Ketika Harry Kane Menjadi Jawaban untuk Serangan Manchester United

11.11.2025
Ketika Harry Kane Menjadi Jawaban untuk Serangan Manchester United
Ketika Harry Kane Menjadi Jawaban untuk Serangan Manchester United

Di tengah kesulitan Manchester United menemukan jati diri mereka di lini serang, Harry Kane muncul sebagai pilihan yang tepat. Performanya di Bayern Munchen dan keinginannya untuk kembali ke Liga Inggris bisa menjadikan ini waktu emas bagi Setan Merah untuk bertindak.

Manchester United sedang menjalani masa transisi di bawah pelatih Ruben Amorim. Meskipun telah berinvestasi besar di lini serang dengan merekrut Benjamin Sesko dari RB Leipzig, striker muda Slovenia ini belum memenuhi harapan. Setelah musim Rasmus Hojlund yang kurang memuaskan, Setan Merah masih menghadapi masalah striker, dan Harry Kane kembali disebut-sebut sebagai solusi potensial.

Mantan bek Manchester United, Danny Simpson, yakin ini saat yang tepat bagi mantan klubnya untuk merekrut Kane. Ia yakin striker Inggris itu lebih cocok untuk Manchester United daripada klub Liga Inggris lainnya: “Dia tidak mungkin pergi ke Manchester City atau Arsenal, dan saya tidak melihat alasan mengapa Kane tidak akan pergi ke Manchester United. Dia bisa kembali, memecahkan rekor gol Alan Shearer, dan menjadi legenda di Old Trafford.”

Simpson juga yakin kedatangan Kane akan membantu Sesko menjadi lebih dewasa karena ia dapat belajar tanpa tekanan bermain yang terus-menerus, membandingkan prospek ini dengan kesepakatan untuk Robin van Persie – yang membantu Manchester United memenangkan Liga Inggris pada musim 2012/13 tak lama setelah pindah dari Arsenal.

Harry Kane saat ini merupakan pencetak gol terbanyak Bayern Munich , dengan 108 gol dan 29 assist dalam 113 pertandingan. Di usia 32 tahun, ia mempertahankan performa konsistennya berkat kemampuannya menggabungkan gol dan assist, serta permainan cerdasnya dalam formasi 4-2-3-1. Kane bukan hanya striker klasik, tetapi juga dapat berperan sebagai “nomor 10”, turun ke dalam untuk menghubungkan bola dan membuka ruang bagi rekan satu timnya.

Namun, masalah keuangan menjadi kendala utama bagi Man Utd. Kane masih terikat kontrak hingga 2027, dan dengan performanya saat ini, ia jelas tidak murah. Sementara itu, tim Old Trafford telah menghabiskan banyak uang untuk lini serang dan masih perlu menambah lini tengah. Nama-nama seperti Elliot Anderson sedang dipantau dan akan lebih masuk akal saat ini.

Lebih lanjut, jika Kane kembali ke Liga Inggris, ia mungkin lebih memilih klub yang lebih stabil dalam hal performa dan ambisi meraih gelar. Namun, prospek bermain untuk Man United masih sangat menarik. Hal itu dapat membantunya mewujudkan impiannya memecahkan rekor Liga Inggris, sementara Ruben Amorim akan memiliki “senjata strategis” kelas dunia lainnya.

Jika Manchester United benar-benar ingin kembali ke puncak, merekrut Harry Kane pada musim panas 2026 bisa menjadi titik balik. Pasalnya, di momen langka ketika kelas, pengalaman, dan ambisi seorang striker benar-benar sesuai dengan kebutuhan tim, ini bisa menjadi “momen emas” yang tak boleh dilewatkan Setan Merah.

Scr/Mashable