Pada usia 17 tahun, Lamine Yamal lebih dari sekadar bakat muda yang menjanjikan. Ia Telah membuat sejarah bersama Barcelona.
Apa yang dilakukan Yamal di lapangan bahkan membuat para legenda sepak bola kagum. Berkat penampilan gemilangnya dalam kemenangan 3-1 atas Benfica pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions musim ini, Rabu 12 Maret 2025 dini hari WIB, bintang muda ini terus membuktikan bahwa dirinya bukan hanya masa depan Barcelona, tetapi juga bisa menjadi salah satu pemain terhebat di dunia.
Titik Balik Bersejarah di Liga Champions
Setelah menang 1-0 di Portugal, tim Catalan itu bermaksud mengalahkan Benfica di kandangnya di Olímpic Lluís Companys untuk mengamankan tiket ke perempat final. Namun, yang menjadi sorotan pertandingan bukanlah hasil akhir, melainkan penampilan spektakuler Yamal.
Sejak menit pertama, Yamal menunjukkan kepercayaan diri yang luar biasa. Meski baru berusia 17 tahun, pemain ini bermain seperti bintang veteran. Dia bermain sepak bola dengan visi taktis yang tajam, teknik yang terampil, dan sikap percaya diri. Dan kemudian momen yang tak terlupakan tiba – Yamal menjadi pemain termuda dalam sejarah Liga Champions yang mencetak gol dan memberikan assist dalam satu pertandingan.
Pada menit ke-27, Yamal dengan cekatan menangani bola, melewati bek Benfica sebelum mengirimkan umpan terobosan sempurna ke area penalti. Raphinha, dalam posisi yang menguntungkan, tidak melewatkan kesempatan untuk melakukan tendangan voli ke gawang tim tamu, membuka skor untuk Barcelona.
Tapi itu belum semuanya. Pada menit ke-61, Yamal mencetak gol sendiri dengan gaya spektakuler. Menerima bola di tepi area penalti, ia perlahan mengangkat kakinya untuk mengontrolnya, lalu melepaskan tembakan melengkung rumit yang mengirim bola langsung ke sudut jauh gawang, meninggalkan penjaga gawang Benfica yang hanya berdiri di sana menonton. Gol yang sempurna, momen jenius.
Setelah pertandingan, rekan setimnya Raphinha tidak ragu untuk memuji: “Gol Yamal sungguh spektakuler. Itu menunjukkan karakternya yang sebenarnya – pemain luar biasa dengan kualitas istimewa.”
Pelatih Hansi Flick juga tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya: “Lamine tidak mencetak gol dalam enam pertandingan, lebih dari sebulan. Jadi dia sangat senang bisa mencetak gol dalam pertandingan penting. Kami semua senang untuknya – bukan hanya karena dia pemain berbakat, tetapi juga pria hebat”.
Kemenangan Barcelona 3-1 memastikan tempat mereka di perempat final dengan skor agregat 4-1. Lawan mereka berikutnya adalah Borussia Dortmund atau Lille – tetapi yang lebih penting, ini bisa menjadi batu loncatan bagi Yamal untuk terus bersinar di panggung terbesar Eropa.
Angka yang Mengesankan di Usia 17 Tahun
Lamine Yamal tidak hanya menorehkan prestasi dalam satu pertandingan. Statistik wonderkid ini sungguh mengagumkan: 28 kali menyumbang gol musim ini, hampir 60 kali turut menyumbang gol baik bagi Barcelona maupun timnas Spanyol, bermain 50 kali bagi Barca musim lalu, dan masih mencatatkan 36 penampilan musim ini.
Mantan gelandang Owen Hargreaves – yang bermain untuk Bayern Munich dan Manchester United – telah menyamakan penampilan Yamal dengan Wayne Rooney muda.
“Saya belum pernah melihat pemain berusia 17 tahun begitu konsisten,” kata Hargreaves kepada TNT Sports.
“Biasanya pemain muda punya bakat. Saat pertama kali melihat Rooney, saya pikir dia luar biasa. Tapi Yamal berbeda – dia melakukan segalanya dengan mudah,” kata mantan pemain internasional Inggris itu.
Wayne Rooney tampil gemilang di klub Everton pada usia 16 tahun dan kemudian menjadi legenda bagi Manchester United dan tim nasional Inggris. Jika Yamal terus mempertahankan bentuk ini, tak seorang pun dapat menebak batas kemampuannya.
Namun tidak semua orang hanya melihat sisi positifnya saja. Mantan pemain Liverpool Steve McManaman telah mengeluarkan peringatan tentang risiko cedera pada talenta muda Barcelona.
“Kami melihat Pedri, Ansu Fati dan Gavi – mereka semua kelelahan terlalu dini dan kemudian mengalami cedera serius,” kata McManaman. “Hal ini benar-benar memengaruhi karier mereka. Saya hanya berharap Yamal tidak mengalami situasi yang sama.”
Hal ini bukan tanpa dasar. Barcelona terkenal karena pembinaan dan pengembangan pemain-pemain muda, tetapi dalam beberapa tahun terakhir mereka telah melihat terlalu banyak talenta menjanjikan yang kariernya hancur karena cedera. Ansu Fati pernah dianggap sebagai “pengganti Messi” tetapi kini berjuang untuk menemukan jati dirinya setelah serangkaian cedera. Pedri dan Gavi juga terbebani oleh jadwal yang ketat, sehingga memaksa mereka mengambil istirahat jangka panjang.
Pelatih Hansi Flick tentu memahami hal ini, dan mengelola kebugaran Yamal akan menjadi masalah penting jika Barcelona ingin menjadikan bocah ini menjadi legenda di masa depan.
Tidak seorang pun dapat memprediksi masa depan Yamal, tetapi satu hal yang pasti, bocah ini sedang dalam perjalanan untuk menjadi salah satu bintang paling cemerlang di dunia sepak bola. Jika ia terus mempertahankan performa ini, Yamal bisa segera menjadi faktor penting bagi Barcelona dan tim nasional Spanyol selama bertahun-tahun yang akan datang.
Dengan Hansi Flick sebagai pemimpin, dan lingkungan yang akrab dalam membina bakat muda, Yamal punya semua yang dibutuhkan untuk mencapai puncak. Pertanyaannya sekarang bukan apakah anak ini bisa berhasil, tetapi seberapa hebat dia nantinya. Dan dengan apa yang telah ditunjukkannya, Yamal membuktikan bahwa ia mampu menaklukkan dunia sepakbola.
Pada usia 17 tahun, dengan bakat yang luar biasa, masa depan yang cerah menanti Lamine Yamal.
Scr/(mashable)