Manchester United Kirim Ucapan Duka untuk Korban Bencana di Sumatra

07.12.2025
Manchester United Kirim Ucapan Duka untuk Korban Bencana di Sumatra
Manchester United Kirim Ucapan Duka untuk Korban Bencana di Sumatra

Bencana Sumatra yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat sejak akhir November 2025 telah menimbulkan duka mendalam bagi bangsa Indonesia, dengan Manchester United ikut menyuarakan solidaritas melalui ucapan duka cita yang menyentuh hati.

Klub raksasa Liga Inggris itu, melalui akun Instagram resminya @manutd, mengirimkan pesan empati yang menjadi sorotan di tengah update tragis dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Saat banjir bandang dan tanah longsor merenggut nyawa ratusan jiwa, gestur ini mengingatkan bahwa solidaritas global bisa menjadi pelita harapan bagi korban yang masih berjuang bertahan.

Unggahan Manchester United muncul pada Kamis pagi, 4 Desember 2025, tepat saat dunia menyaksikan skala kehancuran di Pulau Sumatra.

“Kami di Manchester United menyampaikan bela sungkawa kepada korban terdampak banjir di Sumatera. Teriring doa semoga semua segera membaik,” tulis caption berbahasa Indonesia itu, disertai gambar latar hitam polos dengan emotikon tangan berdoa dan hati merah, serta tagar #DoaUntukSumatra.

Postingan ini langsung viral, meraih lebih dari 175 ribu likes dan ribuan komentar dalam hitungan jam. Netizen Indonesia membanjiri kolom komentar dengan “Terima kasih, Red Devils!” dan “Solidaritas dari Old Trafford menyentuh hati kami.”

Bagi fans Setan Merah di tanah air—yang jumlahnya mencapai jutaan—ucapan ini bukan sekadar formalitas, melainkan pengingat akan ikatan emosional klub dengan pendukungnya di Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang dikenal sebagai salah satu basis suporter terbesar.

Gestur Manchester United ini bukan yang pertama kalinya klub menunjukkan kepedulian lintas benua. Sejarah mencatat, pada 2004, setelah tsunami Aceh yang merenggut lebih dari 170 ribu nyawa, Manchester United turut menggalang dana melalui pertandingan amal dan pesan dukungan dari para legenda seperti Sir Alex Ferguson.

Kini, di era digital, media sosial menjadi jembatan cepat untuk menyampaikan empati. Unggahan serupa juga mengalir dari klub-klub Eropa lain, seperti Bayern Munich yang menyatakan “rasa prihatin mendalam atas musibah banjir di Sumatra, semoga pemulihan berjalan lancar,” serta Tottenham Hotspur dan Borussia Dortmund yang ikut berbagi doa.

Respons ini menunjukkan bagaimana sepak bola, sebagai bahasa universal, mampu menyatukan orang di saat krisis. Di Indonesia, ucapan dari Manchester United bahkan dibagikan ulang oleh akun resmi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), memperkuat narasi bahwa olahraga bisa menjadi katalisator solidaritas nasional.

Sementara itu, update terbaru dari BNPB semakin menekankan urgensi bantuan. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam konferensi pers virtual pada Kamis 4 Desember 2025 sore WIB, menyampaikan bahwa jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor di tiga provinsi tersebut telah mencapai 836 jiwa per pukul 16.00 WIB.

“Saya laporkan bahwa hingga sore ini untuk jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 836 jiwa,” ujarnya dengan nada berat, merinci peningkatan dari 776 jiwa pada pagi hari.

Data ini mencakup 299 jiwa di Sumatra Utara—termasuk korban di Tapanuli Tengah yang paling parah—277 di Aceh, dan 194 di Sumatra Barat. Selain itu, 564 orang masih hilang, 2.600 jiwa luka-luka, dan lebih dari 576.300 warga mengungsi di 50 kabupaten/kota.

Kerusakan infrastruktur juga masif: 45 persen jembatan rusak, 33 persen fasilitas pendidikan hancur, dan 9.400 rumah tinggal—dari rusak ringan hingga berat—membuat pemulihan jadi tantangan besar.

Bencana ini dipicu hujan ekstrem sejak 23 November 2025, yang memicu luapan sungai dan longsor di daerah pegunungan seperti Agam dan Pidie Jaya. Presiden Prabowo Subianto telah meninjau lokasi di Tapanuli Tengah, Medan, Aceh Tenggara, dan Padang Pariaman sejak 1 Desember, menjanjikan anggaran darurat dan distribusi logistik via helikopter serta pesawat Hercules.

TNI dan Polri dikerahkan penuh, termasuk evakuasi korban sakit dari desa terisolir di Nagari Salareh Aia Timur. Namun, tantangan logistik tetap ada: jalan lintas provinsi putus, dan banjir di Banda Aceh-Medan menghambat bantuan darat.

Komunitas lokal, termasuk relawan dari masjid dan sekolah, berjuang sekuat tenaga, sementara donasi dari masyarakat melonjak melalui platform seperti Kitabisa.

Ucapan duka Manchester United, di tengah update mengerikan BNPB, menjadi pengingat bahwa duka tak berdiri sendiri. Saat korban capai 836 jiwa, pesan sederhana dari klub Inggris itu mengajak kita semua untuk bertindak: berdoa, berdonasi, dan membangun kembali.

Bagi warga Sumatra yang kehilangan rumah dan sanak saudara, dukungan global ini adalah sinar di kegelapan. Semoga doa-doa itu terkabul, dan Pulau Sumatra bangkit lebih kuat. Solidaritas seperti ini yang membuat dunia terasa lebih dekat, bahkan di saat terburuk.

Scr/Mashable