THEPOST
THEPOST

Dopamin Party: Dari Mozart Sampai Metalica

09.01.2025

Dari alunan syahdu di kala senja hingga distorsi gitar yang memekakkan telinga, musik selalu menemani perjalanan hidup manusia. Tapi pernahkah kita berpikir, apa yang terjadi di dalam otak saat kita mendengarkan musik? Ternyata, lebih dari sekadar didengar, musik punya kekuatan untuk mengendalikan kita tanpa sadar!.

Pernah merasa happy setelah mendengarkan lagu pop yang catchy? Itu bukan kebetulan! Menurut penelitian di Universitas Montreal, mendengarkan musik, terutama yang kita sukai, dapat memicu pelepasan dopamin di otak. Dopamin adalah neurotransmitter yang berperan dalam sensasi kesenangan dan motivasi. Jadi, bisa dibilang, musik adalah narkoba alami yang legal dan menyehatkan (asal tidak berlebihan!). Bahkan, genre musik yang berbeda pun bisa memberikan mood yang berbeda pula.

Bagi pecinta musik rock atau metal, suara distorsi gitar dan drum yang menghentak adalah makanan sehari-hari. Genre musik ini juga memicu pelepasan adrenalin dan kortisol di otak. Adrenalin dan kortisol adalah hormon yang terkait dengan respons lawan atau lari (fight or flight). Itulah mengapa kita merasa bersemangat dan berenergi saat mendengarkan musik rock atau metal. Bahkan, beberapa orang merasa perlu melakukan moshing untuk menyalurkan energi tersebut.

Musik tidak hanya memengaruhi mood dan emosi, tetapi juga kognitif manusia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa musik klasik dapat meningkatkan konsentrasi dan daya ingat. Efek ini dikenal sebagai efek Mozart. Namun, ahli saraf dari Harvard, Srini Pillay, mengatakan bahwa pengaruh musik terhadap otak sangat individual dan bergantung pada respons masing-masing orang. Jadi, tidak ada genre musik yang paling bagus untuk otak.

Ada anggapan bahwa genre musik yang disukai seseorang dapat mencerminkan kepribadiannya. Misalnya, penggemar musik klasik dianggap lebih cerdas dan intelek, sedangkan penggemar musik rock dianggap lebih pemberontak. Namun, hal ini masih menjadi perdebatan. Genre musik memang bisa memengaruhi kognitif yang berdampak pada perilaku. Namun, penting untuk diingat bahwa kepribadian seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, tidak hanya genre musik.

Musik adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Genre musik yang berbeda dapat memicu respons yang berbeda pula di otak, mulai dari pelepasan dopamin dan adrenalin hingga memengaruhi kognitif dan (mungkin) kepribadian. Jadi, nikmatilah musik kesukaanmu, karena selain menghibur, musik juga memberikan dampak yang luar biasa bagi otak dan jiwa kita. Perlu di ingat bahwa, semuanya kembali pada preferensi dan bagaimana otak kita meresponsnya. Yang terpenting, enjoy!

.