Petinju Irlandia, John Cooney meninggal dunia pada usia 28 tahun, seminggu setelah berjuang melawan cedera otak serius yang dialaminya saat mempertahankan gelar kelas bulu super Celtic.
Rekaman video yang dibagikan di media sosial menunjukkan Cooney menerima puluhan pukulan di wajah sebelum terjatuh di matras pada ronde kesembilan melawan petinju asal Wales Nathan Howells di Ulster Hall, Belfast pada, Sabtu 1 Februari 2025. Dia dibawa ke Rumah Sakit Royal Victoria dalam kondisi kritis dan didiagnosis mengalami pendarahan intrakranial.
Dokter melakukan operasi untuk menghilangkan tekanan pada otak Cooney, tetapi kondisinya tidak membaik. Setelah seminggu berjuang demi hidupnya dalam perawatan intensif, Cooney menghembuskan nafas terakhirnya.
Penyelenggara MHD Promotions merilis pernyataan yang mengonfirmasi berita duka tersebut: “Kami sangat sedih mengumumkan bahwa John Cooney telah meninggal dunia. Tuan dan Nyonya Cooney dan tunangan John, Emmalen, ingin mengucapkan terima kasih kepada staf rumah sakit atas kerja keras mereka, serta kepada semua orang yang telah mengirimkan pesan dukungan dan doa.”
Mantan petinju profesional dan kini pelatih Conrad Cummings mengungkapkan kesedihan mendalamnya atas meninggalnya Cooney: “John Cooney, sang petarung, menyerah dan meninggal malam ini. Saya benar-benar bersedih.”
Ulster Hall, tempat pertarungan yang menentukan itu terjadi, juga mengunggah ucapan belasungkawa di media sosial: “Belasungkawa terdalam kami sampaikan kepada keluarga John Cooney, teman-teman, dan komunitas tinju pada umumnya.”
John Cooney lahir di Galway, Irlandia. Ia memenangkan gelar Celtic dengan kemenangan KO atas Liam Gaynor pada November 2023 di 3Arena di Dublin.
Cooney kemudian harus absen selama lebih dari 12 bulan untuk pulih dari cedera tangan. Ia kembali ke ring Oktober lalu dengan kemenangan atas Tampela Maharusi dari Tanzania di London, sebelum tragedi terjadi akhir pekan lalu.
Sudah 2 Petinju Meninggal Dunia di Awal 2025
Kabar kematian John Cooney menjadi pukulan telak bagi dunia tinju. Sebab dua atlet sudah menjadi korban dari olahraga seni bela diri tersebut di awal tahun 2025.
Sebelumnya Hassan Mgaya, petinju asal Tanzania meninggal dunia setelah mengalami cedera dalam pertarungan pada 27 Desember 2024.
Mgaya dikalahkan oleh Paul Elias di Dunia Ndogo Hall di Dar es Salaam, dan tutup usia di rumah sakit tiga hari kemudian.
Laporan lokal menunjukkan, Mgaya dijatuhkan beberapa kali oleh pukulan ke kepala pada ronde kelima dan menggigit lidahnya, yang kemudian tertelan ke tenggorokannya.
Kematian tersebut dikonfirmasi oleh WBC dalam sebuah pernyataan yang berbunyi: “Petinju profesional Tanzania Hassan Mgaya meninggal dunia pada tanggal 30 Desember 2024, karena cedera akibat KO yang diterimanya pada tanggal 27 Desember.
“Mgaya telah dibawa ke Rumah Sakit Palestina di Sinza, Tanzania, sebelum dipindahkan ke Rumah Sakit Mwananyamala di mana ia menghabiskan saat-saat terakhirnya.
“Seluruh keluarga besar WBC dan Presiden Mauricio Sulaiman menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga dan sahabat juara kita tercinta. Beristirahatlah dalam damai.”
Sekretaris Komisi Tinju Tanzania, Nsajigwa Mwangamilo, menambahkan: “Kami menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga dan pemangku kepentingan tinju di negara ini.”
Hasan Mgaya memiliki rekor 3-3-2 (1 KO). Ia pernah kalah dalam pertarungan profesional kedua dan ketiganya pada tahun 2017 dan 2019, tidak aktif dari tahun 2020-2022, dan tidak bertinju selama dua tahun sebelum menghadapi Elias, yang juga berasal dari Tanzania.
Scr/(mashable)