Skandal Naturalisasi Sepak Bola Malaysia: Klarifikasi Kontroversi Asal-usul dan Kursi Ketua Umum yang Mulai Goyah

24.08.2025
Skandal Naturalisasi Sepak Bola Malaysia: Klarifikasi Kontroversi Asal-usul dan Kursi Ketua Umum yang Mulai Goyah
Skandal Naturalisasi Sepak Bola Malaysia: Klarifikasi Kontroversi Asal-usul dan Kursi Ketua Umum yang Mulai Goyah

Dari pernyataan kontroversial pemain naturalisasi Facundo Garces, skandal besar tentang transparansi telah meletus, yang menempatkan Presiden Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM), Joehari Ayub pada risiko pemecatan.

Kemenangan gemilang 4-0 atas Vietnam di kualifikasi Piala Asia 2027 tampaknya mengawali era kejayaan baru sepak bola Malaysia, tetapi ironisnya, hal itu justru memicu krisis hebat di jajaran petinggi. Hanya beberapa bulan setelah menjabat, Presiden Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM), Bapak Joehari Ayub, terancam dipecat menyusul skandal terkait kebijakan naturalisasi massal pemain.

Insiden ini bermula dari pernyataan yang tampaknya tidak berbahaya dari bintang naturalisasi Argentina, Facundo Garces. Sang pemain secara tidak sengaja mengungkapkan bahwa ia memiliki akar Malaysia melalui “kakek buyutnya “. Pernyataan ini langsung memicu gelombang skeptisisme, karena bertentangan dengan peraturan FIFA. Menurut Pasal 7 peraturan tersebut, seorang pemain hanya berhak bermain untuk tim nasional lain jika ayah, ibu, atau kakek-neneknya lahir di negara tersebut. Keturunan dari generasi keempat sama sekali tidak memenuhi syarat. Meskipun Garces segera mengoreksi dirinya sendiri, skeptisisme pun menyebar.

Media dan publik Malaysia langsung mempertanyakan transparansi proses peninjauan aplikasi FAM. Berapa banyak kasus lain yang mengaburkan batasan hukum demi ambisi tim nasional untuk meraih prestasi? Tekanan semakin meningkat terhadap Joehari Ayub, yang terpilih tanpa lawan pada Februari 2025. Kebijakan naturalisasinya yang kuat adalah keunggulan terbesarnya, tetapi kini justru menjadi sumber semua masalah.

Menurut sumber terpercaya dari New Straits Times, jabatan ketua FAM kemungkinan akan segera kosong. Kemungkinan besar, wakil presiden veteran Datuk Yusof Mahadi akan mengambil alih untuk sementara. Saat dihubungi media, Yusof hanya memberikan jawaban yang samar, yang semakin memicu spekulasi tentang pergantian pimpinan. Pejabat senior FAM lainnya juga memilih untuk tetap diam, tidak membantah rumor tersebut.

Bahayanya tidak berhenti di kepresidenan. Jika FIFA menyelidiki dan memutuskan bahwa Facundo Garces tidak layak bermain, sepak bola Malaysia akan menghadapi sanksi berat. Sang pemain sendiri bisa dilarang bermain, dan yang lebih serius, hasil pertandingan tim Malaysia yang menampilkannya bisa dibatalkan. Ini termasuk kemenangan bersejarah 4-0 atas Vietnam, pertandingan di mana sembilan dari 11 pemain inti dinaturalisasi.

Hal ini menimbulkan paradoks besar bagi sepak bola Malaysia. Di satu sisi, kebijakan naturalisasi telah membawa kesuksesan instan, membuat tim nasional jauh lebih kuat dan membangkitkan kembali kepercayaan para penggemar. Di sisi lain, kebijakan ini mendorong mereka ke dalam krisis kepercayaan dan menghadapi risiko hukum yang tak terduga. Meskipun Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dan FIFA sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa FAM telah mematuhi hukum, insiden Garces telah membuat segalanya menjadi sorotan.

Masa depan sepak bola Malaysia kini tak menentu. Krisis ini menjadi pelajaran berharga dalam menyeimbangkan ambisi meraih prestasi dengan pembangunan berkelanjutan yang berlandaskan transparansi dan integritas.

Scr/Mashable