Barcelona Masih Jadi Sumber Penderitaan Antoine Griezmann

05.12.2025
Barcelona Masih Jadi Sumber Penderitaan Antoine Griezmann
Barcelona Masih Jadi Sumber Penderitaan Antoine Griezmann

23 kekalahan melawan Barcelona meski pernah bermain untuk Blaugrana, menunjukkan bahwa hubungan antara Antoine Griezmann dan tim Camp Nou tidak pernah benar-benar harmonis.

Kekalahan Atletico Madrid 1-3 dari Barca pada Rabu 3 Desember 2025 dini hari WIB, semakin memperpanjang rentetan kekalahan tersebut. Statistik yang dingin menjadi bagian yang jelas dari karier Griezmann.

Bintang Prancis ini merupakan rekrutan besar bagi Barcelona , ​​membawa harapan untuk menghidupkan kembali lini serang dan menambah kedalaman kreativitas. Selama dua musim bersama klub Catalan tersebut, Griezmann merupakan sosok pekerja keras, profesional, mencetak gol, menciptakan assist, dan selalu berusaha untuk beradaptasi dengan sistem permainan.

Namun, koneksi tersebut tidak pernah sepenuhnya mulus. Barcelona menuntut harmoni dalam tempo, organisasi, dan identitas teknis, sementara Griezmann lebih menyukai fleksibilitas dan ruang untuk mengekspresikan dirinya.

Sekembalinya ke Atletico Madrid, ia menemukan kembali lingkungan yang tepat. Pelatih Diego Simeone memberi Griezmann kebebasan untuk bergerak, menciptakan peluang, dan memimpin serangan. Ia bangkit kembali dengan kuat, menjadi pemimpin di lapangan, dan berkembang pesat sebagai penghubung dalam pengaturan permainan. Namun, paradoks melawan Barcelona masih menghantuinya bagai bayang-bayang yang sulit disingkirkan.

Pada Rabu 3 Desember 2025 dini hari WIB, Atletico kalah 1-3 dari Barcelona, ​​dan Griezmann kembali tak berdaya menciptakan terobosan. Sekali lagi, ia menyaksikan mantan timnya mengunggulinya, dan menambah satu kekalahan lagi ke dalam catatan kekalahan yang sudah sangat besar: 23 kekalahan dari Barcelona.

Bentrokan-bentrokan tersebut selalu memperlihatkan jurang pemisah antara dua filosofi dan gaya organisasi yang bertolak belakang. Barcelona menguasai bola, mendikte tempo, dan menggunakan teknik untuk membuka jalannya pertandingan. Atletico memilih disiplin, intensitas, dan serangan balik yang brutal. Dalam pertandingan itu, Griezmann – yang masuk di 15 menit terakhir – terkurung, tanpa ruang, ritme, dan dukungan yang cukup untuk meledak.

Griezmann tetap menjadi salah satu pemain terlengkap di generasinya. Namun, 23 kekalahannya melawan Barcelona merupakan batas yang sulit diatasi. Baginya, Barcelona adalah tujuan yang belum selesai, dan batas-batas pertemuannya pun belum sempurna. Kekalahan 1-3 terakhir menjadi titik balik, memperpanjang paradoks Griezmann-Barcelona.

Barcelona Kokoh di Puncak Klasemen Setelah Mengalahkan Atletico Madrid

Barcelona mengalahkan Atletico Madrid 3-1 di Camp Nou saat mereka memainkan pekan ke-19 La Liga.

Azulgrana mengukuhkan keunggulan mereka di puncak klasemen La Liga dengan memperlebar jarak empat poin atas Real Madrid, setelah memainkan satu pertandingan lebih banyak, dan mengakhiri tujuh kemenangan beruntun Atletico Madrid di semua kompetisi.

Pertandingan di Camp Nou berlangsung dengan tempo tinggi sejak menit pertama, dengan kedua tim menciptakan peluang berbahaya. Raphinha gagal memanfaatkan peluang di awal laga dengan tembakannya yang melambung di atas mistar gawang, sementara Alex Baena menjadi titik terang bagi tim tamu berkat pergerakannya yang tajam dan tekanan yang konstan terhadap pertahanan tuan rumah. Baena-lah yang membuka skor di menit ke-19, setelah berlari dari tengah lapangan dan menyelesaikannya dengan apik.

Akan tetapi, keunggulan tim tamu hanya bertahan tujuh menit, sebelum Raphinha memanfaatkan celah langka di pertahanan lima pemain Atletico untuk menyamakan kedudukan.

Barcelona terus mempertahankan tempo serangan yang kuat. Dani Olmo mendapatkan penalti setelah dilanggar Pablo Barrios, tetapi Robert Lewandowski menendangnya ke tribun penonton. Tak lama kemudian, Jan Oblak dengan gemilang menepis sundulan berbahaya sang striker Polandia, menjaga skor tetap imbang 1-1 setelah 45 menit pertama.

Di babak kedua, Barca mendominasi sepenuhnya, meskipun Atletico tetap menciptakan serangan balik yang tajam. Dani Olmo mencetak gol untuk mengubah skor menjadi 2-1 pada menit ke-65 sebelum digantikan karena cedera bahu. Tak lama kemudian, Thiago Almada menyia-nyiakan peluang untuk menyamakan kedudukan setelah menggiring bola melewati kiper, dan itu merugikan Atletico. Ferran Torres memastikan kemenangan 3-1 di masa injury time, mengakhiri dominasi tim tuan rumah.

Scr/Mashable