Sebuah bulan Jupiter yang berukuran hampir sama dengan Merkurius kemungkinan memiliki lautan yang dalam beberapa mil di bawah lapisan esnya, menurut sebuah studi baru.
Bulan Jupiter ini, Callisto, adalah yang terluar dari 95 satelit yang mengorbit planet gas raksasa tersebut. Pada 1990-an, wahana antariksa Galileo milik NASA menemukan sesuatu yang aneh tentang Callisto: bulan ini tampaknya bereaksi terhadap perubahan medan magnet Jupiter.
Karena air asin dapat menghantarkan listrik, para ilmuwan menduga bahwa Callisto mungkin memiliki lapisan lautan cair di bawah permukaannya.
Namun, bukti tersebut tidak langsung bisa dipastikan. Callisto juga tampaknya memiliki ionosfer, yaitu lapisan partikel bermuatan listrik di atmosfernya. Ini berarti para ilmuwan tidak bisa mengesampingkan kemungkinan bahwa reaksi magnetik itu disebabkan oleh ionosfer, bukan oleh lautan bawah tanah.
Kini, para peneliti semakin optimistis bahwa Callisto termasuk dalam jajaran dunia yang memiliki air di Tata Surya. Dan di mana ada air, ada peluang bagi kehidupan seperti yang kita kenal.

Bukti baru mengenai Callisto berasal dari sumber yang cukup mengejutkan: data lama. Misi Galileo NASA, yang diluncurkan ke luar angkasa pada tahun 1989, dirancang untuk mempelajari Jupiter, satelit-satelitnya, serta gelembung magnetik tak kasatmata di sekitarnya, yang disebut magnetosfer.
Wahana ini melakukan 35 pertemuan dengan bulan-bulan utama Jupiter, termasuk delapan kali flyby dekat Callisto, sebelum misinya berakhir pada tahun 2003.
Baru-baru ini, sekelompok ilmuwan kembali menganalisis data Galileo menggunakan model komputer canggih dan teknik statistik. Berbeda dari studi sebelumnya, tim ini meneliti semua pengukuran magnetik dari flyby dekat Callisto.
Temuan mereka mengungkapkan bahwa ionosfer Callisto saja tidak cukup untuk menjelaskan reaksi magnetik yang terdeteksi dan ketika mereka memasukkan faktor lautan bawah tanah ke dalam analisis, data tersebut menjadi lebih masuk akal. Penelitian ini, yang diterbitkan dalam jurnal AGU Advances, membantu memperkuat teori keberadaan lautan.
Tim memperkirakan bahwa lautan tersebut terkunci di bawah lapisan es padat yang bisa memiliki ketebalan puluhan hingga ratusan mil. Air yang mengalir kemungkinan mengelilingi inti berbatu yang solid. Jika benar, itu akan menjadikan Callisto sebagai saudara dekat Europa, bulan Jupiter lainnya.
Meskipun keberadaan lautan masih belum dapat dipastikan, pengukuran dari wahana antariksa di masa depan diharapkan dapat mengonfirmasi apakah Callisto benar-benar menyembunyikan air cair.
Europa Clipper milik NASA dan JUICE (Jupiter Icy Moons Explorer) milik Badan Antariksa Eropa (ESA) diperkirakan akan mengumpulkan data saat melakukan flyby. Misi Tianwen-4 yang direncanakan oleh Tiongkok juga mungkin akan mengamati Callisto.
Setelah berhasil diluncurkan pada Oktober 2024, Europa Clipper kini melaju di luar angkasa. Wahana ini dijadwalkan melakukan flyby pertama di Mars pada 27 Februari untuk mendapatkan bantuan gravitasi sebelum melanjutkan perjalanannya.
Pesawat ini baru akan tiba di Europa pada 2030. Sementara itu, JUICE, yang diluncurkan pada 2023, akan melewati Venus pada Agustus tahun ini. Wahana ini diperkirakan baru mencapai Jupiter pada 2031 untuk memulai misinya.
Apakah bulan ini dapat mendukung kehidupan masih belum diketahui, tetapi Callisto termasuk dalam daftar lokasi yang ingin dieksplorasi NASA.
Selain kemungkinan memiliki lautan air asin, Callisto juga memiliki lapisan batuan lebih dari 150 mil di bawah permukaan, yang merupakan dua kondisi utama yang diketahui dapat menunjang kehidupan di Bumi. Oksigen dan hidrogen juga telah terdeteksi di atmosfer Callisto yang sangat tipis.
Scr/(mashable)