Rover Perseverance milik NASA berhasil menangkap aurora di langit malam Mars untuk pertama kalinya dari permukaan planet tersebut.
Para ilmuwan telah mengetahui selama dua dekade bahwa langit Mars juga memiliki aurora, tetapi tirai cahaya yang beriak ini sebelumnya hanya terdeteksi dalam bentuk ultraviolet, cahaya yang tak terlihat oleh mata manusia, hingga saat ini. Semua aurora di Mars sebelumnya hanya diamati dari pengorbit di luar angkasa.
Hasil pengamatan ini berupa gambar yang kasar dan berbintik, seperti gangguan visual di televisi tua yang kehilangan sinyal. Namun gambar ini merupakan pencapaian monumental, kata Elise Wright Knutsen, penulis utama penelitian dari Universitas Oslo, Norwegia. Makalah tentang pengamatan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini diterbitkan di jurnal Science Advances pada 14 Mei.
“Foto ini diambil dengan instrumen yang sebenarnya tidak dioptimalkan untuk pengambilan gambar malam hari, jadi tampilannya tidak seindah gambar aurora spektakuler dari Bumi,” kata Knutsen kepada Mashable. “Tapi saya harap orang-orang tetap bisa mengapresiasi langit Mars yang bersinar hijau lembut, meskipun gambarnya agak pixelated.”
Ketika matahari melepaskan radiasi selama badai surya, partikel bermuatan akan bergerak sepanjang garis medan magnet tak terlihat sebuah planet. Saat partikel-partikel ini bertabrakan dengan gas di atmosfer, mereka akan memanas dan bersinar. Efek sampingnya adalah pertunjukan cahaya warna-warni yang dikenal sebagai aurora.
Di Bumi, warna aurora berbeda tergantung pada jenis gas atmosfer dan ketinggiannya. Oksigen bersinar merah atau biru, sementara nitrogen dapat menghasilkan warna hijau, biru, atau merah muda.
Kondisi badai surya kuat baru-baru ini, akibat dari matahari berada di puncak siklus aktivitasnya (solar maximum), menyebabkan aurora di sekitar Kutub Utara, yang dikenal sebagai Cahaya Utara (Northern Lights), meluas sehingga bisa terlihat lebih ke arah selatan dari biasanya.
Medan magnet Mars berbeda dari Bumi, sehingga auroranya pun cukup eksotis. Aurora di Mars tidak hanya muncul di wilayah kutub planet.
Sebaliknya, aurora di Planet Merah bisa ditemukan di berbagai lokasi dan setidaknya terbagi dalam empat jenis: aurora lokal diskret, aurora difus global, aurora proton di sisi yang menghadap matahari, dan aurora panjang seperti cacing yang membentang ke sisi malam planet.
Beberapa aurora bahkan muncul dari permukaan, diyakini terbentuk di sekitar sisa medan magnet kuno dalam kerak planet.
Perseverance, yang sedang menjelajahi kawah Jezero, tempat di mana dulu sebuah sungai mengalir ke delta, melihat aurora tersebut pada 18 Maret 2024. Saat itu, matahari melepaskan semburan energi besar yang diperkirakan akan mencapai Mars, kata Rob Lillis dari UC Berkeley (yang bukan penulis dalam makalah ini) kepada Mashable tahun 2024.
Namun tak ada yang yakin apa sebenarnya yang akan dilihat rover, mengingat banyak variabel seperti waktu dan cuaca. Menangkap tampilan aurora malam seperti ini ibarat menangkap petir dalam botol.
“Kami sebenarnya memberi tahu tim rover untuk mengarahkan kamera ke atas dan melihat apakah mereka bisa melihat aurora,” ujarnya, “dan mereka menerima pesan itu nyaris tepat waktu untuk mengirimkan perintah agar melihat ke atas.”
Perseverance menggunakan kamera khusus bernama Mastcam-Z dan alat laser bernama SuperCam untuk mengamati cahaya hijau samar tersebut. Meskipun cahayanya redup, deteksi ini menunjukkan bahwa dalam kondisi pengamatan yang lebih baik, para astronot suatu hari nanti mungkin bisa melihat pertunjukan cahaya ini dengan mata kepala mereka sendiri.
Faktanya, inilah salah satu alasan utama mengapa para ilmuwan tertarik mempelajari aurora luar angkasa. Untuk mendarat dan menjelajahi Mars, astronot di masa depan akan membutuhkan sistem navigasi dan komunikasi yang bisa mengirim sinyal melalui atmosfer atas planet tersebut.
Semakin akurat model ilmuwan terhadap ionosfer Mars, lapisan partikel bermuatan yang menyelimuti planet, semakin baik teknologi-teknologi itu akan bekerja.
Para ilmuwan merencanakan lebih banyak cara untuk menangkap aurora Mars. Misi robotik yang didanai NASA bernama Escapade akan menyelidiki bagaimana radiasi matahari mengikis atmosfer Mars yang rapuh.
Misi ini akan melibatkan dua pengorbit yang dibuat oleh Rocket Lab, kata Lillis yang menjadi peneliti utama. Meskipun pengorbit milik Uni Emirat Arab, Hope, telah mendapatkan gambar global dalam cahaya ultraviolet, dengan sedikit keberuntungan, wahana Escapade akan mengambil foto global pertama aurora Mars dalam cahaya tampak.
Setelah beberapa upaya sebelumnya gagal, deteksi oleh rover tahun lalu menjadi anugerah besar, kata Knutsen, yang secara pribadi sangat ingin menjelajahi luar angkasa. Ia bahkan pernah mendaftar program astronot Badan Antariksa Eropa beberapa tahun lalu.
“Saya rela kehilangan kaki kiri saya demi bisa berada di sana dan melihatnya sendiri,” ujarnya, “tapi saya berharap suatu hari nanti saya bisa pensiun di bawah langit Mars yang bersinar hijau lembut.”
Scr/Mashable