Di bawah rezim baru, Xabi Alonso melakukan revolusi diam-diam di Real Madrid, menjadikan peningkatan fondasi fisik sebagai prioritas utama untuk menghindari krisis cedera.
Kemenangan 1-0 atas Osasuna akhir pekan lalu di laga pembuka LaLiga musim baru hanyalah gambaran sekilas tentang Real Madrid di bawah asuhan Xabi Alonso. Di balik hasil tersebut, sebuah revolusi diam-diam sedang berlangsung, dengan pelatih baru yang menempatkan satu elemen sebagai prioritas utama: kebugaran.
Sistem baru Alonso menuntut inisiatif, intensitas tinggi, dan tuntutan fisik yang tinggi dari para pemainnya. Musim lalu, Real Madrid harus membayar mahal atas kebugaran mereka yang buruk dan serangkaian cedera, yang membuat mereka kesulitan bernapas di tahap-tahap akhir, terutama di lini pertahanan.
Menurut laporan terbaru dari ESPN, Alonso sangat menyadari hal ini dan telah memprioritaskan persiapan fisik sejak hari pertama pramusim. Ia tidak ingin mengulangi kesalahan pendahulunya dan bertekad untuk mengubah situasi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pelatih asal Spanyol ini telah melakukan perubahan besar dan mendasar. Ia telah merombak staf pelatih kebugarannya dan mendatangkan spesialis berpengalaman Ismael Camenforte untuk mengawasi prosesnya. Langkah ini menunjukkan bahwa Alonso tidak hanya berfokus pada taktik, tetapi juga membangun fondasi fisik yang kuat bagi para pemainnya.
Hal ini dianggap sebagai langkah pencegahan strategis oleh pelatih baru, untuk memastikan skenario krisis personel tidak terulang. Dalam musim yang panjang dan berat dengan banyak arena, fondasi fisik yang kuat akan menjadi faktor inti yang menentukan kesuksesan.
Pertanyaan Besar untuk Xabi Alonso
Real Madrid melakoni debut LaLiga 2025/26 dengan kemenangan 1-0 atas Osasuna berkat satu-satunya gol Kylian Mbappe. Namun, performa ini masih menimbulkan banyak pertanyaan besar.
Era Xabi Alonso di Real Madrid resmi dimulai dengan kemenangan 1-0 yang kurang meyakinkan atas Osasuna di Santiago Bernabéu. Satu-satunya gol tercipta dari titik penalti, yang dicetak oleh Kylian Mbappé, setelah ia dilanggar di kotak penalti. Meskipun meraih tiga poin, penampilan tersebut meninggalkan banyak pertanyaan besar tentang Real Madrid yang sedang dalam masa transisi.
Kemenangan ini memperpanjang rekor tak terkalahkan Los Blancos di La Liga menjadi 17 musim berturut-turut, sebuah prestasi yang impresif. Namun, tidak seperti kemenangan-kemenangan mereka sebelumnya, Los Blancos kali ini tampak lebih lelah. Pramusim yang dipersingkat dan periode perjalanan jelas berdampak, bahkan di tahap awal ini. Mereka berhasil menyelesaikan tugasnya, tetapi kemenangan ini lebih merupakan kemenangan pragmatisme, bukan emosi.
Dibandingkan dengan skuad Carlo Ancelotti musim lalu, perbedaan di bawah Alonso terlihat jelas. Meskipun berpengalaman di Piala Dunia Antarklub FIFA, bermain di kandang sendiri di liga domestik selalu menjadi tolok ukur yang berbeda. Tim menunjukkan bahwa mereka lebih memahami pendekatan Alonso dengan menekan sejak awal. Namun, mereka kesulitan menembus pertahanan Osasuna yang sangat rapat, sebuah skenario yang mengingatkan pada banyak pertandingan imbang musim lalu. Sebagian besar permainan dimainkan melebar, di mana Vinicius sangat boros dalam mengambil keputusan akhir. Ada tanda-tanda perbaikan, tetapi jelas masih banyak yang harus dilakukan.
Jadi, apa yang perlu dilakukan Real Madrid untuk membongkar pertahanan yang dalam? Memasukkan pemain muda Franco Mastantuono dan Gonzalo Garcia ke dalam pertahanan Osasuna yang kelelahan merupakan saran yang menarik. Menambahkan kecepatan, energi, dan permainan yang lebih vertikal, memanfaatkan kemampuan udara Garcia dan bola mati Mastantuono, dapat menjadi pembeda.
Pertanyaan besar lainnya adalah siapa yang akan menjadi pemimpin baru tim ini? Dengan absennya para veteran seperti Luka Modric dan Dani Carvajal, terjadi kekosongan kekuasaan. Federico Valverde adalah kapten, Thibaut Courtois tetap menjadi andalan, tetapi siapa yang akan memimpin? Aurelien Tchouameni tampaknya menjadi jawabannya. Alonso jelas melihat dirinya sebagai roda penggerak vital dalam tim, dan kembalinya ia ke peran gelandang bertahan telah membantu Tchouameni menemukan ritme permainan. Ia bisa menjadi orang yang maju dan menentukan tempo permainan sebagai pemimpin baru.
Akhirnya, bagaimana Xabi Alonso bisa memaksimalkan potensi Vinicius Junior? Performa Vinicius memang sudah menjadi sorotan sejak lama, dan penampilan melawan Osasuna bukanlah hal baru. Namun, ada beberapa hal positif. Kontribusinya dalam bertahan telah meningkat secara signifikan. Kemampuannya menekan sejak awal, mengejar bola di sepanjang pertahanan lawan, menunjukkan sisi baru dalam permainannya. Saat digantikan, Vinicius telah melakukan tiga tekel, lebih banyak daripada pemain lain di lapangan. Tugas Alonso adalah menemukan keseimbangan antara efisiensi menyerang dan energi bertahannya.
Kemenangan pertama telah diraih, tetapi jalan di depan Xabi Alonso dan Real Madrid masih penuh dengan pertanyaan yang perlu dijawab.
Scr/Mashable