Alex Pereira dan 80 Detik yang Membungkam Dunia MMA

07.10.2025
Alex Pereira dan 80 Detik yang Membungkam Dunia MMA
Alex Pereira dan 80 Detik yang Membungkam Dunia MMA

Alex Pereira mengalahkan Magomed Ankalaev untuk merebut kembali gelar juara kelas berat ringan UFC dan membuka ambisinya untuk menjadi juara tiga divisi pertama dalam sejarah.

Hanya butuh 80 detik. Waktu itu cukup bagi Alex Pereira untuk membungkam dunia mixed martial arts (MMA), membuktikan bahwa keraguan tentang usia dan keterbatasannya hanyalah omong kosong. Setelah kekalahan menyakitkan dari Magomed Ankalaev di UFC 313, banyak yang percaya bahwa petarung asal Brasil itu sudah tamat.

Namun di UFC 320 pada pagi hari tanggal 5 Oktober, “Poatan” (julukan Alex Pereira) menanggapi semua itu dengan pukulan kanan yang dahsyat – pukulan yang membawanya kembali ke singgasana divisi kelas berat ringan dan menegaskan sekali lagi: Alex Pereira tidak pernah mati di oktagon.

Di usia 38 tahun, perjalanan Pereira menjadi kisah tentang karakter dan kelahiran kembali. Dari seorang kickboxer yang bekerja di pabrik ban São Paulo hingga juara UFC dua divisi hingga kejatuhannya di tangan Ankalaev – ia telah melalui semuanya.

Namun, kekalahan itu justru menjadi pemicu bagi “Poatan” untuk bangkit lebih kuat. Ia memasuki pertandingan ulang dengan sikap tenangnya yang biasa, tatapan tajam, dan tekad untuk tak hanya merebut kembali sabuk juara, tetapi juga kehormatannya.

Dan Alex Pereira benar-benar melakukannya—sungguh. Saat waktu menunjukkan menit kedua, pukulan kanan Pereira mendarat bagai palu godam, langsung menjatuhkan Ankalaev. Seluruh arena bergemuruh. Kemenangan KO itu bukan sekadar kemenangan olahraga, tetapi juga sebuah pernyataan dari seorang petarung yang pernah dianggap “sudah melewati masa jayanya”.

Setelah pertandingan, Alex Pereira berkata singkat namun penuh makna: “Saya berjanji ini akan menjadi penampilan yang luar biasa. Saya tahu saya akan melakukannya dengan cara ini. Mereka yang tidak percaya – percayalah sekarang.”

Pernyataan itu ringkas, bangga, dan jujur—seperti gayanya di dalam kandang: tanpa embel-embel, hanya kekuatan murni dan tekad yang tak tergoyahkan.

Dana White, Presiden UFC, juga tak bisa menyembunyikan kegembiraannya: “Saya tidak tahu apakah dia akan bertahan di divisi kelas berat ringan atau tidak. Tapi masih banyak pertandingan penting. Mari kita tunggu dan lihat apa yang terjadi.”

Bagi Pereira, kisahnya belum berakhir. Ia telah mencetak sejarah dua kali di dua kelas berat, dan kini ia mengincar tujuan terberaninya: menjadi petarung pertama dalam sejarah UFC yang memenangkan tiga kelas berat.

Orang-orang memanggil Alex Pereira dengan sebutan “Poatan” – yang berarti “Tangan Batu”. Namun, di balik tangan-tangan itu tersimpan hati yang tak kenal mundur. Hanya butuh 80 detik untuk mengalahkan lawan, tetapi butuh seumur hidup untuk menciptakan momen itu – momen ketika seorang legenda terlahir kembali di puncak kekuasaan.

Scr/Mashable