Ayden Heaven meninggalkan Arsenal dan bergabung dengan Manchester United pada jendela transfer Januari 2025, tetapi keraguan segera muncul atas motif sebenarnya bek berusia 18 tahun itu.
Hanya tampil satu kali untuk tim utama Arsenal sebelum pindah ke Old Trafford, Heaven masih menerima banyak ekspektasi. Saat MU mengalahkan Leicester City 2-1 di Piala FA pada 8 Februari, ia dimasukkan ke bangku cadangan meski tidak dimainkan.
Dengan Lisandro Martínez absen jangka panjang karena cedera ACL, Heaven mungkin akan segera diberi kesempatan untuk membuktikan kemampuannya. Namun, keputusan hengkang dari Arsenal untuk bergabung dengan MU yang tengah tidak stabil memunculkan banyak pertanyaan.
Ben Foster, mantan penjaga gawang Manchester United, bersikap skeptis: “Banyak orang mengangkat alis dan bertanya-tanya bagaimana seorang pemain akan meninggalkan Arsenal – di mana ia bisa memiliki jalan yang jelas untuk menjadi bagian dari tim yang sangat sukses – untuk pindah ke United, sebuah tim yang dari luar tampak kacau, beracun, dan tidak memiliki gaya bermain yang jelas? Saya benar-benar bertanya-tanya mengapa ia melakukannya.”
Menurut Goal, Heaven dikabarkan mendapat kontrak dengan gaji besar dari tim Old Trafford. Hal ini menimbulkan perdebatan tentang apakah Heaven akan memaksakan diri atau mengabaikan latihan dan kemudian keinginannya untuk berkompetisi akan padam.
Ben Foster khawatir: “Ketika seorang pemain mendapatkan kontrak besar pertamanya, mereka kehilangan motivasi. Hal itu menggerogoti mereka secara tidak sadar dan saya telah melihatnya minggu demi minggu dalam karier saya. Pemain muda berjuang selama tiga tahun dengan gaji rendah, lalu tiba-tiba menandatangani kontrak besar. Mereka langsung menarik rem tangan, berpikir bahwa mereka tidak perlu terus bekerja keras, seperti bangun pagi untuk pergi ke pusat kebugaran, karena mereka memiliki kontrak jangka panjang yang menjamin masa depan mereka.”
Namun MU punya pandangan berbeda. Direktur Teknik Jason Wilcox menekankan bahwa keputusan untuk mengontrak Heaven tidak semata-mata karena alasan finansial, tetapi juga karena potensi yang dimiliki anak muda tersebut.
Kesepakatan itu juga menyatukan kembali Heaven dengan Chido Obi-Martin, mantan pemain muda Arsenal lainnya yang pindah ke United musim panas lalu. Obi-Martin saat ini bermain mengesankan untuk tim muda “Red Devils”, dengan 9 gol setelah 9 pertandingan.
Sekarang, semua mata perlahan-lahan beralih ke Ayden Heaven untuk melihat apakah ia dapat membuktikan kemampuannya di Old Trafford atau akan perlahan-lahan kehilangan dirinya setelah menerima kontrak yang “menguntungkan”.
Buntut Efisiensi Anggaran, Manchester United Dikabarkan Akan PHK 200 Karyawan Lagi
Sementara itu, Sir Jim Ratcliffe melanjutkan pembersihannya di Manchester United, menyebabkan ratusan staf kehilangan pekerjaan di tengah krisis keuangan klub.
Miliarder Inggris itu menghabiskan 1 miliar poundsterling untuk membeli 27,7% saham klub tahun lalu dan menerapkan serangkaian tindakan penghematan. The Sun mengungkapkan bahwa pemotongan tersebut akan memengaruhi 100-200 staf, yang tersebar di semua departemen. Juli tahun lalu, Ratcliffe memecat 250 dari 1.150 karyawan yang bekerja di Manchester United.
“Pada akhirnya, sepak bola adalah bisnis, tetapi ada ratusan orang yang bekerja tanpa lelah untuk menjadikan klub ini sukses. Moral berada pada titik terendah setelah PHK tahun lalu, dan ini merupakan pukulan berikutnya,” kata salah seorang internal klub.
Dalam tiga tahun terakhir, Manchester United telah kehilangan 300 juta pound, meskipun kelompok INEOS milik Ratcliffe memompa lebih banyak uang ke klub. Bos baru Setan Merah tengah mencari cara untuk memangkas biaya dan meningkatkan pendapatan, meskipun itu berarti mengambil keputusan yang tidak disukai penggemar.
Tindakan kontroversial Ratcliffe termasuk menaikkan harga tiket musiman hingga minimal 66 pound per tiket, mencopot Sir Alex Ferguson dari perannya sebagai duta global, membatalkan pesta Natal staf, memotong dana sebesar 40.000 pound untuk dana dukungan mantan pemain MU, mengganti bonus Natal sebesar 100 pound dengan voucher belanja sebesar 40 pound, dan menghapus tunjangan perjalanan, makanan, dan akomodasi gratis bagi staf.
Pada saat yang sama, Manchester United engalami musim yang mengecewakan, berada di posisi ke-13 di Liga Inggris 2024/2025. Pelatih Ruben Amorim bahkan mengakui bahwa MU bisa terdegradasi dan menyebut skuad saat ini yang terburuk dalam sejarah klub.
Meski dikritik karena pemangkasan anggaran, MU tetap belanja besar di bursa transfer. Mereka menggelontorkan dana hingga 190 juta poundsterling untuk kontrak baru pada musim panas 2024. Namun, tim berisiko melanggar aturan Financial Fair Play (PSR) jika tidak ada penyesuaian yang wajar.
Selain itu, Ratcliffe juga berambisi membangun stadion baru berkapasitas 100.000 tempat duduk yang dijuluki “Wembley of the North”. Pemerintah Inggris mendukung rencana tersebut, yang mencakup renovasi seluruh area di sekitar Old Trafford.
Ambisi yang besar, namun dengan ketidakstabilan saat ini, pertanyaannya adalah apakah Jim Ratcliffe benar-benar dapat membawa Manchester United kembali ke masa kejayaannya atau ia hanya mengubah klub tersebut menjadi tidak lebih dari sekadar mesin komersial?
Scr/(mashable)