Ketika investor cryptocurrency Chun Wang membiayai penerbangan SpaceX melewati Kutub Utara dan Kutub Selatan, ia mengira akan bisa melihat tanda-tanda aktivitas penjelajah dan penelitian di bawah sana.
Namun dari ketinggian 260 mil di atas permukaan bumi, ia tak melihat jejak manusia, hanya kesunyian dan pemandangan es putih murni yang tampak tak berujung.
Wang dan tiga rekannya adalah orang pertama yang terbang melintasi kutub Bumi dari luar angkasa. Bersama dia di dalam kapsul kecil Dragon adalah Jannicke Mikkelsen, Rabea Rogge, dan Eric Philips.
Misi pribadi ini diluncurkan dari Kennedy Space Center milik NASA di Cape Canaveral, Florida, menggunakan roket Falcon 9 pada 31 Maret 2025. Ini adalah pesawat yang sama yang membawa Polaris Dawn, misi pertama yang melakukan jalan-jalan luar angkasa oleh warga sipil, tahun 2024 lalu.
“Aku rasa 60 atau 70 persen dari waktu aku melihat ke luar jendela secara acak, yang aku lihat hanyalah warna putih,” kata Wang dalam sebuah video yang ia bagikan di X, platform sosial milik pendiri SpaceX Elon Musk.
Namun hal itu tampaknya tidak mengecewakan para penumpang dalam perjalanan otomatis mereka mengelilingi planet ini.
“Itu sangat epik, karena ini seperti gurun yang berbeda,” kata Rogge, “jadi itu terus berlanjut dan berlanjut dan berlanjut, semuanya putih. Sangat indah.”
Meski tak ada bangunan atau perkembangan yang terlihat, dampak manusia secara tidak langsung tetap terlihat dari jendela kubah mereka, seperti bukti perubahan iklim pada lapisan es.
Perjalanan Fram2, yang dinamai dari kapal abad ke-19 yang membawa penjelajah ke wilayah kutub, diperkirakan akan berlangsung selama tiga hingga lima hari.
Wang merekam wilayah Antarktika yang katanya pernah ia kunjungi langsung pada tahun 2013. Ia menyebutkan semenanjung tersebut dipenuhi dengan gunung berapi.
Pada ketinggian mereka, kapsul Dragon meluncur dari Kutub Utara ke Kutub Selatan hanya dalam waktu sedikit lebih dari 46 menit dan menyelesaikan satu putaran penuh dalam sekitar 1,5 jam.
Itu 30 kali lebih cepat dari misi One More Orbit pada 2019, menurut SpaceX, yang mencatatkan Rekor Dunia Guinness saat mengelilingi Bumi dengan jet Gulfstream G650ER. Mikkelsen, salah satu anggota kru Fram2, turut serta dalam penerbangan tersebut.
Stasiun Luar Angkasa Internasional mengorbit Bumi di ketinggian yang hampir sama, meskipun arahnya dari barat ke timur.
Karena hal ini, kutub secara praktis tak terlihat oleh para astronot di laboratorium luar angkasa tersebut. Astronot Apollo memang sempat melihat kutub dari luar angkasa, tapi hanya dari jarak yang sangat jauh.
Sebelum misi pribadi ini, penerbangan luar angkasa dengan lintang paling utara tertinggi dilakukan oleh misi Soviet Vostok 6 pada 65 derajat lintang.
Meski ini adalah orang-orang pertama yang melakukan perjalanan tersebut, orbit polar rendah Bumi sudah umum digunakan untuk satelit pemantau cuaca dan mata-mata.
Dalam pembaruan misi, Wang menulis di X bahwa beberapa jam pertama dalam keadaan tanpa gravitasi terasa tidak nyaman, dengan semua kru mengalami mual akibat mabuk gerak.
“Bahkan seteguk air kecil pun bisa membuat perut terasa tidak enak dan memicu muntah,” tulisnya.
Namun pada Rabu pagi, gejala tersebut sebagian besar telah mereda, katanya.
Kru Fram2 akan melakukan hampir dua lusin eksperimen selama penerbangan mereka. Keempatnya juga diperkirakan akan mengamati cahaya hijau dan ungu pucat yang mirip dengan aurora.
Scr/Mashable