Artwork Solitude - Nicolaus
Artwork Solitude - Nicolaus

Nicolaus dan ‘Solitude’: Merayakan Kekacauan Isi Kepala Lewat 9 Trek

9 Trek. Satu perjalanan batin. Nicolaus merangkum kekacauan isi kepalanya lewat "Solitude".
05.12.2025

Di umur yang baru menginjak 20-an, Nicolaus, musisi muda, produser muda, sekaligus penulis lagu kelahiran Jakarta, 16 April 2005 ini, sudah berani mengambil langkah yang lumayan nekat. Ia memutuskan untuk tidak main aman. Setelah melempar empat single sebagai pemanasan di tahun 2024, ia akhirnya merangkum perjalanan kreatifnya lewat album debut bertajuk ‘Solitude’ yang resmi meluncur 27 Oktober 2025.

Album ini bukan hanya kumpulan lagu yang dijahit asal jadi. Ada sembilan trek di dalamnya. Isinya? Campuran antara energi alternative rock, eksperimen suara yang agak ‘nyeleneh’, dan kolaborasi tongkrongan.

Kebisingan yang Terencana

Begitu tombol play ditekan, kita bakal disambut sama trek “Intro”. Durasi yang singkat dan padat. Ada lapisan distorted synth yang tabrakan sama efek ping-pong delay, bikin suara memantul kiri-kanan di headphone. Sedikit bikin pusing, tapi efektif buat nyiapin kuping pendengar masuk ke dunia Nicolaus.

Gak pake lama, energi langsung dihajar naik lewat “Love is Liar”. Ini trek garage rock yang mentah. Liriknya lugas, ngomongin soal cinta yang ternyata cuma topeng. Distorsinya tebel, ngewakilin kemarahan yang nggak ditahan-tahan.

Ya, Nicolaus ngerti kapan harus ngerem.

Coba dengerin “When We Were Young”. Di sini dia jadi lebih kontemplatif. Aransemennya lebih lembut, ngajak kita flashback soal betapa beratnya jadi anak muda, tapi mau gak mau harus tetep jalan terus.

Salah satu highlight cukup menarik di album ini—dan ini yang bikin Solitude terasa sangat…. Nicolaus—adalah trek “Ilham’s Voice Memo”.

Nicolaus
Nicolaus

Sesuai judulnya, lagu ini beneran lahir dari voice note yang dikirim Ilham, vokalis unit hardcore punk RESIDIV. Potongan rekaman suaranya dibiarkan asli, nggak dipoles, terus diolah jadi trek yang noisy. Rasanya kayak lagi nguping dialog antah berantah antara punk dan kesunyian.

Lanjut ke-trek “Numb (Demo Version)”. Alih-alih masuk studio rekaman yang proper, Nicolaus malah masukin hasil one take yang masih bocor dan berisik. Hasilnya? Justru dapet banget rasa putus asanya.

Kolaborasi Lintas Sirkel

Nicolaus gak sendirian di sini. Dia ngajak kawan-kawannya buat ngisi warna.

Ada nuansa Prancis yang unik di trek dengan judul super panjang, “Est Ce Que Tu Me Connais Du Tout” (artinya: Do You Even Know Me At All?). Di sini ada vokal Gladys Sheryl dan gitaran Louis Dominic dari Noctune Production yang bikin lagunya jadi bertekstur.

Terus ada juga “Floating by the Air” bareng Kiandra Adriana dan lagi-lagi Gladys, yang ngasih vibes lebih ringan dan pasrah.

Puncaknya ada di penutup. Trek “Untitled” yang digarap bareng band Jakarta Timur, Pawlin. Lagu ini jadi kulminasi dari semua emosi yang dibangun dari awal—marah, bingung, tapi berani hidup. Ini bukan akhir yang bikin lemes, tapi justru titik ledak terakhir.

Buat lo yang lagi nyari soundtrack buat nemenin bengong atau marah-marah sendiri di kamar, Solitude udah bisa didengerin di semua layanan streaming digital. Nicolaus baru aja mulai, tapi dia membuktikan kalau dia punya karakter yang tegas.





.