Katya
Katya

Katya—Ketika “The Devil” Menawarkan Terapi di Balik Dinding Suara

Jakarta Selatan tidak pernah kehabisan talenta, tapi Katya menawarkan sesuatu yang lebih gelap dan jujur. Dari isu bullying hingga tragedi romansa, simak bagaimana "The Devil" mengubah kesedihan menjadi anthem distorsi yang memukau.
02.12.2025

Di tengah riuhnya skena musik independen Jakarta Selatan, menemukan sebuah entitas yang menawarkan kedalaman substansi—bukan sekadar estetika visual—adalah sebuah kemewahan. Katya, unit Indie Rock/Shoegaze yang perlahan namun pasti mulai mencuri perhatian, hadir menjawab dahaga tersebut.

Mereka tidak sekadar bermain musik; mereka membangun atmosfer. Dijuluki “The Devil” oleh para pendengar loyalnya, moniker ini justru bukan simbol kejahatan, melainkan representasi dari keberanian mereka menyentuh sisi gelap emosi manusia.

Digawangi oleh empat pilar utama—Aqli (Vokal/Gitar), Abe (Gitar), Aldo (Bass), dan Apam (Drum)—Katya piawai meramu lanskap suara dreamy yang bertabrakan dengan lirik puitis nan menusuk. Bagi mereka, kebisingan adalah terapi. Musik mereka adalah ruang aman di mana kesedihan tidak untuk disangkal, melainkan dibedah, dirayakan, dan dirakit ulang menjadi harmoni yang membius.

Berikut adalah bedah karya dan visi besar dari unit yang digadang-gadang akan menjadi “the next big thing” di kancah musik arus pinggir.

Tiga Jejak Diskografi Katya

Sejak menapakkan kaki pada Juni 2020, Katya tidak membuang waktu dengan rilisan yang setengah matang. Setiap single yang dilepas memiliki bobot narasi yang berat, menunjukkan kematangan artistik yang jarang ditemui pada pendatang baru.

1. ‘Some of Us’ (2020): Sebuah Anthem Anti-Bullying

Jika ada cara terbaik untuk memperkenalkan diri, Katya melakukannya lewat lagu ini. ‘Some of Us’ bukan sekadar debut; ini adalah pernyataan sikap.

Artwork Some of Us - Katya
Artwork Some of Us – Katya

Lagu ini langsung menembus Top 10 Spotify Editorial Playlist: New Music Friday Indonesia sesaat setelah dirilis. Berangkat dari observasi Aqli terhadap fenomena perundungan (bullying) dan trauma mental yang kerap berujung fatal, trek ini dibalut aransemen minimalis namun memiliki lirik yang sangat well-literate.

Katya menggunakan distorsi mereka sebagai megafon bagi mereka yang terasing dan tak bersuara.

2. ‘Mariticide’: Romantisasi Tragedi Tak Lazim

Meninggalkan ledakan debutnya, Katya bergeser ke wilayah yang lebih dingin lewat ‘Mariticide’. Judul yang diambil dari terminologi Latin—merujuk pada tindakan istri membunuh suaminya—menunjukkan keberanian Katya mengangkat tema yang tidak populer.

Katya MariticideArtworkForWeb
Artwork Mariticide – Katya

Di trek ini, instrumen terdengar lebih lembut, mengalun seperti air mata yang jatuh perlahan. Namun, kontrasnya terletak pada lirik yang tajam tanpa ampun.

Kemampuan mereka mengubah topik macabre menjadi komposisi shoegaze yang elegan membuat kritikus musik seperti Miguel berdecak kagum. Ini adalah bukti orisinalitas Katya; mereka menciptakan arus, bukan mengikutinya.

3. ‘Ursula’ (2021): Puncak Katarsis Emosional

Jika dua lagu sebelumnya adalah observasi sosial dan fiksi gelap, maka ‘Ursula’ adalah curahan hati yang paling personal. Trek ini dengan cepat menjadi fan favorite karena resonansinya yang kuat.

Artwork Ursula - Katya
Artwork Ursula – Katya

Sang vokalis, Aqli, menuturkan bahwa ‘Ursula’ adalah monumen kesedihan dari sebuah kisah cinta nyata. Lagu ini berbicara tentang dua manusia yang saling mencintai namun dipaksa menyerah oleh takdir.

Lewat ‘Ursula’, Katya menegaskan posisi mereka sebagai band yang mampu mengubah trauma pribadi menjadi karya seni yang universal dan relevan bagi siapa saja yang pernah patah hati.


Visi 2026: Melompati EP Menuju Album Konseptual

Di saat banyak band memilih jalur aman dengan merilis EP (Mini Album) sebagai jembatan karier, Katya memilih jalan terjal yang ambisius. Mereka memutuskan untuk melompati fase EP dan langsung membidik Debut Full Album.

Keputusan ini bukan tanpa alasan. Narasi yang ingin mereka sampaikan terlalu masif untuk sekadar ditampung dalam format EP. Album yang dijadwalkan rilis pada September 2026 ini akan memuat 13 trek yang saling terhubung, membentuk satu benang merah cerita: sebuah perjalanan cinta tragis dari awal pertemuan hingga perpisahan yang tak terelakkan.

Menariknya, ‘Ursula’ telah diplot sebagai trek pembuka—sebuah teaser menjanjikan akan betapa emosionalnya perjalanan album ini nanti. Sebagai pemanasan menuju September, Katya juga telah menyiapkan amunisi double single yang akan dilepas pada April dan Juli 2026.

Katya bukan sekadar filler di playlist Anda. Dengan melodi gitar yang “mahal” dan lirik berkelas, kuartet Jakarta Selatan ini adalah penantang serius yang siap menembus batas pasar domestik.

Temukan diskografi Katya di platform streaming favoritmu dan ikuti keseharian mereka via Instagram di @katyamusric.