Real Madrid menyatakan ketidakpuasannya yang besar setelah kartu merah Jude Bellingham dan mempertimbangkan untuk meninggalkan La Liga.
Los Blancos menyatakan ketidakpuasan mendalam terhadap wasit di La Liga setelah Jude Bellingham secara kontroversial diusir keluar lapangan dalam hasil imbang 1-1 dengan Osasuna. Menurut laporan dari Sport, Real Madrid bahkan mempertimbangkan untuk meninggalkan La Liga untuk bergabung dengan liga Eropa lainnya seperti Serie A, Bundesliga atau Ligue 1.
Gelandang timnas Inggris itu diusir keluar lapangan pada menit ke-39 setelah dituduh menghina wasit Jose Luis Munuera Montero. Sementara Bellingham bersikeras bahwa ia hanya mengucapkan “f* off”** kepada dirinya sendiri karena marah (sebagai kata umpatan), wasit yakin bahwa ia telah mengarahkan kata “f* you”** kepadanya – yang dapat mengakibatkan ia menghadapi larangan bermain antara empat hingga 12 pertandingan.
Tak hanya berhenti pada protes atas keputusan ini , Real Madrid juga resmi melayangkan surat pengaduan kepada Federasi Sepakbola Spanyol (RFEF) dengan permintaan agar rekaman VAR terkait situasi kontroversial itu dibuka secara utuh ke publik . Tim asuhan Carlo Ancelotti juga mengeluhkan sejumlah keputusan yang tidak menguntungkan, termasuk gol Vinicius Jr yang dianulir. dan pelanggaran berbahaya Carlos Romero terhadap Kylian Mbappe dalam kekalahan dari Espanyol.
Menanggapi langkah Real Madrid tersebut, Presiden LaLiga Javier Tebas menanggapi dengan mengatakan bahwa klub tidak menawarkan solusi khusus tetapi hanya terus-menerus mengkritik sistem wasit. Namun, dengan meningkatnya ketegangan dan risiko Bellingham menghadapi skorsing yang panjang, Real Madrid mempertimbangkan langkah yang lebih drastis, termasuk kemungkinan meninggalkan La Liga di masa mendatang.
Real Madrid Mulai Hilang Kepercayaan Terhadap La Liga
Real Madrid sedang mengalami salah satu periode paling menegangkan dengan La Liga, dan menurut mereka, Javier Tebas – Presiden kompetisi – adalah orang di balik semua ketidakadilan tersebut.
Dari keputusan wasit yang kontroversial , bias yang nyata, hingga perasaan terisolasi dari liga lainnya, “Los Blancos” tampaknya telah kehilangan kepercayaan pada sistem saat ini. Hal ini telah menghidupkan kembali ide yang berani tetapi bukan hal baru: meninggalkan La Liga untuk bergabung dengan liga lain.
Di platform media sosial, gelombang seruan agar Real Madrid mempertimbangkan secara serius meninggalkan La Liga semakin kuat. Nama-nama seperti Liga Premier, Serie A atau Bundesliga terus-menerus disebut-sebut sebagai tujuan ideal bagi tim Kerajaan.
Sebenarnya ini bukan pertama kalinya skenario ini disebutkan. Dua tahun lalu, beredar rumor bahwa Real Madrid mempertimbangkan untuk hengkang dari La Liga, namun pihak klub kemudian secara resmi membantah informasi tersebut dengan pernyataan: “Kami tidak akan membiarkan pihak luar mengganggu operasional klub.”
Namun sekarang, ketidakpuasan telah mencapai puncaknya. Di Madrid, mereka yakin Tebas mengeksploitasi merek Real Madrid untuk menarik investasi, sementara juga membangun sistem yang menguntungkan tim lain dengan mengorbankan Real. Surat protes Madrid terhadap wasit tidak hanya diabaikan tetapi juga semakin mengisolasi mereka di dalam liga.
Secara teori, bukan tidak mungkin bagi sebuah klub untuk pindah ke liga lain, tetapi tentu saja akan ada banyak hambatan hukum dan administratif. Jika ingin meninggalkan La Liga, Real Madrid perlu mengatasi dua tantangan besar.
Real Madrid harus terlebih dahulu mendapatkan undangan resmi dari liga lain seperti Bundesliga, Serie A, atau Ligue 1. Namun, meskipun mendapat undangan, FIFA tetap harus memberikan lampu hijau bagi klub Spanyol untuk berpartisipasi di liga nasional lain, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam dunia sepak bola modern.
Selain itu, Real Madrid juga menghadapi kendala dari UEFA, organisasi yang memiliki hubungan tegang dengan tim Kerajaan karena proyek Liga Super yang kontroversial. UEFA dapat memberikan tekanan penuh untuk mencegah Real Madrid melaksanakan rencana ini, yang membuat proses meninggalkan La Liga lebih rumit dari sebelumnya.
Jika kedua rintangan ini teratasi, prospek Real Madrid bermain di Bundesliga atau Serie A tidak hanya akan meningkatkan daya saing liga tersebut tetapi juga membawa manfaat ekonomi besar bagi klub dan negara tuan rumah.
Jika meninggalkan La Liga terlalu jauh, Real Madrid masih punya pilihan lain: Liga Super.
Ini adalah proyek yang telah dijalankan Presiden Florentino Pérez selama bertahun-tahun dan juga yang paling mengkhawatirkan UEFA dan La Liga. Jika Liga Super berhasil, Real Madrid dapat menciptakan taman bermain mereka sendiri, bebas dari kendali Javier Tebas dan kekuatan pesaingnya.
Meski gagasan meninggalkan La Liga masih jauh dari kenyataan saat ini, bukan berarti Los Blancos akan berdiam diri dan menanggung ketidakadilan.
Dengan ambisi untuk mengubah tatanan sepak bola Eropa, mungkin di masa depan, Real Madrid akan memelopori sebuah revolusi, entah dengan bergabung dengan liga lain atau menciptakan liga yang sama sekali baru.
Scr/(mashable)