Para pejabat olahraga Thailand mengadakan pertemuan untuk membahas persiapan SEA Games ke-33, ajang olahraga terpenting negara itu tahun ini. Dalam pertemuan ini, sebuah isu hangat dibahas.
Salah satu yang dibahas adalah tunjangan bagi atlet yang sedang mempersiapkan diri untuk berpartisipasi. Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Nasional Thailand, Thana Chaiprasit, secara terbuka mengungkapkan kekhawatirannya ketika mengetahui bahwa sejak April, para atlet negara itu harus berlatih tanpa bayaran.
Tunjangan persiapan atlet harus dicairkan dari Dana Pengembangan Olahraga Nasional. Mereka belum menerima sepeser pun dalam empat bulan terakhir. Pembayaran terakhir dilakukan pada bulan April. Hal ini sangat memengaruhi kesehatan mental para atlet, serta rencana manajemen asosiasi, kata pejabat tersebut.
Thana Chaiprasit juga mengatakan bahwa ini merupakan tindakan penghinaan bagi dunia olahraga negara Thailand.
“Saat ini, belum ada informasi kapan subsidi akan diterima dari Otoritas Olahraga Thailand. Jika berita tentang masalah ini menyebar ke seluruh ASEAN, itu hanya akan mempermalukan komunitas olahraga kita,” kata Thana Chaiprasit, seperti dilansir dari Znews.
“Saya yakin masalah subsidi atlet harus segera diselesaikan. Jika tidak, hal itu akan berdampak negatif pada kesehatan mental para atlet yang telah mencurahkan waktu dan upaya untuk berlatih,” ungkapnya.
Thailand mengirimkan lebih dari 2.000 atlet ke SEA Games ke-33, jumlah terbesar di antara delegasi lainnya. Mereka berpartisipasi dalam semua cabang olahraga. Oleh karena itu, jumlah uang yang dibayarkan kepada para atlet sangat besar. Dengan 4 bulan gaji yang belum dibayarkan, negara tuan rumah SEA Games ke-33 ini tentu saja menyulitkan para atlet untuk bersantai selama persiapan.
Bahkan, beberapa lembaga terpaksa meminjam uang untuk memajukan atlet.
“Banyak federasi harus menyelesaikan masalah mendesak mereka sendiri dan mengumpulkan dana untuk membayar gaji atlet. Beberapa pimpinan bahkan meminjam uang dari koperasi layanan publik untuk membiayai atlet mereka,” jelas Thana Chaiprasit.
Thailand Tidak Punya Hak Melarang Kamboja Berpartisipasi di SEA Games 2025
Di sisi lain, Presiden Dewan SEA Games, Chaiyaphak Siriwat memperingatkan bahwa Thailand akan melanggar piagam Olimpiade jika melarang Kamboja berpartisipasi dalam Pesta Olahraga Asia Tenggara akhir tahun ini.
Di tengah situasi tegang di perbatasan Kamboja-Thailand, Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand Surawong Thienthong baru-baru ini mengusulkan pelarangan Kamboja berpartisipasi dalam SEA Games ke-33 – yang diadakan di Thailand pada bulan Desember.
Menyusul pernyataan tersebut, Ketua Dewan SEA Games, Tn. Chaiyaphak Siriwat, memperingatkan bahwa Thailand adalah tuan rumah SEA Games ke-33, tetapi tidak memiliki hak untuk melarang Kamboja menghadiri pertandingan tersebut, bahkan jika ada konflik politik atau ketidakstabilan antara kedua negara.
Bapak Chaiyaphak Siriwat menegaskan di surat kabar Thairath : “Panitia Penyelenggara Thailand, atau bahkan Dewan SEA Games, tidak berhak melarang negara anggota mana pun untuk berpartisipasi dalam turnamen jika negara tersebut masih menjadi anggota dan tidak ada hukuman resmi.”
Perwakilan dari 11 negara peserta SEA Games ke-33 dijadwalkan bertemu pada tanggal 20 dan 21 Agustus untuk membahas opsi sesuai dengan peraturan dan regulasi Olimpiade jika ada “tindakan pembatasan atau anti” terhadap Kamboja.
Saat ini, Menteri Pariwisata dan Olahraga Thailand Surawong Thienthong masih bersikap keras terhadap usulan pemboikotan Kamboja dari SEA Games ke-33 karena kekhawatiran kondisi keamanan dan keselamatan tidak terjamin.
Scr/Mashable