Menurut jurnalis Duncan Castles, Joao Felix ingin meninggalkan Chelsea karena dia tidak bermain secara reguler di bawah pelatih Enzo Maresca.
Joao Felix ingin meninggalkan Chelsea karena frustrasi tidak bermain secara teratur. Pemain asal Portugal itu saat ini sedang mencari klub baru dan kemungkinan akan meninggalkan Stamford Bridge pada bursa transfer musim dingin.
Pemain depan berusia 25 tahun itu bergabung dengan Chelsea dari Atletico Madrid musim panas lalu dengan biaya awal 52 juta euro, setelah menghabiskan paruh kedua musim 2022/23 dengan status pinjaman di klub London Barat tersebut. Namun, di bawah asuhan pelatih Enzo Maresca, ia tidak banyak mendapat kesempatan bermain karena pelatih asal Italia itu lebih mengutamakan opsi penyerang lainnya.
Berbicara di The Transfers Podcast, Duncan Castles mengungkapkan bahwa Aston Villa bisa menjadi tujuan Joao Felix berikutnya.
“Musim panas lalu di The Transfers Podcast kami memberi tahu Anda bahwa manajer Unai Emery telah lama mengagumi Joao Felix dan ingin membawanya ke Aston Villa,” katanya.
Wartawan Inggris itu juga percaya pemain internasional Portugal ini bisa bermain sebagai striker tengah untuk menggantikan Ollie Watkins atau bermain bersama striker berusia 29 tahun itu hingga sisa musim ini.
Dengan Aston Villa yang ingin memperkuat serangan mereka untuk mempertahankan tempat mereka di empat besar Liga Inggris, kesepakatan ini kemungkinan besar akan terjadi.
Dalam perkembangan lainnya, Chelsea sementara turun ke posisi ke-6 dalam klasemen Liga Inggris setelah kalah dari Manchester City. Skuad asuhan Enzo Maresca masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan jika ingin memenangkan tiket ke Liga Champions musim depan.
Chelsea Bertukar Pemain dengan Bayern Munchen: Keputusan Berisiko atau Langkah Cerdas?
Chelsea juga sedang mempertimbangkan langkah khusus di bursa transfer musim dingin, karena informasi kemungkinan menukar Christopher Nkunku dengan Mathys Tel dari Bayern Munchen menarik perhatian. Kesepakatan ini tidak hanya membuka peluang untuk memiliki striker muda yang menjanjikan tetapi juga membantu The Blues mengeluarkan pemain yang mubazir tersebut.
Pemain asal Prancis ini merupakan salah satu talenta luar biasa di Eropa. Pindah ke Allianz Arena dari Rennes pada tahun 2022 seharga 28,5 juta euro, ia dengan cepat menunjukkan potensinya dengan mencetak 12 gol dan 5 assist di Bundesliga hanya dalam dua musim pertama, meski sebagian besar tampil di bangku cadangan.
Namun, pada musim 2024/2025, penyerang berusia 19 tahun itu kesulitan mencari peluang bermain karena hanya dua kali menjadi starter lagi. Hal ini memicu rumor bahwa ia belum puas dengan perannya saat ini dan siap mencari tantangan baru di bulan Januari.
Mathys Tel memiliki teknik yang sangat baik, kecepatan yang mengesankan dan kemampuan menggiring bola yang luar biasa. Tak hanya pandai mencetak gol, ia juga merupakan ujung tombak yang kreatif dengan umpan-umpan cemerlang, kerap membawa bola ke area penalti lawan dengan efektif.
Kemampuan bermainnya yang beragam, mulai dari posisi tengah hingga dua sayap, membantu bintang kelahiran 2005 itu menjadi pilihan fleksibel dalam menyerang. Namun permasalahan muncul ketika Chelsea saat ini tidak kekurangan personel di sayap kiri, posisi yang sering dimainkan pemain tersebut di Bayern Munchen.
Di pihak Chelsea, menukar Christopher Nkunku dengan Mathys Tel menimbulkan banyak tanda tanya. Mantan striker RB Leipzig itu pernah diharapkan menjadi faktor kunci dalam sistem pelatih Enzo Maresca, namun cedera dan performa yang tidak stabil menghalanginya untuk memenuhi ekspektasi.
Sementara itu, Nicolas Jackson yang memikul serangan itu sedang dalam performa yang tidak menentu. Masalahnya, meski penyerang berusia 19 tahun itu punya potensi besar, pertanyaannya adalah apakah ia bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan sepak bola Inggris dan membuat perbedaan dalam konteks upaya Chelsea untuk memperbaiki posisinya di peringkat Liga Inggris?
Pemain asal Prancis itu bisa menjadi striker papan atas di masa depan. Namun, untuk sukses di Chelsea, ia perlu diberi kesempatan bermain lebih sering. Hal ini membuat pelatih berusia 44 tahun itu berada dalam posisi sulit ketika harus menyesuaikan skuad untuk memaksimalkan kemampuan individu tanpa mengganggu gameplay secara umum.
Jika kesepakatan ini berhasil , maka bisa memberikan solusi jangka panjang bagi Chelsea di lini serang. Namun risiko selalu ada, terutama ketika Mathys Tel masih muda dan belum memiliki banyak pengalaman di kompetisi papan atas. Klub London Barat perlu mempertimbangkan secara matang, karena keputusan yang salah tidak hanya berdampak pada musim saat ini tetapi juga dapat mengganggu proses rekonstruksi tim.
Scr/(mashable)