Sydney Sweeney adalah salah satu wanita paling menarik di dunia dan saat ini sedang dicari oleh pemain dari Arsenal, Liverpool, dan Manchester United.
Setelah putus dengan tunangannya Jonathan Davino, aktris Sydney Sweeney – bintang serial terkenal Euphoria – menjadi pusat perhatian para pemain sepak bola, terutama bintang Liga Inggris.
Menurut sumber media Inggris, wanita berusia 27 tahun itu terus-menerus menerima undangan kencan dari pemain dari Manchester United, Liverpool dan Arsenal , dengan tawaran terbang ke Eropa untuk makan malam atau bepergian.
Namun, wanita cantik Amerika itu menolak dengan sopan. Seorang sumber yang dekat dengannya mengungkapkan: ” Pesan-pesan Instagram-nya dibanjiri undangan dari orang-orang terkenal. Kebanyakan pemain Liga Inggris. Mereka mengundangnya ke Eropa untuk bertemu dan berkencan, tetapi Sydney tidak semudah itu .”
Meskipun media menjuluki Sydney Sweeney sebagai ” wanita paling populer di Amerika sejak Madonna ,” aktris berusia 27 tahun ini tetap sadar. Ia menanggapi pesan dengan sopan, tetapi “akan langsung memblokir siapa pun yang melewati batas.”
Pada bulan Mei, Sydney berbagi tentang kehidupan lajangnya: ” Saya belajar memahami diri sendiri dengan lebih baik, menghabiskan lebih banyak waktu dengan teman-teman. Dan saya sangat menyukainya .”
Perpisahan dengan Jonathan Davino dilaporkan terjadi setelah “periode masalah yang panjang”, sebagian karena jadwal kerja Sweeney yang sangat padat – yang saat ini menjadi pemeran utama sekaligus produser eksekutif film mendatang “The Housemaid”.
Sempat Dianggap Rasial
Juli lalu, kampanye iklan terbaru American Eagle yang menampilkan aktris Hollywood Sydney Sweeney menuai badai kritik publik. Frasa promosi “Sydney Sweeney Has Great Jeans” dinilai sebagai permainan kata yang bermuatan rasis, merujuk pada “genes” atau genetik yang dianggap merayakan standar kecantikan kulit putih.
Dalam rangkaian foto kampanye musim gugur ini, Sweeney, yang kini tengah naik daun lewat peran biopik petinju Christy Martin tampil mengenakan berbagai gaya denim. Namun, alih-alih pujian, iklan tersebut justru dituduh menyuarakan pesan rasis terselubung.
Media progresif Salon menyebut penggunaan frasa “great genes” sebagai salah satu “sinyal dog-whistle paling jelas dan keras yang pernah terdengar,” dengan menyatakan bahwa istilah tersebut secara historis dikaitkan dengan pujian terhadap ras kulit putih, tubuh langsing, dan standar kecantikan Eropa.
Kritik serupa ramai muncul di media sosial. Seorang pengguna TikTok dengan akun @vital_media_marketing, dalam ulasan videonya, menyoroti bagaimana Sweeney menggambarkan kebanggaannya terhadap warisan keluarganya, rambut pirang, dan mata biru. “Itu bukan sekadar jeans, itu tentang genetiknya dan ini bukan pesan yang netral,” ujarnya.
Beberapa komentar netizen menyamakan kampanye tersebut dengan propaganda dari era Jerman tahun 1930-an, yang kental dengan supremasi rasial. “Ini yang terjadi jika tidak ada orang kulit berwarna di ruang pengambilan keputusan,” tulis salah satu komentar yang viral di Instagram.
American Eagle hingga saat ini belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kontroversi ini. Pihak manajemen Sweeney juga belum menanggapi permintaan komentar dari media.
Melansir dari Daily Mail, Sweeney menyebut American Eagle sebagai “brand yang effortless dan telah tumbuh bersamanya sepanjang perjalanan karier.” Ia menambahkan bahwa produk-produk mereka “membuat orang merasa percaya diri dan nyaman dengan dirinya sendiri.”
Namun, banyak pihak menilai bahwa pernyataan tersebut tidak cukup untuk meredam persepsi negatif terhadap pesan kampanye yang dianggap sensitif secara rasial, terutama di tengah meningkatnya kesadaran sosial terhadap isu representasi dan inklusi.
Terlepas dari kontroversi, kampanye ini sebenarnya memiliki misi sosial. American Eagle Outfitters menggandeng organisasi Crisis Text Line untuk menyediakan dana bantuan kesehatan mental dan intervensi krisis. Produk “The Sydney Jean” edisi khusus juga akan menyumbangkan sebagian hasil penjualannya untuk program ini.
Salah satu bentuk nyata komitmen tersebut adalah pemberian Signature Grant senilai USD 100.000 sejak Februari 2025 untuk mendukung program kesehatan mental di kampus-kampus Historically Black Colleges and Universities (HBCUs) di Amerika Serikat.
Scr/Mashable