Bruno Fernandes baru saja mencapai 300 penampilan untuk Manchester United, menjadi orang Portugal kedua setelah Cristiano Ronaldo yang melakukannya.
Setelah 300 penampilan untuk Manchester United, Bruno Fernandes tak hanya mencapai tonggak sejarah yang melambangkan kegigihan, tetapi juga membangkitkan citra Cristiano Ronaldo —seorang ikon yang hampir dua dekade sebelumnya. Namun, di antara kedua rekan senegaranya ini terdapat dua perjalanan yang berbeda, yang mencerminkan dua era “Setan Merah” yang kontras.
Dari Ronaldo ke Bruno: Dua jalan, Satu Semangat
Ketika Ronaldo kembali ke Manchester United pada tahun 2021, Bruno Fernandes menjadi jantung tim. Mereka hanya bersama selama 18 bulan, tetapi ikatan di antara keduanya – dari Portugal hingga Old Trafford – telah bertahan seumur hidup. Tak mengherankan, Ronaldo-lah yang meyakinkan Fernandes untuk bertahan di musim panas ini, di tengah minat yang terus-menerus dari Liga Pro Saudi, tempat CR7 bermain untuk Al Nassr.
Fernandes tahu bahwa warisan terbesar Ronaldo di Old Trafford bukan hanya gol-golnya, tetapi juga hasratnya yang besar untuk menang. Penampilannya yang ke-300 untuk United, yang diraih dalam kemenangan 4-2 atas Brighton, menunjukkan bahwa Fernandes telah memilih jalan yang lebih sulit: bertahan di tengah periode pembangunan kembali yang kacau ketika banyak bintang lain telah memilih untuk hengkang.
Meskipun Ronaldo diangkat ke status legendaris berkat penampilan gemilangnya di Liga Champions dan Ballon d’Or pada tahun 2008, Fernandes tampil mengesankan dengan kegigihan dan tanggung jawabnya di masa ketika Manchester United kehilangan status tersebut. Ia tidak memiliki Paul Scholes, Ryan Giggs, atau Sir Alex Ferguson, tetapi ia tetap membawa tim melewati berbagai generasi manajer – dari Ole Gunnar Solskjær, Ralf Rangnick, Erik Ten Hag hingga Ruben Amorim saat ini.
Selama tahun-tahun ketika Setan Merah berjuang menemukan jati diri, Fernandes adalah jantung langka yang menjaga tim tetap hidup. Ia bermain hampir di setiap pertandingan, selalu berada di puncak klasemen Liga Primer dalam hal jarak tempuh, dan jarang absen karena cedera. Baginya, setiap pertandingan bukan sekadar kewajiban, melainkan sebuah pernyataan kebanggaan.
Dua Generasi, Aspirasi Setan Merah yang Sama
Bandingkan dengan 100 gol dan 87 assist dalam 300 pertandingan, sementara Ronaldo mencetak 124 gol dan 67 assist. Statistik tersebut menunjukkan banyak hal: Fernandes memang bukan pencetak gol, tetapi dialah yang membuat serangan klub berhasil. Dia bisa mengambil tendangan bebas, mengoper, menekan, dan bersaing – seorang pemimpin di era sepak bola modern.
Ronaldo rata-rata mencetak satu gol setiap 185 menit, sementara Fernandes 255 menit. Namun, jika gol dan assist dihitung, mantan bintang Sporting Lisbon ini terlibat dalam satu gol setiap 136 menit, hanya sedikit lebih sedikit daripada Ronaldo (120 menit). Mengingat penurunan tajam kualitas skuad dan stabilitas klub, pencapaian ini patut diacungi jempol.
Perbedaan yang lebih besar terletak pada konteks kedua era tersebut. Ketika Ronaldo masih muda, Man Utd adalah mesin kemenangan yang dipimpin oleh Sir Alex Ferguson, menaklukkan Liga Inggris dan Liga Champions sebagai hal yang rutin. Ketika Fernandes tiba, klub sedang bergejolak – berganti manajer, berganti direktur, berganti arah.
Namun di tengah kekacauan itu, Fernandes masih menemukan cara untuk menang. Ia mengangkat Piala Liga dan Piala FA bersama klub di bawah asuhan Erik ten Hag – dua trofi langka setelah hampir satu dekade haus akan kejayaan. Itu bukanlah puncak karier Ronaldo, tetapi merupakan langkah pertama dalam perjalanan membangun kembali klub.
Fernandes memang tidak memiliki kecepatan dan kelas dunia seperti CR7, tetapi ia memiliki apa yang dimiliki Ronaldo saat pertama kali tiba di Inggris: semangat pantang menyerah. Keduanya memiliki DNA Portugal, tetapi ditempa di dua lingkungan yang berbeda. Ronaldo adalah bintang dunia yang meledak di bawah sorotan, sementara Fernandes adalah pemain pendiam yang lebih mementingkan klub daripada sorotan.
Fernandes kini menjadi pemain ke-52 dalam sejarah Man Utd yang mencapai 300 penampilan, dan berpeluang segera melampaui rekor Ronaldo sebanyak 346 penampilan. Namun, sekalipun ia berhasil, ia tak pernah ingin menjadi “Ronaldo baru”. Fernandes memahami bahwa perannya bukanlah untuk menciptakan kembali legenda, melainkan untuk menjaga sang ikon tetap hidup di masa-masa sulit.
Dulu, Ronaldo mewakili Manchester United yang makmur. Kini, Fernandes adalah simbol Manchester United yang bangkit kembali. Yang satu menaklukkan dunia, yang satu lagi berjuang menyelamatkan harga diri. Dua jalan berbeda, tetapi mengarah ke titik yang sama: api Portugal yang tak pernah padam di Old Trafford.
Scr/Mashable










