Rover Perseverance milik NASA nyaris harus melepaskan mata bor berharganya di Mars setelah upaya untuk mengambil sampel batuan mengalami kendala.
Selama seminggu terakhir, laboratorium beroda seukuran mobil ini tampak tetap berada di lokasi di tepi kawah Jezero. Sementara itu, tim ilmuwan dan insinyur di Bumi fokus mencari cara untuk membebaskan alat tersebut dari batuan.
Siapa pun yang pernah menggunakan bor listrik di rumah tahu betapa frustrasinya saat alat itu tersangkut di papan atau dinding, dan sulit untuk dicabut kembali. Nah, terkadang badan antariksa AS juga harus menghadapi situasi serupa, tetapi dari jarak sekitar 212 juta kilometer jauhnya.
Untungnya, Perseverance tidak harus mengorbankan mata bor pengambil inti. Seorang juru bicara NASA memberikan pembaruan status rover tersebut pada hari Rabu.
“Tim sedang berupaya melepaskan mata bor dari upaya pengambilan sampel terakhir, yang berhasil dilakukan pada Selasa malam,” kata NASA kepada Mashable. “Situasi seperti ini telah diantisipasi dalam desain rover, dan masih ada mata bor cadangan di dalam wahana jika dibutuhkan.”
Kawah Jezero merupakan lokasi di Planet Merah yang diyakini dulunya merupakan muara sungai ke delta. Kini para ilmuwan ingin mengeksplorasi bagian tepinya untuk mencari puing-puing batuan dasar Mars kuno.
Kawah Jezero terbentuk ketika benda besar menghantam planet ini sekitar 4 miliar tahun lalu, dan benturan tersebut kemungkinan mengangkat material dari lapisan dalam ke permukaan.
Baru-baru ini, Perseverance telah mempelajari komposisi batuan berlapis di area yang diberi nama Witch Hazel Hill oleh NASA.
Para ilmuwan ingin memahami hubungan antara lapisan terang dan gelap yang tampak berselang-seling, karena kemungkinan besar masing-masing terbentuk dalam kondisi berbeda. Berdasarkan susunan lapisan tersebut, para ahli bisa menyusun garis waktu geologi wilayah Mars ini.
Awal bulan ini, rover mengambil sampel dari lapisan yang terang, yang terdiri dari pecahan batu kecil. Dalam upaya pengeboran terbaru, tim mencoba mengambil sampel dari lapisan yang lebih gelap. Gambar mentah yang dikirim dari kamera rover ke Bumi menunjukkan bahwa mata bor kemungkinan telah tersangkut sejak 22 April.
Sebelum diluncurkan, NASA melengkapi Perseverance dengan sembilan mata bor: satu untuk tanah Mars, dua untuk mengikis lapisan luar batuan yang tertutup debu, dan enam untuk pengeboran inti batu. Belum diketahui berapa banyak yang masih tersedia dan berapa yang sudah rusak karena kondisi keras di Planet Merah.

Sejak mendarat di Mars pada 2021, Perseverance telah mengisi tabung sampel dengan batuan dan tanah. Tujuan NASA adalah untuk mengambil sebagian dari sampel itu dan membawanya ke Bumi pada tahun 2030-an.
Penemuan batuan yang luar biasa hanya meningkatkan tekanan pada NASA untuk menyelesaikan masalah dalam misi Pengembalian Sampel Mars, rencana mengirimkan kembali potongan batu, debu, dan udara yang dikumpulkan rover ke Bumi.
Musim panas lalu, Perseverance menemukan batu berbintik yang menunjukkan tanda paling kuat sejauh ini tentang adanya kehidupan purba di Mars, meski sampel tersebut perlu dikirim ke Bumi untuk konfirmasi.
Namun, misi itu kini berada dalam ketidakpastian setelah tinjauan menemukan bahwa biayanya bisa melebihi $11 miliar dan memerlukan waktu hampir dua dekade. NASA pun meminta masukan dari industri kedirgantaraan untuk menekan anggaran.
Badan antariksa tersebut kini tengah menyelidiki dua pendekatan baru yang bisa menekan biaya menjadi di bawah $8 miliar, termasuk menggunakan pendarat komersial atau sistem pendaratan sky crane yang sudah terbukti, yang sebelumnya digunakan untuk menurunkan rover Perseverance dan Curiosity ke permukaan Mars. Opsi-opsi ini berpotensi mempercepat pengembalian sampel ke Bumi.
NASA akan menghabiskan satu tahun ke depan untuk menyusun rencana rekayasa dari misi yang direvisi ini.
Scr/Mashable