Di tengah badai cedera yang melanda skuad, lahirlah bintang Arsenal baru: Mikel Merino.
Saat Mikel Arteta menghadapi badai cedera di lini serang karena absennya Saka, Havertz, Martinelli (pulih), dan Gabriel Jesus, ahli strategi asal Spanyol itu harus memikirkan solusi terobosan. Dan di momen sulit itulah Arteta menemukan Mikel Merino, gelandang Spanyol dengan gaya bermain yang kreatif dan canggih.
Namun, yang perlu disebutkan di sini adalah bahwa Merino tidak bermain di posisi biasanya, tetapi diuji dalam peran “false 9”, sebuah tantangan yang sama sekali baru.
Perubahan Penuh Kejutan
Tak seorang pun menyangka, seorang gelandang tengah yang kerap mengoordinasi dan mengatur jalannya pertandingan, justru menjadi “pembunuh” di depan gawang. Tetapi perubahan berani inilah yang membuat Merino bersinar terang, mencetak 4 gol dan 1 assist setelah hanya 522 menit bermain, rata-rata satu gol setiap 130 menit.
Di musim yang penuh tantangan ini, Merino membuktikan bahwa dirinya tak hanya piawai bermain di lini tengah, namun juga piawai mencetak gol sehingga mampu membawa kemenangan penting bagi Arsenal. Ini adalah sesuatu yang benar-benar tidak diharapkan Arteta.
Sebelum Merino diujicobakan sebagai “false 9”, ia terutama dikenal sebagai gelandang tengah dengan kemampuan mengendalikan permainan dan mendistribusikan bola dengan terampil. Namun, dengan Arsenal menghadapi kekurangan penyerang kunci, Arteta memutuskan untuk bereksperimen dengan Merino sebagai penyerang. Dan hasilnya tidak bisa lebih baik lagi.
Pertandingan melawan Leicester menandai tonggak sejarah dalam karier Merino ketika ia masuk dari bangku cadangan dan mencetak kedua gol saat Arsenal menang 2-0. Ini adalah pertandingan pertama Merino sebagai ‘false nine’, dan ia menunjukkan bahwa ia dapat menjalankan tugas sebagai striker dengan baik.
Sejak itu, Merino terus mempertahankan performa impresifnya dengan mencetak 4 gol dan 1 assist dalam pertandingan penting untuk Arsenal. Ia telah menguasai peran tersebut meskipun belum pernah bermain sebagai striker sebelumnya, dan bahkan telah mencetak lebih banyak gol daripada bintang-bintang besar seperti Raphinha (3 gol), Kane (3 gol), dan Lautaro Martínez (3 gol) di masa lalu.
Dalam pertandingan derby menegangkan dengan Chelsea di Liga Inggris pada 16 Maret, Merino sekali lagi menunjukkan naluri mencetak golnya. Tendangan sudut tepat dilepaskan oleh Martin Ødegaard, dan Merino melakukan sundulan indah di tiang dekat, yang mengirim bola ke gawang Robert Sánchez, memberi Arsenal kemenangan berharga 1-0.
Ini adalah demonstrasi nyata mengenai kemampuan adaptasi Merino yang luar biasa saat bermain di posisi penyerang. Meskipun hanya seorang gelandang tengah, dengan bakat dan pergerakannya yang cerdas, Merino melakukan tugasnya dengan baik. Ia bahkan nyaris mencetak gol kedua pada menit ke-62, namun kiper Chelsea sigap menepis gol tersebut tepat di garis gawang.
Sejak mengambil peran sebagai striker, Merino telah mencetak lebih banyak gol daripada striker top dunia. Raphinha, Harry Kane, Ollie Watkins, Lautaro Martínez, Erling Haaland dan Vinicius Jr semuanya gagal menyamai rekor gol mengesankan Merino dalam peran “false nine”. Belum lagi, rekan setim lainnya seperti Declan Rice dan Ødegaard di Arsenal juga mencetak lebih sedikit gol daripada Merino. Hal ini semakin menegaskan bahwa mantan gelandang Real Sociedad tersebut tidak hanya beradaptasi dengan peran barunya, tetapi juga bersinar kuat di dalamnya.
Dalam skuad Arsenal yang membutuhkan perubahan dan kegembiraan, Merino mewakili sumber kekuatan baru. Tak hanya menjadi pemain bertahan atau pengorganisir, kini ia menjelma menjadi ancaman nyata bagi gawang lawan. Dengan pergerakannya yang cerdas dan kemampuan mencetak gol yang mengesankan, Merino telah membuktikan dirinya sebagai pemain yang sangat diperlukan dalam skuad Arteta.
Real Madrid Harus Memberi Perhatian Khusus pada Merino
Mikel Arteta memuji Merino atas cara ia menjalani peran barunya. Pelatih asal Spanyol itu mengatakan:
“Sungguh luar biasa bahwa ia membantu tim menang di posisi yang belum pernah dimainkannya sebelumnya. Ia memiliki pendekatan yang hebat dalam situasi yang sulit. Ia selalu ingin memahami segalanya dan selalu mengkritik dirinya sendiri untuk meningkatkan kemampuan. Semangat inilah yang selalu ingin saya lihat dalam diri seorang pemain.”
Merino tidak hanya unggul dalam peran barunya, ia juga menunjukkan kerendahan hati dan keinginan untuk belajar. Dalam sebuah wawancara, Merino berbagi perasaannya tentang bermain sebagai penyerang: “Posisi penyerang benar-benar berbeda dari yang biasa saya jalani. Meskipun sulit, posisi ini juga sangat menarik bagi saya. Saya telah belajar banyak, terutama dalam menciptakan ruang bagi rekan setim dan selalu hadir di titik-titik panas. Saya masih berusaha belajar dan sejauh ini saya pikir saya telah melakukannya dengan cukup baik.”
Dengan penampilannya saat ini, Mikel Merino tentu akan menjadi salah satu pemain Arsenal yang paling menonjol dalam perjalanan mereka menaklukkan Liga Champions. Di babak perempat final, Arsenal akan menghadapi Real Madrid, dan Merino tentu akan menjadi faktor yang tidak dapat diabaikan oleh tim Kerajaan Spanyol.
Dengan kemampuan mencetak golnya yang mengesankan dan keserbabisaannya di berbagai posisi, Merino bisa menjadi salah satu senjata Arteta yang paling ampuh dalam pertandingan ini. Bagi Real Madrid, pertempuran udara menjadi “titik lemah” yang menyebabkan klub sering kebobolan gol.
Mikel Merino membuktikan bahwa ia tidak hanya jago sebagai gelandang, tapi juga jago jadi penyerang. Arsenal memiliki bintang baru, dan jika Merino meneruskan performa ini, ia akan menjadi faktor kunci untuk sisa musim ini.
Mimpi Arsenal di Liga Champions kemungkinan besar akan menjadi kenyataan, dan Merino pasti akan menjadi pemain kunci dalam perjalanan yang menjanjikan itu.
Scr/Mashable