Wu Yanni Pecahkan Rekor Nasional Lari Gawang, Tapi Malah Dihujani Kritik Netizen China

14.04.2025
Wu Yanni Pecahkan Rekor Nasional Lari Gawang, Tapi Malah Dihujani Kritik Netizen China
Wu Yanni / Foto: Instagram

Wu Yanni, atlet lari gawang asal China berusia 27 tahun, kembali jadi sorotan publik. Bukan hanya karena penampilannya yang mencuri perhatian di lintasan, tapi juga karena sikap dan gaya hidupnya yang kontroversial di mata publik negeri Tiongkok.

Dalam ajang World Athletics Championships yang digelar di Nanjing baru-baru ini, Wu mencatatkan prestasi membanggakan.

Ia berhasil mencetak rekor nasional baru untuk nomor lari gawang 60 meter putri dengan waktu 8,01 detik, hanya terpaut 0,01 detik dari pelari Jamaika Ackera Nugent yang berada di posisi kedua.

Prestasi ini tentu menjadi tonggak penting dalam karier atletik Wu dan memperlihatkan potensi besarnya untuk terus bersaing di level dunia.

Wu Yanni / Foto: Instagram

Namun, sayangnya Wu Yanni gagal merebut gelar juara. Di babak final, posisi teratas direbut oleh Devynne Charlton dari Bahamas dengan catatan waktu 7,72 detik.

Sementara Ditaji Kambundji dari Swiss dan Ackera Nugent menyusul di posisi dua dan tiga dengan waktu masing-masing 7,73 dan 7,74 detik.

Meski pemecahan rekor tersebut seharusnya layak diapresiasi, Wu justru mendapatkan kritik pedas dari warganet di China. Banyak yang menilai bahwa Wu terlalu fokus pada penampilannya di luar lapangan, ketimbang mengasah kemampuan di arena olahraga.

Salah satu komentar di platform media sosial Weibo bahkan menyebut, “Kemampuan dan reputasinya tidak sepadan. Dia hanya alat pemasaran dan selebriti internet.”

Komentar lain membandingkan Wu dengan legenda lari gawang China, Liu Xiang, yang pernah meraih medali emas Olimpiade dan dua gelar juara dunia. “Jauh sekali dari level Liu Xiang,” tulis seorang pengguna.

Gaya Hidup yang Tuai Pro dan Kontra

Wu Yanni memang dikenal tidak hanya sebagai atlet, tapi juga sebagai selebriti internet. Ia aktif di berbagai platform media sosial dan menjadi brand ambassador untuk sejumlah merek ternama.

Wu Yanni / Foto: Instagram

Penampilannya yang menonjol di arena, seperti mengenakan makeup mencolok, memakai perhiasan saat bertanding, hingga memperlihatkan tato di tubuhnya, menjadi bahan perdebatan publik.

Di China, aturan yang berlaku menyatakan bahwa atlet tidak diperbolehkan menampilkan tato di siaran televisi. Namun, Wu tampaknya tidak ambil pusing dan tetap tampil dengan gaya khasnya, yang menurut sebagian kalangan dianggap melanggar etika atlet profesional.

Selain itu, Wu juga diketahui memiliki hubungan pertemanan dengan sejumlah figur publik dan selebriti di China, yang makin memperkuat citranya sebagai atlet sekaligus publik figur. Beberapa kritikus menilai bahwa gaya hidup seperti ini berpotensi mengganggu fokus dan konsistensi seorang atlet.

Namun di sisi lain, tidak sedikit pula yang membela Wu. Mereka berpendapat bahwa selama Wu mampu menunjukkan performa yang kompetitif dan terus mencetak prestasi, maka gaya personalnya seharusnya tidak menjadi masalah.

“Kalau dia bisa terus pecahkan rekor, kenapa kita ribut soal makeup atau perhiasan?” komentar salah satu pendukung Wu di media sosial.

Menuju Olimpiade, Wu Harus Buktikan Diri

Dengan usia 27 tahun, Wu Yanni masih punya waktu untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya di pentas olahraga dunia.

Meskipun belum berhasil merebut medali di Kejuaraan Dunia kali ini, rekor nasional yang ia pecahkan menjadi sinyal positif bahwa ia berada di jalur yang tepat.

Namun, untuk benar-benar mendapatkan tempat di hati publik dan menghapus cap sebagai selebriti semata, Wu perlu membuktikan dirinya dalam ajang yang lebih besar, seperti Olimpiade.

Di sinilah pembuktian sejati bagi seorang atlet berada, bukan hanya soal gaya atau popularitas.

Meskipun dihujani kritik, Wu tetap menjadi salah satu harapan baru atletik China di nomor lari gawang putri. Kombinasi antara bakat, dedikasi, dan kepribadian yang kuat bisa menjadi kekuatan, selama ia mampu menyeimbangkannya dengan fokus terhadap prestasi.

Scr/Mashable