Saat kamu mengira sudah mengenal semua dunia di tata surya, para astronom justru menemukan sebuah objek baru yang berpotensi mengubah peta ruang angkasa.
Dunia es ini, yang sementara dinamai 2017 OF201, bisa dianggap sebagai ‘sepupu jauh’ Pluto dan kata ‘jauh’ di sini memang benar-benar jauh. Di titik terjauhnya, objek ini berada lebih dari 1.600 kali jarak Bumi ke Matahari. Bahkan di titik terdekatnya, jaraknya masih 44,5 kali lebih jauh dari jarak Bumi ke Matahari.
Yang membuat 2017 OF201 begitu istimewa adalah lintasannya yang sangat memanjang mengelilingi Matahari, yang memerlukan waktu luar biasa lama, sekitar 25.000 tahun Bumi untuk menyelesaikan satu putaran penuh. Sebagai perbandingan, Pluto hanya membutuhkan 248 tahun Bumi untuk mengelilingi Matahari.
Bagaimana objek ini bisa sampai ke tepi tata surya masih menjadi misteri, mungkin akibat interaksi dekat dengan planet raksasa seperti Jupiter atau Neptunus yang ‘melempar’ objek ini ke orbit yang sangat lebar. Atau bisa juga, ketika pertama kali terlontar, objek ini sempat berada di Awan Oort, sebelum akhirnya kembali.
Awan Oort diperkirakan merupakan kumpulan objek es kuno yang mengelilingi tata surya. Namun, menurut NASA, keberadaan awan ini masih berupa teori karena komet-komet di dalamnya terlalu redup dan terlalu jauh untuk diamati secara langsung.
Pusat Planet Minor dari International Astronomical Union, yang mendata bulan-bulan baru dan objek kecil lainnya di tata surya, mengumumkan penemuan ini pada 21 Mei lalu.
Dengan diameter sekitar 700 kilometer, 2017 OF201 mungkin memenuhi syarat sebagai planet kerdil, status yang sama seperti Pluto sejak Pluto ‘diturunkan’ dari status planet kesembilan pada tahun 2006.
“Meski kemajuan teknologi teleskop telah memungkinkan kita menjelajahi bagian-bagian jauh alam semesta,” kata Sihao Cheng, peneliti dari Institute for Advanced Study yang memimpin penemuan ini, “masih ada banyak hal yang perlu kita temukan tentang tata surya kita sendiri.”
Cheng, bersama mahasiswa pascasarjana dari Universitas Princeton, menemukan calon planet kerdil ini saat mereka mencari ‘Planet 9’, dunia hipotetis tersembunyi yang diduga memengaruhi pengelompokan aneh objek-objek jauh di luar Neptunus.
Tim ini menggunakan program komputer untuk memeriksa bertahun-tahun foto ruang angkasa yang diambil oleh Teleskop Victor M. Blanco di Chile dan Teleskop Canada France Hawaii. Dengan menghubungkan titik-titik terang yang bergerak lambat di langit, mereka berhasil mengidentifikasi objek tersebut.
Namun, 2017 OF201 menjadi objek aneh karena tidak mengikuti pola pengelompokan yang sama dengan objek-objek trans-Neptunus lainnya.
“Keberadaan 2017 OF201 mungkin menunjukkan bahwa Planet 9 atau Planet X sebenarnya tidak ada,” kata Jiaxuan Li, salah satu kolaborator, di situs pribadinya. Penelitian mereka saat ini sudah tersedia di server pratinjau makalah ilmiah arXiv.
Penemuan ini juga menantang pemahaman banyak ilmuwan tentang wilayah luar tata surya. Area di luar Sabuk Kuiper, tempat objek ini berada, sebelumnya dianggap cukup kosong.
Wahana antariksa NASA New Horizons, yang mengambil foto Pluto dan bulannya pada tahun 2015, kini telah menempuh jarak lebih dari dua kali lipat dari itu. Anehnya, New Horizons belum juga mencapai tepi sabuk tersebut.
Ini berarti, mungkin New Horizons akan menempuh miliaran mil lagi sebelum mencapai ruang antarbintang, yaitu wilayah yang tidak lagi terpengaruh oleh radiasi dan partikel Matahari.
Pada 2019, New Horizons memotret objek berbentuk dumbel merah es yang dinamai Arrokoth, objek terjauh yang pernah dijumpai oleh wahana antariksa.
Jika 2017 OF201 hanya menghabiskan 1 persen dari orbitnya di wilayah yang cukup dekat untuk terdeteksi, hal ini bisa menunjukkan bahwa wilayah di luar Sabuk Kuiper sebenarnya tidaklah kosong.
“Keberadaan satu objek ini saja menyiratkan bahwa mungkin ada seratus objek lain dengan orbit dan ukuran serupa,” kata Cheng. “Mereka hanya terlalu jauh untuk bisa terdeteksi sekarang.”
Scr/Mashable