Rover Curiosity milik NASA telah menemukan sesuatu yang menarik di permukaan Mars yang terpapar radiasi.
Robot seukuran mobil ini, yang dilengkapi dengan instrumen pencari molekul bernama Sample Analysis at Mars (SAM), berhasil mengidentifikasi senyawa organik terpanjang yang pernah ditemukan di Mars.
Senyawa ini diduga merupakan fragmen dari ‘asam lemak’, salah satu komponen pembentuk kehidupan di Bumi yang bisa membentuk membran sel.
Meski penemuan ini bukan bukti pasti adanya kehidupan di masa lalu di Mars, karena asam lemak juga bisa terbentuk melalui proses non-biologis, hal ini menunjukkan bahwa potensi bukti kehidupan dapat bertahan dalam kondisi ekstrem di permukaan Mars.
Penemuan ini juga menegaskan bahwa rover bertenaga nuklir milik NASA telah menjalankan tugasnya dengan baik, mengidentifikasi potensi tanda-tanda kehidupan. Kini, sampel yang dikumpulkan harus dianalisis lebih lanjut oleh para ilmuwan di Bumi.
“Kami siap mengambil langkah besar berikutnya dan membawa sampel Mars ke laboratorium kami di Bumi untuk menyelesaikan perdebatan tentang kehidupan di Mars,” kata Daniel Glavin, ilmuwan senior program pengembalian sampel di NASA’s Goddard Space Flight Center.
Namun, perdebatan mengenai kehidupan di Mars tidak akan segera terselesaikan. Misi Mars Sample Return milik NASA saat ini masih tertunda karena badan antariksa tersebut sedang mencari cara yang lebih murah dan lebih sederhana untuk mengangkut sampel yang telah dikumpulkan oleh robot Perseverance.
Sampel ini disimpan dalam tabung titanium berukuran cerutu. Rencana final baru akan diputuskan pada tahun 2026, dan kemungkinan besar sampel tersebut baru bisa tiba di Bumi sekitar pertengahan 2030-an.
Senyawa organik yang baru diidentifikasi ini, yang berbasis karbon seperti banyak bentuk kehidupan di Bumi, menambah alasan ilmiah di balik misi ambisius pengembalian sampel.
Perjalanan ke Mars dan kembali ke Bumi ini diperkirakan akan menelan biaya antara $6 hingga $8 miliar. Spesifiknya, sampel batuan yang dianalisis oleh rover Curiosity mengandung dekana, undekana, dan dodekana, yang merupakan rantai panjang atom karbon.
Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Proceedings of the National Academy of Sciences.
Yang membuat penemuan ini semakin menarik adalah lokasi sampel diambil. Curiosity mengebor batuan dari wilayah di Kawah Gale yang dikenal sebagai “Yellowknife Bay,” bekas dasar danau purba yang telah mengering.
Di Bumi, kita tahu bahwa kehidupan berkembang di lingkungan yang kaya akan air dan nutrisi seperti ini. Apakah hal yang sama mungkin terjadi di Mars?
“Ada bukti bahwa air cair pernah ada di Kawah Gale selama jutaan tahun, bahkan mungkin lebih lama. Itu berarti ada cukup waktu bagi reaksi kimia pembentuk kehidupan untuk terjadi di lingkungan danau kawah di Mars,” ujar Glavin, yang ikut menulis penelitian ini.
Lebih jauh lagi, setiap asam lemak yang terdeteksi oleh instrumen Sample Analysis at Mars memiliki rantai karbon sepanjang 11 hingga 13 atom. “Menariknya, proses non-biologis biasanya menghasilkan asam lemak yang lebih pendek, dengan kurang dari 12 karbon,” kata NASA.
Semua ini menambah daya tarik ilmiah yang besar, namun belum memberikan jawaban pasti. Saat ini, Mars 1.000 kali lebih kering daripada gurun paling kering di Bumi.
Tetapi miliaran tahun lalu, ketika Mars memiliki iklim yang lebih hangat dan ramah, dengan danau luas, garis pantai panjang, serta lautan besar, kehidupan mungkin saja sempat berkembang.
Bahkan, kehidupan Mars yang tangguh mungkin pernah berkembang jauh di bawah permukaan planet, terlindung dari radiasi dan kondisi ekstrem. Namun, kisah itu masih menunggu untuk ditulis oleh robot masa depan.
Scr/Mashable