Pemain Santos FC, Ketlen Wiggers, menuliskan tonggak sejarah yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah sepak bola wanita Brasil ketika ia tetap turun ke lapangan untuk berlatih bersama tim saat sedang hamil delapan bulan.
Menurut Sinar Daily, ini adalah pertama kalinya seorang pemain wanita di Brasil tetap berlatih di tahap akhir kehamilan. Penampilan Ketlen di lapangan latihan, mengenakan seragam Santos FC yang familiar dengan perut buncit, membuat para penggemar terharu dan kagum.
Sepanjang kehamilannya, Ketlen menerima dukungan khusus dari staf pelatih, tim medis, dan rekan satu timnya. Pelatih kebugaran Isabella Silva Matos mengatakan timnya merancang program latihan khusus agar ia dapat menjaga kebugarannya sekaligus memastikan keselamatan ibu dan bayinya.
“Sejak hamil, Ketlen telah melakukan pemanasan, melatih kekuatan kaki, koordinasi, dan kemampuan merasakan bola. Namun, kami telah sepenuhnya menghilangkan kontak fisik atau latihan intensitas tinggi. Dalam sesi latihan utama, ia hanya melakukan operan individu, umpan silang, dan tembakan,” ujar pelatih Matos.
Kegigihan Ketlen muncul seiring FIFA memperkenalkan peraturan baru mulai tahun 2021, yang mewajibkan klub untuk menjamin tunjangan dan cuti hamil bagi pemain wanita profesional. Santos FC adalah salah satu pelopor di Brasil yang menerapkan kebijakan ini secara ketat.
Ketlen saat ini sedang beristirahat untuk mempersiapkan kelahiran putra pertamanya, Lucca. Setelah melahirkan, sang striker berencana untuk kembali berlatih bersama Santos pada awal 2026, siap untuk musim baru.
Striker veteran berusia 32 tahun ini adalah pencetak gol terbanyak sepanjang masa Santos. Ia membuktikan bahwa kecintaan pada sepak bola dapat melampaui segala batasan. Bagi banyak penggemar, perjalanan Ketlen bukan sekadar kisah olahraga, tetapi juga bukti tekad, kecintaan pada profesi, dan kekuatan abadi para perempuan.
Bolehkan Pesepak Bola Putri yang Tengah Hamil Bermain Sepak Bola?
Secara medis, jawabannya tegas: sepak bola termasuk olahraga berisiko tinggi yang harus dihindari selama kehamilan. Mengacu pada panduan kesehatan ternama seperti Baby Centre dan Liip Care yang dikutip KlikDokter, sepak bola masuk kategori olahraga kontak fisik (contact sport) yang berpotensi menyebabkan benturan langsung ke area perut.
Tendangan, tackling, lompatan merebut bola, atau bahkan tabrakan tak sengaja dengan pemain lain dapat memicu trauma abdomen. Dampaknya? Risiko keguguran, solusio plasenta (lepasnya plasenta dari dinding rahim), hingga perdarahan internal yang mengancam nyawa ibu dan bayi.
Selain kontak fisik, sepak bola juga membawa risiko jatuh dan hilangnya keseimbangan. Saat perut membesar, pusat gravitasi tubuh berubah drastik. Sprint mendadak, berbelok cepat, atau duel udara menjadi “bom waktu”.
Data American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyebutkan, setelah trimester pertama, olahraga dengan intensitas tinggi dan risiko trauma harus dihentikan total. FIFA Medical Assessment and Research Centre (F-MARC) pun dalam panduannya tahun 2022 menyatakan bahwa pesepak bola hamil tidak diizinkan bertanding demi alasan keselamatan.
Namun, bukan berarti atlet putri harus “dipensiunkan” sementara. Banyak bintang dunia yang tetap aktif dengan modifikasi. Cristiane Rozeira (Brasil) dan Sydney Leroux (AS) memilih latihan ringan seperti jogging, yoga prenatal, atau berenang hingga trimester kedua.
Sara Björk bahkan berlatih bola tanpa kontak hingga bulan kelima. Kuncinya: selalu konsultasi dokter kandungan dan pelatih bersertifikat kehamilan. Dokter bisa menentukan batas aman berdasarkan usia kehamilan, riwayat kesehatan, dan posisi plasenta.
Di Indonesia, kasus pesepak bola putri hamil masih jarang terekspos, tapi PSSI sudah memiliki regulasi perlindungan atlet wanita sejak 2021. Klub-klub Liga 1 Putri wajib memberikan cuti hamil berbayar minimal 3 bulan sebelum dan 3 bulan sesudah melahirkan, mirip aturan FIFA.
Ini membuktikan bahwa kehamilan bukan akhir karier, melainkan fase transisi.Kesimpulannya, meski hati ingin terus menggocek bola, pesepak bola putri yang hamil sebaiknya tidak bermain dalam pertandingan resmi. Prioritaskan kesehatan buah hati tanpa harus meninggalkan sepak bola sepenuhnya.
Latihan ringan, fisioterapi khusus, dan dukungan tim medis klub bisa menjaga kebugaran hingga hari-H kelahiran. Ketika si kecil lahir, lapangan hijau masih akan menanti sang ibu untuk kembali mengguncang dunia—lebih kuat dari sebelumnya.
Scr/Mashable










