Pada bulan Oktober 2007, selama pemotretan di ruang ganti Camp Nou, Lionel Messi – seorang pemuda berusia dua puluhan saat itu – menggendong bayi berusia beberapa bulan.
Foto itu tidak diperhatikan oleh banyak orang saat itu. Namun 17 tahun kemudian, ketika bayi itu – Lamine Yamal – mengguncang dunia sepak bola, foto itu diciptakan kembali sebagai simbol yang menentukan: “Awal dari dua legenda”.
Dari Rocafonda ke Camp Nou – Perjalanan Seorang Bintang
Lamine Yamal lahir di Mataro, sebuah kota kecil tidak jauh dari Barcelona. Anak lelaki itu tumbuh di daerah Rocafonda, yang lebih dikenal karena kesulitan hidup yang dialaminya daripada gemerlapnya sepak bola papan atas. Namun di taman-taman dan lapangan-lapangan sepak bola kecil itulah Lamine mengasah teknik dan gairahnya – tidak takut menggiring bola, tidak takut gagal. Saat masih kecil, Yamal merupakan bagian dari akademi terkenal La Masia – yang melatih Messi, Xavi, Iniesta.
Tingkat pertumbuhan Lamine sungguh luar biasa. Di usianya yang baru 15 tahun, ia tampil mengesankan di tim U19 dan dengan cepat menarik perhatian staf pelatih tim utama. Pada musim 2023/2024, Lamine menjadi pemain termuda yang mencetak gol untuk Barcelona di La Liga dan juga pemain termuda yang menjadi starter untuk tim Camp Nou.
Momen yang Menentukan di EURO 2024
Spanyol memasuki EURO 2024 dengan generasi muda yang menjanjikan, dan Lamine Yamal adalah wajah paling cemerlang di antara mereka. Di semifinal melawan Prancis – tim yang dipenuhi bintang-bintang seperti Mbappe dan Griezmann – Lamine mengejutkan seluruh Eropa dengan gol luar biasa dari luar kotak penalti, yang membawa Spanyol ke final.
Gol itu tidak hanya membawa kemenangan tetapi juga membuat sejarah: pada usia 16 tahun dan 362 hari, Lamine menjadi pemain termuda yang mencetak gol di EURO. Gambar pemain muda Rocafonda yang merayakan dengan ketenangan orang dewasa menyentuh hati jutaan pecinta sepak bola.
Zidane Juga Harus Melepas Topinya
Zinedine Zidane – legenda sepak bola Prancis dan mantan pelatih Real Madrid – tak ragu memuji Lamine Yamal dalam sebuah acara di Paris: “Babak kedua melawan Inter Milan di Liga Champions sungguh luar biasa. Saya belum pernah melihat pemain muda mendominasi permainan seperti itu. Itulah seni”.
Zizou – yang memimpin Real meraih tiga gelar Liga Champions berturut-turut – tidak sering memberikan pujian publik. Namun terhadap Lamine, ia memiliki rasa hormat yang mutlak, menunjukkan bahwa bakat pemuda ini telah melampaui batas-batas Spanyol dan seragam Barcelona.
Pewaris Takhta di Camp Nou
Barcelona, setelah banyak perubahan keuangan dan personel, sedang dibangun kembali. Dan mereka jelas: Lamine Yamal adalah pusat masa depan. Belum berusia 18 tahun, ia menandatangani kontrak hingga 2031 – sebuah komitmen yang dianggap sebagai “kontrak super” pertama dalam kariernya.
Rincian kesepakatan itu tidak diungkapkan, tetapi orang dalam percaya gaji Lamine dan klausul pelepasan sangat tinggi . Transfermarkt menaksirnya senilai 180 juta euro – angka yang cukup untuk bersaing dengan bintang mana pun di dunia saat ini.
Joan Laporta – presiden Barcelona – mengakui bahwa perpanjangan kontrak dengan Lamine merupakan negosiasi yang menantang. Peningkatan pesat pemain muda ini di EURO telah membuat nilai dan pengaruhnya meroket, memaksa klub untuk merestrukturisasi rencana keuangan dan olahraganya di sekitar “permata La Masia” tersebut.
Tak Perlu Nomor 10, Yamal Punya Ceritanya Sendiri
Nomor punggung 10 – simbol Messi di Barcelona – pernah menjadi pertanyaan untuk penggantinya. Tetapi Lamine tidak membutuhkan kaus itu untuk dikenali. Dia telah membuat namanya dengan kakinya sendiri dan pemikiran yang berbeda di lapangan. Gaya bermain Lamine merupakan perpaduan teknik Amerika Selatan, kecepatan Afrika, dan taktik Eropa. Sepak bola yang spontan dan efektif.
Pada musim 2024/2025, Lamine akan menjadi andalan di setiap pertandingan besar: dari El Clasico hingga Liga Champions. Dalam pertandingan melawan Inter Milan , ia mencetak gol, memberikan assist dan dilanggar yang berujung pada penalti krusial. Meskipun Barca gagal mencapai final, Lamine tetap terpilih dalam tim terbaik Liga Champions musim ini – sebuah bukti pengaruhnya.
Masa Depan Seorang Legenda
Lamine Yamal telah memenangkan penghargaan Kopa, dinominasikan untuk Golden Boy dan merupakan kandidat kuat untuk Ballon d’Or pada usia 17 tahun – sesuatu yang hanya dilakukan Messi atau Mbappe. Pencapaian tersebut bukanlah tujuan akhir, tetapi awal dari perjalanan yang lebih besar.
Barca membangun skuad mereka di sekitar Lamine. Dia adalah “pemain waralaba” – seseorang yang bertugas membentuk identitas dan kesuksesan generasi baru. Tidak mudah bagi seorang remaja untuk memikul tanggung jawab seperti itu, tetapi Lamine menunjukkan ketenangan dan karakter yang luar biasa.
Tutup Lingkaran Takdir
Pada tahun 2007, Messi – seorang pria yang rendah hati dan pendiam – berjuang menggendong bayi selama pemotretan amal. Bayi itu adalah Lamine Yamal – pria yang saat ini menjadi pusat perhatian seluruh dunia sepak bola saat menyaksikan setiap gerakannya.
Foto itu, sekarang, bukan lagi momen acak. Itu simbolis. Ini menandai dimulainya dua legenda, di mana satu legenda menginspirasi legenda lainnya. Messi pernah membuat seluruh dunia melepas topi mereka. Kini, giliran Lamine yang membuat Zidane dan setiap legenda menundukkan kepala sebagai tanda hormat.
Sejarah masih ditulis. Dan Lamine Yamal – bocah lelaki dari bak mandi plastik di Camp Nou beberapa tahun lalu – adalah orang yang memegang pena.
Scr/Mashable