Kecepatan selalu menjadi faktor yang dikagumi para penggemar Liga Inggris, dan musim 2024/25 telah menyaksikan beberapa nama yang benar-benar luar biasa. Menurut statistik dari The Athletic, Micky van de Ven dari Tottenham memiliki kecepatan sprint tercepat dengan 37,12 km/jam. Tepat di belakangnya adalah Matheus Nunes dari Manchester City, yang mencapai 36,72 km/jam, menunjukkan pentingnya kecepatan dalam operasi lini tengah Pep Guardiola yang dinamis.
Posisi ketiga ditempati Anthony Elanga – pemain unik yang ingin ditingkatkan Newcastle dalam hal kecepatan serangan. Striker Swedia ini mencapai kecepatan maksimum 36,66 km/jam, menjadikannya striker tercepat musim lalu. Yang lebih istimewa, Elanga tidak hanya cepat dalam akselerasi sekali waktu, tetapi juga mempertahankan intensitas lari yang sangat tinggi: ia menempati peringkat ke-3 di seluruh liga dalam hal persentase waktu akselerasi, dengan 1,11% dari total waktu bermain dihabiskan untuk sprint.
Di bawah asuhan pelatih Nuno Santo, Nottingham Forest telah memanfaatkan kecepatan Elanga untuk mengubah serangan balik menjadi senjata ampuh. Ia pernah mencetak gol penting ketika merebut bola dari lini tengah dan berlari langsung ke gawang mantan timnya, Man United, untuk mencetak gol. Atau, pada pertandingan sebelumnya melawan Tottenham, Elanga menggunakan sprint pendek yang sangat cepat untuk menciptakan peluang bagi rekan-rekannya mencetak gol.
Di media sosial, Elanga dengan percaya diri menentang perbandingan dengan mengunggah video dirinya berlari 100m hanya dalam 10,93 detik – tak jauh dari rekor Usain Bolt, yang “mustahil” bagi seorang pesepak bola. Elanga juga mengklaim bahwa ia lebih cepat daripada siapa pun di ruang ganti dan “jelas yang tercepat di Liga Primer”. Statistiknya mungkin tidak sepenuhnya mendukung posisinya di puncak, tetapi dalam hal memanfaatkan kecepatan untuk membuat perbedaan nyata, Elanga jelas merupakan salah satu nama yang paling menarik untuk diamati.
Sementara untuk pemain termahal di Liga Inggris masih dipegang Erling Haaland, yang bergabung dengan Manchester City dari Dortmund pada musim panas 2022 dengan nilai pasar hingga 150 juta euro—nilai tertinggi dalam sejarah Premier League. Tanpa banyak verifikasi, bintang Norwegia ini langsung meledak dan mengukuhkan posisinya sebagai “penyerang super global” dengan menjadi andalan Manchester City.
Tepat di belakangnya adalah Florian Wirtz – gelandang muda Jerman yang baru bergabung dengan Liverpool dari Leverkusen pada musim panas 2025. Saat tiba di Anfield, Wirtz dihargai 140 juta euro, mencerminkan perkembangan luar biasa pemain kelahiran 2003 ini setelah musim gemilang di Bundesliga dan EURO 2024.
Di posisi ketiga adalah Kai Havertz, yang, seperti Wirtz, juga datang dari Leverkusen dan bergabung dengan Chelsea pada tahun 2020 dengan harga €81 juta. Meskipun mengalami pasang surut di Stamford Bridge, Havertz merupakan salah satu pemain “bersinar” di antara para pemain yang direkrut saat itu.
Scr/Mashable
