FIFA akan membuat perubahan besar pada aturan VAR di Piala Dunia 2026, meskipun usulan tersebut ditolak oleh liga dan banyak anggota.
Perubahan yang diusulkan akan memperluas cakupan intervensi VAR hingga tendangan sudut – langkah paling kontroversial sejak teknologi ini diperkenalkan. Keputusan ini berarti IFAB harus melakukan uji coba skala besar di seluruh dunia sebelum memperkenalkan teknologi baru ini di Piala Dunia di AS, Kanada, dan Meksiko pada musim panas 2026.
Menurut BBC Sport , FIFA bertekad menggunakan VAR untuk memantau tendangan sudut di Piala Dunia 2026, meskipun banyak kejuaraan nasional enggan menerapkannya secara luas. Mereka khawatir intervensi VAR yang berlebihan akan menyebabkan pertandingan terganggu dan memperpanjang waktu.
Legenda wasit Pierluigi Collina – yang kini menjabat sebagai ketua Komite Wasit FIFA – merupakan pendukung kuat reformasi ini. Ia mencontohkan insiden kontroversial di final Euro 2016, ketika Portugal mendapat tendangan bebas di babak perpanjangan waktu dan hampir mencetak gol. Collina yakin bahwa kesalahan semacam itu harus ditangani secara menyeluruh oleh teknologi.
Namun, para eksekutif sepak bola Inggris, termasuk CEO FA Mark Bullingham, masih yakin bahwa VAR tidak perlu diperluas lebih lanjut. Ia menekankan: “Sepak bola telah mengalami terlalu banyak gangguan. Kami rasa VAR tidak perlu diperluas saat ini.”
IFAB akan bertemu kembali pada bulan Januari untuk berdiskusi lebih lanjut sebelum mengambil keputusan akhir. Para penggemar akan menunggu untuk melihat apakah FIFA dapat meyakinkan para pejabat untuk mewujudkan perubahan tersebut, setelah pengujian selesai dan sistem dijamin cukup akurat untuk turnamen terbesar di dunia.
FIFA Kembali Membuat Kejutan dengan Aturan Baru
FIFA sedang mempertimbangkan aturan kontroversial: pemain yang menerima perawatan medis di lapangan akan dipaksa meninggalkan lapangan selama dua menit, kecuali penjaga gawang.
Ini adalah usulan terbaru dari Pierluigi Collina, ketua komite wasit FIFA, untuk mengakhiri praktik pemborosan waktu yang merajalela dalam sepak bola modern. Collina telah lama menganggap pemborosan waktu sebagai “penyakit” yang menodai sepak bola. Ia telah mencoba berbagai langkah drastis, mulai dari memberikan waktu tambahan maksimal, yang menyebabkan beberapa pertandingan Piala Dunia 2022 berlangsung lebih dari 100 menit, hingga aturan delapan detik bagi penjaga gawang untuk menendang bola.
Namun, situasi pemain yang berpura-pura kesakitan masih terjadi setiap minggu di setiap turnamen. Menurut FIFA, peraturan baru ini ditujukan untuk mengatasi perilaku diving yang semakin umum.
Bukan hal yang aneh bagi tim unggulan untuk sengaja memperlambat permainan: para pemain berbaring di lapangan, memegangi kaki mereka, meminta dokter untuk datang ke lapangan, lalu beberapa detik kemudian berdiri dan bermain seperti biasa. Perpanjangan waktu ini membuat sepak bola kurang kompetitif, memaksa wasit untuk menambah waktu, dan mengganggu ritme permainan.
Jika aturan dua menit diterapkan, para pemain harus membayar harga karena tim mereka harus bermain dengan satu pemain lebih sedikit untuk sementara waktu. FIFA yakin ini cukup sebagai pencegah dan akan membuat para pemain berpikir dua kali sebelum turun.
FIFA telah menyatakan bahwa sepak bola perlu menjadi lebih “adil dan jujur”, sebagaimana olahraga lain menghukum kecurangan. Rancangan undang-undang tersebut sedang dibahas lebih lanjut sebelum diajukan kepada Dewan FIFA untuk diputuskan dalam waktu dekat.
Scr/Mashable










