Dituding Sebagai Awal Budaya Toksik di Manchester United, Jesse Lingard Bela Pogba dan Rashford

24.02.2025
Dituding Sebagai Awal Budaya Toksik di Manchester United, Jesse Lingard Bela Pogba dan Rashford
Dituding Sebagai Awal Budaya Toksik di Manchester United, Jesse Lingard Bela Pogba dan Rashford

Mantan gelandang timnas Inggris, Jesse lingard, bereaksi keras ketika seorang penggemar menuduhnya, bersama dengan Marcus Rashford dan Paul Pogba, menciptakan budaya toksik di Manchester United.

Dalam sebuah posting di X pada akhir Desember tahun lalu, seorang penggemar menulis: “Lingard, Pogba, dan Rashford telah menghancurkan budaya klub, bahkan Rooney pun mengakuinya. Setelah Sir Alex pergi, Lingard diizinkan untuk menciptakan budayanya sendiri di klub bersama dua pemain lainnya.”

Lingard memutuskan untuk menanggapi postingan tersebut baru-baru ini. Dia menulis: “Tolong jelaskan kepada saya bagaimana saya, Pogba, dan Rashford menghancurkan budaya Manchester United. Saya menunggu penjelasan.”

Penggemar lain menanggapi komentar Lingard: “Dulu kamu bermain bagus di klub. Namun, beberapa penggemar bodoh tidak menyukainya karena kamu selalu menari dan bercanda.”

Lingard segera menjawab: “Haha, kami hanya menikmati hidup kami bermain untuk klub terbesar di dunia. Tentu saja, kami membuat kesalahan dan perlu belajar, tetapi kami tetap bersenang-senang dan akan terus menari.”

Akhir tahun 2022 lalu, Lingard mengaku alasan utama hengkangnya ia dari Manchester United adalah karena terlalu banyak duduk di bangku cadangan. Sang gelandang berkata: “Masalahnya adalah waktu bermain. Bermain di MU selalu sulit, bermain secara teratur adalah hal terpenting. Saya hanya ingin bermain, itu tujuan utamanya. Tidak ada alasan untuk bertahan jika saya tidak bermain.”

Pemain berusia 32 tahun itu menghabiskan 22 tahun bersama Manchester United sebelum pindah ke Nottingham Forest pada 2022. Lingard saat ini bermain di K League 1 Korea untuk FC Seoul.

Komentar Sancho di Debut Rashford Cerminkan Budaya Toksik dalam Manchester United

Sebelumnya mantan kiper Manchester United, Ben Foster yakin pesan “freedom” atau yang diartikan sebagai pesan merdeka Jadon Sancho kepada Marcus Rashford mencerminkan toksik dalam Manchester United.

Sancho menimbulkan kontroversi ketika ia meninggalkan komentar “freedom” di bawah unggahan media sosial Rashford setelah debutnya bersama Aston Villa di Piala FA pada 10 Februari. Menurut Foster, ini menunjukkan suasana pengap di ruang ganti Setan Merah.

“Apa yang dia lakukan? Itu konyol, karena faktanya Sancho masih digaji MU, begitu pula Rashford. Tindakan itu semakin memperjelas budaya toksik di MU – tempat di mana semua orang senang ketika seseorang pergi,” ujar Ben Foster dalam podcast pribadinya.

Sancho sempat “dibekukan” di bawah asuhan Erik ten Hag sebelum dipinjamkan ke Dortmund dan bergabung dengan Chelsea dengan klausul pembelian pada musim panas 2024. Sementara itu, Rashford juga tidak lagi diminati oleh Ruben Amorim. Menurut Goal , seiring dengan serangkaian penampilan buruk “Setan Merah”, citra tim menjadi semakin negatif.

Manchester United saat ini berada di peringkat 13 dengan 29 poin di klasemen Liga Inggris 2024/2025, 12 poin di atas zona degradasi dan 12 poin dari zona Eropa. Dari segi prestasi, MU asuhan Amorim lebih buruk dibanding di bawah asuhan Erik ten Hag atau Van Nistelrooy.

The Guardian mengatakan Manchester United memiliki anggaran transfer yang ketat pada musim panas mendatang. Agar punya lebih banyak uang untuk merekrut pemain baru, “Setan Merah” terpaksa mempertimbangkan untuk menjual pemain-pemain berharga.

Pada bursa transfer musim dingin lalu, MU cukup berhati-hati dalam berbelanja. Tim hanya menghabiskan 25,1 juta poundsterling untuk membeli Patrick Dorgu dari Lecce dan 1,5 juta pound untuk menyambut Ayden Heaven dari Arsenal.

Scr/(mashable)