Dua srikandi otomotif Indonesia, Lody Natasha dan Sasty Laksamana, kembali bersiap menghadapi medan ganas Asia Cross Country Rally (AXCR) 2025. Ajang reli lintas negara yang dikenal sebagai “Dakar-nya Asia” ini akan digelar pada 8–16 Agustus 2025, melintasi jalur ekstrem sejauh 3.300 kilometer di Thailand.
Dengan pengalaman enam kali bertarung di AXCR untuk Lody dan tiga kali untuk Sasty, duo ini hadir dengan tekad kuat untuk mengibarkan Merah Putih di kancah internasional, meski dihadapkan pada tantangan besar, termasuk ancaman perang Thailand-Kamboja.
Persiapan Matang untuk Medan yang Lebih Berat
Menghadapi AXCR 2025, Lody dan Sasty fokus memperkuat ketahanan fisik dan mental.
“Tahun ini lebih ke persiapan mental dan fisik. Karena AXCR tahun ini lebih panjang, 3.300 kilometer, jadi ada latihan fisik untuk *endurance*,” ujar Sasty Laksamana, co-driver sekaligus pendiri Privé Dental & Medical Team.
Lody Natasha, pembalap sekaligus pemilik Myslo Floret, menambahkan bahwa AXCR bukan sekadar balapan, melainkan perjuangan panjang.
“Bisa ikut kembali ke AXCR 2025 saja sudah sebuah kemenangan. Pasalnya, di balik itu semua ada perjuangan panjang,” katanya.
Keduanya kembali mempercayakan Isuzu D-Max 3.0 Turbo 4×4, kendaraan tangguh yang telah teruji di AXCR 2023 dan 2024.
“AXCR bukan sekadar kecepatan. Ini tentang daya tahan, kerja tim, strategi, dan intuisi membaca medan. Di situ kami kuat,” jelas Lody.
Dengan jarak lintasan yang bertambah dari 2.400 km menjadi 3.300 km dan rute yang berubah, persiapan kendaraan pun ditingkatkan untuk menghadapi medan berbatu, hutan, hingga sungai dalam.
Tantangan Sponsorship: Perjuangan di Balik Lintasan
Namun, medan ganas AXCR bukan satu-satunya rintangan. Dalam konferensi pers di Function Room Oxygen, Jakarta, pada Rabu, 30 Juli 2025, Lody Natasha mengungkapkan tantangan terbesar tahun ini: pendanaan.
“Tantangan terbesar untuk aku di tahun ini yaitu sponsorship. Sebenarnya kita sudah mengajukan ke klien sejak akhir tahun kemarin. Tapi responnya belum ada yang positif,” ujarnya kepada awak media, termasuk Mashable Indonesia.
“Jujur aku hampir menyerah. Tapi kita masih bisa bertahan karena masih ada deal sama Pikoli. Jadi aku berterima kasih banget sama Pikoli sudah menemani kami sejak 2017 di Thailand,” sambung Lody.
Lebih lanjut, Lody menerangkan biaya untuk mengikuti AXCR 2025 tidak murah.
“Butuh biaya Rp400 juta (untuk biaya jalan aja), belum termasuk biaya-biaya tak terduga lainnya,” ungkap Lody.
Sayangnya, hingga kini belum ada bantuan dari pemerintah.
“Belum ada bantuan dari pemerintah karena belum ada link ke sana,” tambahnya.
Meski begitu, dukungan dari sponsor seperti Myslo Floret, Pikoli, PT Arthur Tamnge Group, hingga UMKM dari Papua, Lampung, Jambi, Bali, dan Bandung menjadi penyokong semangat mereka.
“Sponsor kami datang dari berbagai daerah. Ini bukan sekadar balapan, tapi perjalanan kolektif dari banyak pihak yang percaya pada mimpi ini,” tegas Lody.
Ancaman Perang Thailand-Kamboja
Bayang-bayang ketegangan geopolitik antara Thailand dan Kamboja menjadi ancaman nyata bagi penyelenggaraan AXCR 2025. Lody mengaku was-was, namun tetap optimistis.
“Aku sih mikir misalnya di-cancel, negara yang berpartisipasi selain Indonesia ada dari Asia, Australia, bahkan Amerika juga ikut tahun ini. Jadi kalau event tahun ini batal, yaudah kita gak berangkat. Tapi kalau event AXCR 2025 tetap berlangsung, aku yakin Tuhan akan menjaga kita,” ujarnya.
“Kita sih ikutin apa yang diputuskan organizer aja. Kalau mereka bilang aman, ya aman,” timpal Sasty.
Target Realistis: Finish adalah Kemenangan
Setelah meraih posisi kedua di kelas wanita pada AXCR 2023 dan 2024, Lody dan Sasty memiliki target realistis untuk 2025.
“Pastinya ada target itu, tapi realistis aja. Bagi kami finish aja udah kemenangan. Bahkan berangkat ke event-nya pun sudah termasuk kemenangan,” jelas Sasty.
Lody menambahkan bahwa pengalaman mereka kini membuat mereka lebih matang.
“Tahun pertama penuh trial & error, tahun kedua kami belajar banyak. Sekarang, kami datang dengan rencana yang lebih kuat dan mental baja,” katanya.
Representasi Perempuan dan Kebanggaan Indonesia
Bagi Lody dan Sasty, AXCR 2025 adalah panggung untuk membuktikan bahwa perempuan Indonesia mampu bersaing di dunia otomotif.
“Tanggung jawab kami bukan cuma mewakili diri sendiri, tapi juga mewakili perempuan Indonesia yang berani ambil peran di dunia otomotif. Kami sadar banyak mata yang melihat, banyak yang berharap kami bisa membuka jalan,” tegas Lody.
Ia juga menegaskan bahwa keikutsertaan mereka adalah wujud cinta pada Tanah Air.
“Lewat reli ini, kami sebagai putri bangsa ingin tunjukkan bahwa Merah Putih bisa berkibar di mana pun, dengan keberanian dan kerja keras.”
Sasty menambahkan, “Kami bukan sekadar balapan, tapi yang terpenting adalah mencetak jejak, melampaui batas, dan membuktikan bahwa perempuan juga bisa menaklukkan lintasan ganas. Ini bukan cuma cerita kami, tapi kebanggaan Indonesia dan semangat bagi setiap perempuan untuk berani gaspol dalam hidup mereka.”
Solidaritas Nasional di Lintasan Global
Dukungan dari berbagai pihak, mulai dari brand nasional, UMKM, hingga TNI, menunjukkan solidaritas nasional dalam mendukung Lody dan Sasty.
“Dari Papua hingga Sumatra, sponsor kami percaya pada semangat dan mimpi untuk mengharumkan nama Indonesia,” ujar Lody.
Dengan Isuzu D-Max sebagai andalan dan semangat tak kenal menyerah, duo srikandi ini siap melaju di AXCR 2025, membawa nama Indonesia ke kancah global, meski di tengah ketidakpastian. Bagi mereka, setiap kilometer yang ditempuh adalah bukti bahwa mimpi dan keberanian bisa menaklukkan segala rintangan.
Scr/Mashable