Dunia-dunia Aneh yang Ditemukan Ilmuwan Sepanjang 2025

29.06.2025
Dunia-dunia Aneh yang Ditemukan Ilmuwan Sepanjang 2025
Astronomers have discovered a distant exoplanet with a tail that stretches over 5.5 million miles long.

Hingga pertengahan 2025, para astronom telah mengidentifikasi lebih dari 100 planet asing baru, yang beberapa di antaranya berjarak sangat jauh dari Bumi, dan menunjukkan betapa beragam dan dramatisnya sistem planet di seluruh alam semesta.

Menurut NASA, jumlah eksoplanet yang telah dikonfirmasi, yaitu planet-planet yang tidak mengorbit Matahari, telah melampaui 5.900, dengan ribuan kandidat lainnya masih dalam tahap peninjauan.

Semua planet ini berada dalam galaksi Bima Sakti, meski para ilmuwan percaya mereka sempat mendeteksi satu planet di luar galaksi kita pada tahun 2021.

Penemuan ini hanyalah sebagian kecil dari jumlah planet yang diyakini ada di alam semesta. Dengan ratusan miliar galaksi di luar sana, kosmos kemungkinan dipenuhi triliunan bintang.

Dan jika sebagian besar bintang memiliki satu atau lebih planet yang mengorbitinya, maka sungguh sulit untuk dipahami oleh otak manusia. Sistem tata surya kita saja memiliki delapan planet utama (maaf, Pluto) dan mungkin masih ada yang belum ditemukan.

Tak ada dua eksoplanet yang benar-benar serupa. Masing-masing memiliki komposisi kimia dan kondisi yang unik. Kini, mengenal dunia-dunia ini jadi lebih mudah berkat teleskop luar angkasa James Webb.

Observatorium yang merupakan kolaborasi NASA dengan badan antariksa Eropa dan Kanada ini mengalokasikan sekitar seperempat waktunya untuk mengamati eksoplanet. Dengan mempelajari atmosfer planet-planet tersebut, para ilmuwan dapat mengetahui banyak hal, termasuk kemungkinan kelayakhunian planet itu.

Webb kini tengah menjalankan studi besar terhadap planet-planet berbatu di luar tata surya, khususnya untuk mengetahui apakah eksoplanet yang mengorbit dekat bintang katai merah yang sejuk dapat memiliki atmosfer.

Studi ini, yang pertama kali dilaporkan oleh Mashable, akan meneliti lebih dekat sekitar selusin eksoplanet terdekat.

Astronomers have discovered a distant exoplanet with a tail that stretches over 5.5 million miles long.
Credit: Jose-Luis Olivares / MIT illustration

BD+05 4868 Ab

Para astronom menemukan sebuah planet dengan ekor mirip komet yang membentang lebih dari 8,8 juta kilometer. Eksoplanet berbatu ini, BD+05 4868 Ab, mengorbit sebuah bintang berjarak 140 tahun cahaya di konstelasi Pegasus.

Tim peneliti yang dipimpin MIT mendeteksi ekor ini, yang tersusun dari partikel seukuran pasir, saat ekornya menghalangi sebagian cahaya bintang dan menyebabkan peredupan tak merata setiap kali lewat.

BD+05 4868 Ab, yang ditemukan lewat misi TESS milik NASA, berukuran sebanding dengan Merkurius dan menyelesaikan satu orbit hanya dalam 30,5 jam.

Dengan suhu sekitar 1.650 derajat Celsius, planet ini tampaknya meluruhkan material sebesar satu Gunung Everest tiap kali mengorbit, yang membentuk ekornya. Para ilmuwan berencana menggunakan Webb untuk meneliti komposisinya lebih lanjut.

Proxima b

Proxima b, eksoplanet seukuran Bumi yang paling dekat dengan kita, tampaknya tidak mampu mendukung kehidupan, menurut studi terbaru.

Meski planet ini berada di ‘zona layak huni’ bintangnya, area tempat air cair mungkin bisa ada di permukaan, para ilmuwan kini percaya bahwa bintang induknya, Proxima Centauri, terlalu ganas.

Bintang yang berjarak sekitar empat tahun cahaya ini memancarkan badai antariksa ekstrem yang kemungkinan besar akan mengikis atmosfer planet. Dalam pengamatan selama 50 jam dengan teleskop ALMA di Chile, para peneliti mencatat 463 ledakan bintang yang sangat kuat.

WASP-127b

Para astronom menemukan angin dahsyat yang melanda WASP-127b, fenomena yang belum pernah mereka saksikan sebelumnya. Di planet gas raksasa ini, angin jet mengelilingi ekuator dengan kecepatan 33.000 km/jam. Itu hampir 19 kali lebih cepat dibanding angin paling kuat di tata surya, yang ada di Neptunus.

Dengan menggunakan Very Large Telescope milik European Southern Observatory di Chile, para ilmuwan mempelajari atmosfer planet yang berjarak 520 tahun cahaya ini. Mereka menemukan jejak uap air, karbon dioksida, dan suhu yang berubah drastis di berbagai wilayah planet.

K2-18b

Tim ilmuwan yang sebelumnya mengklaim menemukan tanda-tanda kehidupan di eksoplanet K2-18b kini kembali dengan data baru yang mereka klaim memperkuat temuan mereka.

K2-18b, yang dikategorikan sebagai planet ‘Hycean’ karena kemungkinan memiliki atmosfer kaya hidrogen di atas lautan global, menunjukkan sinyal kuat keberadaan dimetil sulfida atau gas serupa. Di Bumi, senyawa ini biasanya dihasilkan oleh mikroorganisme seperti alga mikroskopis.

Namun, studi lanjutan terhadap planet yang berjarak 124 tahun cahaya ini justru memicu kontroversi, karena cara tim peneliti mengomunikasikan temuannya ke publik dinilai terlalu berlebihan, seolah mereka sudah hampir menemukan kehidupan di luar Bumi.

Scientists found two young gas giants orbiting the YSES-1 star, one with sand-like clouds and another surrounded in space by moon-making material.
Credit: Ellis Bogat illustration

Gaia-4b

Pesawat luar angkasa Gaia milik Badan Antariksa Eropa mencetak keberhasilan pertamanya dalam menemukan planet baru lewat teknik ‘wobble’ (goyangan). Metode ini mendeteksi getaran halus pada bintang akibat tarikan gravitasi planet pengorbitnya.

Planet raksasa Gaia-4b, yang massanya 12 kali lebih besar dari Jupiter, berjarak 244 tahun cahaya dan mengorbit bintang kecil yang massanya hanya 64 persen dari Matahari. Penemuan ini telah dikonfirmasi lewat pengamatan lanjutan, menandai tonggak penting dalam misi pencarian planet Gaia.

YSES-1b dan YSES-1c

Para ilmuwan menggunakan teleskop Webb untuk menangkap citra langsung dua eksoplanet muda, YSES-1b dan YSES-1c, yang mengorbit bintang berjarak lebih dari 300 tahun cahaya.

YSES-1c menunjukkan awan gelap silikat yang tersusun dari butiran batuan ultra-halus, sedangkan YSES-1b memiliki cakram debu bercahaya, mungkin hanya yang ketiga dari jenisnya yang pernah diamati, yang diduga sebagai tempat pembentukan bulan.

Kedua planet gas raksasa ini, yang massanya antara lima hingga 15 kali Jupiter, mengorbit bintang muda mirip Matahari, meski pada jarak yang ekstrem. Gambar inframerah terbaru ini memberikan wawasan mendalam tentang tahap awal pembentukan planet dan bulan yang kacau.

Scr/Mashable