Eric Cantona dan Mohamed Salah Kompak Kecam Israel yang Bunuh ‘Pele dari Palestina’

11.08.2025
Eric Cantona dan Mohamed Salah Kompak Kecam Israel yang Bunuh 'Pele dari Palestina'
Eric Cantona dan Mohamed Salah Kompak Kecam Israel yang Bunuh 'Pele dari Palestina'

Dunia sepak bola kembali dirundung duka dengan kabar tewasnya Sulejman Al-Obeid, mantan kapten tim nasional Palestina yang dijuluki ‘Pele Palestina’. Menurut laporan dari Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA), pemain berusia 41 tahun ini tewas akibat serangan bom Israel di Gaza saat sedang menunggu bantuan kemanusiaan di wilayah Rafah.

Tragedi ini memicu reaksi keras dari dua ikon sepak bola dunia, Eric Cantona dan Mohamed Salah, yang secara terbuka mengecam tindakan Israel dan menyerukan keadilan untuk Palestina.

Kematian Tragis Sulejman Al-Obeid

Sulejman Al-Obeid, yang dikenal sebagai salah satu bintang sepak bola Palestina, telah mencatatkan 24 penampilan untuk tim nasional Palestina dengan mencetak dua gol selama kariernya. Pemain kelahiran Gaza City ini pernah menjadi top skorer liga domestik Palestina selama tiga tahun berturut-turut antara 2015 hingga 2018.

Julukan ‘Pele Palestina’ disematkan kepadanya karena bakat luar biasa dan dedikasinya dalam menginspirasi anak-anak Palestina di tengah kondisi sulit akibat konflik berkepanjangan.

Menurut laporan Reuters, Al-Obeid tewas pada Rabu, 6 Agustus 2025, ketika pasukan Israel diduga menembaki kerumunan warga yang sedang mengantre untuk menerima bantuan kemanusiaan di Gaza selatan. Rumah keluarga Al-Obeid juga telah hancur akibat bombardir sebelumnya, memaksa ia dan keluarganya tinggal di tenda-tenda di tengah reruntuhan Gaza City.

Eric Cantona: Seruan untuk Kebebasan Palestina

Legenda Manchester United, Eric Cantona, dengan tegas menyuarakan kemarahannya melalui unggahan di akun Instagramnya, @ericcantona.

Dalam postingannya, Cantona menulis, “Israel baru saja membunuh bintang tim nasional Palestina, Suleiman Al-Obeid, saat menunggu bantuan di Rafah. Ia dijuluki ‘Pele Palestina’. Sampai kapan kita akan membiarkan genosida ini terjadi??? Bebaskan Palestina.”

Pernyataan ini bukanlah kali pertama Cantona angkat bicara soal isu Palestina. Sebelumnya, pada Juli 2025, ia juga menyebut tindakan Israel sebagai “genosida” dan meminta dunia untuk mengakhiri impunitas Israel. Sikap vokal Cantona, yang dikenal sebagai sosok karismatik dengan pengaruh besar di dunia sepak bola, berhasil menarik perhatian global dan memicu diskusi luas di media sosial.

Mohamed Salah Sindir UEFA

Sementara itu, bintang Liverpool, Mohamed Salah, menyoroti respons UEFA yang dianggapnya kurang transparan terkait kematian Al-Obeid. UEFA, melalui akun resmi X-nya, mengeluarkan pernyataan belasungkawa pada 8 Agustus 2025 yang berbunyi, “Selamat jalan untuk Suleiman al-Obeid, ‘Pele Palestina’. Ia seorang talenta yang memberi harapan bagi banyak anak, bahkan di masa-masa tergelap.”

Namun, pernyataan ini tidak menyebutkan penyebab kematian Al-Obeid, yang memicu reaksi dari Salah. Melalui akun X-nya, @MoSalah, ia mengutip unggahan UEFA dan menulis, “Bisa jelaskan bagaimana ia meninggal, di mana, dan kenapa?”

Sindiran singkat namun tajam dari Salah ini langsung viral, dengan lebih dari 1,3 juta suka dan 365.000 repost dalam waktu singkat, menunjukkan pengaruh besar Salah sebagai salah satu pemain Muslim paling terkenal di dunia.

Dampak dan Konteks yang Lebih Luas

Kematian Al-Obeid menambah daftar panjang korban dari komunitas olahraga Palestina. Menurut PFA, sejak Oktober 2023, lebih dari 660 atlet dan anggota keluarga mereka telah tewas akibat konflik di Gaza, termasuk 321 pemain sepak bola. Kondisi krisis kemanusiaan di Gaza, termasuk kelaparan yang meluas, telah memperburuk situasi, dengan laporan PBB menyebutkan lebih dari 1.300 warga Palestina tewas saat mencoba mengakses bantuan makanan sejak Mei 2025.

Respons dari pihak Israel, melalui juru bicara militer Nadav Shoshani, menyatakan bahwa mereka tidak memiliki catatan insiden yang melibatkan Al-Obeid dan meminta informasi lebih lanjut untuk penyelidikan. Namun, pernyataan ini tidak meredam kemarahan komunitas sepak bola global.

Cantona dan Salah, dengan platform besar yang mereka miliki, berhasil membawa isu ini ke perhatian dunia.

Cantona, yang dikenal sebagai figur berani dalam menyuarakan pendapat, menggunakan nada emosional untuk menyerukan keadilan, sementara Salah memilih pendekatan yang lebih halus namun tak kalah kuat dengan mempertanyakan sikap UEFA. Keduanya menunjukkan bahwa sepak bola bukan hanya tentang permainan, tetapi juga platform untuk menyuarakan kemanusiaan.

Sepak Bola sebagai Suara Kemanusiaan

Reaksi Cantona dan Salah mencerminkan bagaimana sepak bola dapat menjadi alat untuk menyoroti isu-isu kemanusiaan. Sebelumnya, Salah pernah menyerukan bantuan kemanusiaan untuk Gaza pada Oktober 2023, menyatakan bahwa “semua nyawa adalah suci dan harus dilindungi.”

Sementara itu, Cantona, yang dulu dikenal sebagai “King Eric” di Old Trafford, kini menggunakan pengaruhnya untuk memperjuangkan isu-isu sosial, termasuk kebebasan Palestina.

Tragedi kematian Al-Obeid bukan hanya kehilangan bagi sepak bola Palestina, tetapi juga pengingat akan dampak konflik terhadap kehidupan manusia. Dengan suara-suara seperti Cantona dan Salah, dunia diajak untuk tidak tinggal diam di tengah ketidakadilan.

Scr/Mashable