Sejarah sains dan teknologi mencatat banyak nama besar yang telah mengubah cara hidup manusia, tetapi dua tokoh yang sering dibandingkan karena kontribusi besar mereka adalah Alexander Graham Bell dan Thomas Alva Edison. Keduanya hidup di zaman yang sama dan memiliki dampak luar biasa dalam bidangnya masing-masing.
Bell dikenal dengan penemuan telepon, sementara Edison dengan bola lampu pijar dan fonograf. Pertanyaannya adalah siapa yang lebih pintar di antara mereka? Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu melihat perjalanan hidup, gaya kerja, dan kontribusi mereka dalam dunia teknologi. Berikut Mashable Indonesia ulas secara lengkap berdasarkan sejumlah informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber, Selasa (25/3/2025).
Alexander Graham Bell lahir pada 3 Maret 1847 di Edinburgh, Skotlandia, dalam sebuah keluarga yang memiliki minat besar terhadap komunikasi dan linguistik. Ayahnya, Alexander Melville Bell, menciptakan sistem “Visible Speech” yang dirancang untuk membantu orang tuli belajar berbicara.
Pengaruh besar dari keluarga ini membentuk minat Bell pada ilmu suara dan komunikasi, terutama dalam membantu orang dengan gangguan pendengaran. Sepanjang hidupnya, Bell bukan hanya seorang penemu tetapi juga seorang pendidik yang berdedikasi. Ketertarikannya pada komunikasi akhirnya membawanya pada penemuan telepon pada tahun 1876, yang menjadi landasan komunikasi modern saat ini.
Sedangkan Thomas Alva Edison lahir beberapa bulan lebih awal dari Bell, yaitu pada 11 Februari 1847, di Milan, Ohio, Amerika Serikat. Edison dikenal sebagai sosok yang sangat produktif dengan lebih dari 1.000 paten atas namanya.
Thomas adalah seorang pengusaha dan inovator, yang tidak hanya menciptakan berbagai alat revolusioner tetapi juga mengembangkan sistem distribusi yang memungkinkan penemuannya digunakan secara luas. Salah satu pencapaiannya yang paling terkenal adalah bola lampu pijar yang dapat digunakan secara praktis dan sistem kelistrikan yang mendukungnya.
Keduanya memiliki gaya kerja yang berbeda. Bell cenderung bekerja secara mendalam pada proyek-proyek tertentu dan lebih fokus pada aspek sosial dari penemuannya. Ia adalah seorang ilmuwan yang sering terlibat langsung dalam penelitian dan percobaan, serta sangat memperhatikan dampak dari karyanya terhadap masyarakat. Contohnya, telepon bukan hanya alat komunikasi tetapi juga simbol dari upaya Bell untuk menjembatani kesenjangan komunikasi di dunia.
Sementara itu, Edison lebih dikenal dengan pendekatan praktis dan orientasi bisnisnya. Ia mendirikan laboratorium besar di Menlo Park, di mana ia memimpin tim ilmuwan dan insinyur untuk mengembangkan berbagai inovasi.

Gaya kerjanya yang terorganisir dan fokus pada komersialisasi membuatnya tidak hanya seorang penemu tetapi juga seorang pengusaha yang ulung. Penemuan-penemuan seperti fonograf, kinetoskop, dan bola lampu pijar telah mengubah dunia secara praktis dan langsung.
Ketika membandingkan kecerdasan mereka, penting untuk memahami bahwa kecerdasan dapat diukur dalam berbagai cara. Jika kecerdasan intelektual diukur berdasarkan kedalaman penelitian ilmiah dan kontribusi sosial, Alexander Graham Bell memiliki keunggulan.
Pendekatannya yang lebih ilmiah dan filosofis mencerminkan kecerdasannya dalam menciptakan alat yang tidak hanya revolusioner tetapi juga membantu masyarakat secara luas, seperti telepon dan penelitian tentang komunikasi optik.
Di sisi lain, jika kecerdasan praktis diukur berdasarkan kemampuan untuk menciptakan, mengkomersialkan, dan mendistribusikan penemuan kepada masyarakat, maka Thomas Alva Edison berada di puncak.
Gaya kerjanya yang melibatkan inovasi berbasis pasar memungkinkan dia untuk menghasilkan penemuan yang dapat digunakan secara luas, seperti sistem distribusi listrik yang menjadi dasar infrastruktur modern.
Dari segi dampak historis, keduanya memiliki pengaruh yang sangat besar. Alexander Graham Bell dikenal sebagai “Bapak Komunikasi Modern” karena penemuannya pada telepon, yang menjadi fondasi teknologi komunikasi hingga kini. Di sisi lain, Thomas Alva Edison adalah “Arsitek Revolusi Industri Kedua,” yang membawa inovasi dalam penerangan, hiburan, dan distribusi energi.
Menjawab pertanyaan siapa yang lebih pintar di antara keduanya adalah hal yang subjektif dan tergantung pada perspektif yang digunakan. Jika kecerdasan diukur dari kemampuan untuk menciptakan alat yang mendalam secara ilmiah, Bell mungkin lebih unggul. Namun, jika kecerdasan diukur dari kemampuan untuk menciptakan produk yang praktis dan berdampak luas secara komersial, Edison menjadi pilihan yang jelas.
Bagaimanapun, keduanya adalah pionir yang luar biasa dalam bidang masing-masing. Bell dan Edison tidak hanya meninggalkan warisan yang mengubah cara hidup manusia tetapi juga menunjukkan bahwa kecerdasan datang dalam berbagai bentuk dan cara. Warisan mereka terus hidup hingga hari ini, menginspirasi generasi baru untuk bermimpi, menciptakan, dan mengubah dunia.
Scr/Mashable