Untuk tahun kedua berturut-turut, baik Cristiano Ronaldo maupun Lionel Messi tidak masuk dalam 30 nominasi teratas untuk penghargaan Ballon d’Or.
Meski mencetak 33 gol di semua kompetisi musim lalu dan memenangkan UEFA Nations League 2025 bersama Portugal, Ronaldo masih absen dari daftar.
Beberapa jam setelah majalah France Football mengumumkan daftar nominasi, Ronaldo membagikan status di halaman pribadinya dengan isi: “Teruslah bekerja keras, masih banyak yang harus dilakukan”. Bersamaan dengan itu, ia juga mengunggah foto dirinya merayakan gol untuk Al Nassr.
Di usianya yang ke-40, Ronaldo akan kembali absen dari upacara penghargaan di Paris bulan depan. Menariknya, tidak ada pemain yang bermain di luar lima liga top Eropa yang dinominasikan, kecuali Viktor Gyokeres yang baru saja menjalani musim gemilang bersama Sporting Lisbon (Portugal).
Ronaldo telah berulang kali menyatakan ketidakpuasannya karena tidak mampu memenangkan perebutan Ballon d’Or. Pada tahun 2021, CR7 mengkritik keputusan penyelenggara yang menganugerahkan penghargaan tersebut kepada Messi, alih-alih dirinya. Tahun lalu, superstar Portugal tersebut menyatakan bahwa penghargaan untuk pemain pria “tidak lagi memiliki kredibilitas” setelah Rodri mengalahkan Vinicius Junior.
Ronaldo terakhir kali memenangkan penghargaan tersebut pada tahun 2017. Antara tahun 2004 dan 2024, setidaknya satu dari dua superstar Ronaldo atau Messi selalu ada dalam daftar nominasi.
Cristiano Ronaldo baru saja mencetak tiga gol untuk membantu Al Nassr menang 4-0 dalam pertandingan persahabatan melawan Rio Ave, Jumat 8 Agustus 2025 dini hari WIB.
Lamine Yamal dan Ousmane Dembele Goyangkan Persaingan Ballon d’Or 2025
Perebutan Ballon d’Or 2025 memasuki fase menegangkan karena France Football bersiap mengumumkan daftar 30 nominasi dalam waktu dekat.
Setelah kemenangan bersejarah Rodri tahun lalu, sepak bola Spanyol terus menaruh harapan besar pada nama baru: Lamine Yamal.
Baru berusia 18 tahun, pemain muda berbakat Barcelona ini telah menjalani musim yang luar biasa, berkontribusi besar terhadap treble domestik tim Camp Nou dengan 18 gol dan 22 assist dalam 55 pertandingan. Bukan sekadar fenomena remaja, Yamal terbukti menjadi pilar sejati bagi Barcelona dan tim nasional.
Namun, rival terbesar Yamal dalam persaingan ini datang dari Paris: Ousmane Dembele. Pemain sayap Prancis ini menjalani musim terbaik dalam kariernya, membawa Paris Saint-Germain (PSG) meraih treble domestik dan khususnya gelar Liga Champions pertama dalam sejarah klub.
Dengan 35 gol dan 16 assist dalam 53 pertandingan, Dembele telah jauh melampaui apa yang sebelumnya ditunjukkannya di Barcelona.
Dalam pemungutan suara sebelumnya, terdapat 6 pemain Spanyol yang masuk dalam daftar pendek, termasuk Rodri, Lamine Yamal, Dani Carvajal, Alex Grimaldo, Nico Williams, dan Dani Olmo. Namun, musim ini telah mengalami perubahan besar.
Rodri dan Carvajal sebagian besar menepi karena cedera. Olmo mulai kehilangan tempat di Barcelona, sementara Grimaldo dan Nico Williams belum mampu mengulangi performa musim lalu.
Sebaliknya, nama-nama baru bermunculan. Pedri menjalani musim penuh tanpa cedera, kembali bermain sebagai konduktor gaya bermain Barcelona. Fabian Ruiz adalah bagian tak terpisahkan dari skuad PSG yang menjuarai Kejuaraan Eropa, membantu mengukuhkan posisi pemain Spanyol di level tertinggi.
Selain munculnya talenta muda, banyak nama besar menghadapi risiko meninggalkan 30 besar. Artem Dovbyk, Phil Foden, Emiliano Martínez, Antonio Rüdiger… adalah nama-nama yang kemungkinan akan dihapus dari daftar karena kinerja yang buruk atau kontribusi yang terbatas musim ini.
Sebaliknya, generasi baru yang menjanjikan siap beraksi. Raphinha, Desire Doue, Julian Alvarez, Achraf Hakimi, Nuno Mendes, Gianluigi Donnarumma, dan Robert Lewandowski semuanya telah menjalani musim yang impresif, dengan statistik dan performa yang memungkinkan mereka bersaing untuk mendapatkan nominasi. Beberapa dari mereka bahkan berpeluang masuk 10 besar jika performa mereka terus berlanjut hingga akhir musim.
Perlombaan Ballon d’Or tahun ini menjanjikan bukan hanya menjadi ajang kompetisi antara dua individu yang luar biasa, tetapi juga secara jelas menggambarkan transisi generasi, di mana bintang-bintang baru seperti Lamine Yamal tengah bangkit dengan kuat untuk menulis ulang sejarah.
Scr/Mashable










