rodrygo dan Bellingham tidak hanya membawa kekuatan luar biasa bagi Real Madrid, tetapi juga menjadi simbol harapan. Namun jalan ke depan tidak akan mudah. Pertandingan Liga Champions akan menjadi ujian terbesar bagi ambisi mereka.
Namun, satu hal yang pasti: Real Madrid saat ini menjadi salah satu tim paling menakutkan di Eropa. Dengan kombinasi kekuatan, bakat dan kreativitas, Los Blancos tidak hanya mengincar gelar juara La Liga, tapi juga mengincar takhta Liga Champions.
Sejak awal musim hingga saat ini, Mbappe, Vinicius, Rodrygo, dan Bellingham telah membuktikan nilai individunya, menunjukkan bahwa mereka adalah tim yang kompak dan tangguh. Grup bintang ini menjadikan Real Madrid kandidat cemerlang di semua kompetisi, sekaligus menciptakan babak baru yang menginspirasi dalam sejarah tim.
Jika kuartet ini terus mempertahankan performanya saat ini, Real Madrid akan menjadi mimpi buruk bagi setiap lawan. Badai putih sejati – serangan yang merusak dan tak terhentikan.
Scr/Mashable