Laporan Keamanan Siber Cina Klaim AS Memata-matai Pengguna Ponsel di Seluruh Dunia

26.03.2025
Laporan Keamanan Siber Cina Klaim AS Memata-matai Pengguna Ponsel di Seluruh Dunia
Laporan Keamanan Siber Cina Klaim AS Memata-matai Pengguna Ponsel di Seluruh Dunia

Laporan keamanan siber terbaru yang dirilis oleh China Cybersecurity Industry Alliance (CCIA) memicu kehebohan global dengan klaim mengejutkan bahwa badan intelijen Amerika Serikat (AS) secara diam-diam telah mengumpulkan data pribadi dari pengguna ponsel di seluruh dunia.

Dilansir dari Gizchina, Rabu (26/3/2025), menurut laporan itu, operasi tersebut mencakup pemanfaatan alat peretasan canggih untuk mengakses perangkat pengguna, serta berbagai jaringan komunikasi.

Metode Peretasan Canggih yang Mengancam Privasi Global

Dalam laporan CCIA, dinyatakan bahwa badan-badan intelijen AS menggunakan serangkaian teknik dan alat peretasan untuk menembus keamanan perangkat. Beberapa target yang diidentifikasi termasuk:

  • Kartu SIM: Alat ini digunakan untuk menyimpan informasi pengguna seperti nomor telepon dan data enkripsi.
  • Sistem Operasi (OS): Baik perangkat berbasis Android maupun iOS menjadi sasaran.
  • Aplikasi Seluler: Banyak aplikasi yang berisi data sensitif seperti catatan keuangan, kontak pribadi, hingga dokumen penting pengguna.

Tak hanya perangkat keras dan lunak yang menjadi target, mereka juga mengeksploitasi teknologi seperti Wi-Fi, Bluetooth, GPS, dan jaringan seluler. Teknologi-teknologi ini digunakan untuk melacak lokasi pengguna, mengumpulkan detail aktivitas mereka, hingga memata-matai secara real-time tanpa sepengetahuan korban.

Data yang didapatkan meliputi informasi pribadi, seperti nama, alamat, nomor telepon, detail akun, catatan perangkat, serta riwayat lokasi pengguna. Operasi ini memunculkan pertanyaan serius tentang pelanggaran privasi dan potensi penyalahgunaan informasi.

Pengguna iPhone Apple dalam Pusaran Ancaman Zero-Click

Salah satu temuan paling mencengangkan dalam laporan ini adalah fokus pada pengguna perangkat iPhone Apple. Laporan ini menyebutkan bahwa badan intelijen AS menggunakan serangan jenis zero-click, sebuah metode peretasan yang memungkinkan mereka menginfeksi perangkat korban tanpa memerlukan tindakan seperti membuka tautan atau mengunduh file.

Serangan ini dilakukan melalui pengiriman pesan tersembunyi ke aplikasi iMessage milik target. Pesan ini, yang tidak terlihat oleh korban, berisi perangkat lunak jahat atau spyware yang dipasang secara diam-diam di latar belakang. Begitu spyware ini aktif, ia dapat mengakses:

  • Pesan teks pribadi
  • Log panggilan telepon
  • Foto-foto di galeri perangkat
  • Data lokasi

Lebih parah lagi, spyware ini memiliki kemampuan untuk mengirim data secara real-time ke server pengawas, memungkinkan badan intelijen melakukan pemantauan jangka panjang tanpa diketahui oleh pengguna.

Serangan yang Meluas ke Infrastruktur Teknologi Laporan CCIA juga mengungkap bahwa upaya mata-mata ini tidak terbatas pada perangkat individu. Infrastruktur besar teknologi pun menjadi target, termasuk:

  • Pusat Data Perusahaan Teknologi Besar: Dengan meretas pusat data, mereka bisa mendapatkan akses ke sejumlah besar informasi pengguna dalam satu waktu.
  • Penyedia Jaringan Seluler: Perusahaan telekomunikasi global menjadi salah satu target utama untuk memantau komunikasi individu dan bisnis.
  • Penyedia Layanan Internet (ISP): Meretas jaringan internet memungkinkan mereka memantau aktivitas browsing dan pertukaran data pengguna.
  • Perangkat Keras Seperti Kabel USB: Perangkat transfer data fisik seperti USB juga disusupi untuk mengakses informasi sensitif.

Dengan cakupan yang begitu luas, sulit bagi pengguna individu atau bahkan perusahaan untuk mengamankan data mereka sepenuhnya dari operasi ini.

Dampak Besar terhadap Keamanan dan Privasi

CCIA menekankan bahwa tindakan ini memiliki dampak global yang sangat serius. Selain membahayakan pengguna individu, operasi ini juga menimbulkan risiko besar terhadap keamanan nasional negara-negara yang menjadi target. Beberapa dampak yang diidentifikasi meliputi:

  • Pencurian Identitas: Data pribadi yang dikumpulkan dapat digunakan untuk penipuan identitas.
  • Kebocoran Informasi Sensitif: Data strategis milik perusahaan atau pemerintah dapat jatuh ke tangan yang salah.
  • Erosi Kepercayaan pada Teknologi: Praktik ini menciptakan kekhawatiran terhadap penggunaan perangkat digital dan internet secara umum.

Langkah-Langkah untuk Meningkatkan Keamanan Digital

Untuk mengantisipasi ancaman ini, CCIA merekomendasikan pengguna untuk mengambil langkah-langkah berikut:

  • Menggunakan Teknologi Enkripsi: Melindungi data dengan enkripsi end-to-end dapat menyulitkan pihak ketiga untuk mengakses informasi.
  • Menggunakan Perangkat Lunak Keamanan Terbaru: Selalu memperbarui perangkat dengan patch keamanan terbaru dapat mencegah serangan.
  • Membatasi Aplikasi Pihak Ketiga: Hindari mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak terpercaya untuk mengurangi risiko paparan terhadap malware.
  • Meningkatkan Kesadaran Digital: Pengguna harus memahami pentingnya melindungi data pribadi dan berhati-hati dalam berbagi informasi secara online.

Scr/Mashable