Menjadi andalan dan diberi ban kapten untuk Timnas Indonesia hanya dalam waktu singkat, bek tengah Jay Idzes berbagi tentang proses pembelajaran untuk mengambil peran kepemimpinan.
Hanya dalam waktu singkat, bek tengah Jay Idzes telah mengukuhkan perannya yang tak tergantikan di timnas Indonesia, sekaligus tetap menorehkan prestasi gemilang di Serie A. Di usianya yang baru 24 tahun, pemain kelahiran Belanda ini tak hanya piawai sebagai kiper, tetapi juga dibekali ban kapten, sebuah bukti nyata kepemimpinannya yang luar biasa.
Setelah resmi menjadi warga negara Indonesia pada Desember 2023, Jay Idzes langsung melakoni debutnya pada Maret 2024 dalam kemenangan 1-0 atas Vietnam. Sejak itu, ia telah mencatatkan total 16 caps untuk tim nasional dan dipercaya menjadi kapten dalam 12 pertandingan, dimulai dengan hasil imbang 1-1 melawan Arab Saudi di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Berbicara tentang peran penting ini di situs web resmi klub Sassuolo, Jay Idzes mengatakan bahwa ia selalu berusaha belajar untuk meningkatkan diri. ” Saya berusaha menjadi pemimpin baik di dalam maupun di luar lapangan. Seiring waktu, dengan pengalaman, saya telah belajar dan mengamati kapten lain sebelumnya atau pemimpin lain dari tim yang pernah saya bela, dan itu telah membantu saya meningkatkan keterampilan kepemimpinan saya.”
Pemain kelahiran 2000 itu juga mengakui bahwa ini merupakan pengalaman baru namun mengasyikkan. ” Tentu saja, ada tanggung jawab, tetapi saya tidak takut dan bahkan menikmatinya, sejujurnya,” tambahnya. Idzes juga tak melupakan momen saat ia mencetak gol pertamanya untuk timnas melawan Vietnam, sebuah kenangan yang ia gambarkan sebagai kenangan yang tak terlupakan di hadapan puluhan ribu penonton di Stadion My Dinh.
Perkembangan pesat Jay Idzes, dari pemain naturalisasi menjadi pemimpin, telah membawa vitalitas baru bagi lini pertahanan “Garuda”. Meskipun perjalanan di Kualifikasi Piala Dunia 2026 telah berakhir , peran dan pengaruh gelandang Serie A ini diharapkan dapat menjadi fondasi yang kokoh bagi tim Indonesia untuk meraih target-target besar di masa depan.
PSSI Segera Umumkan Pelatih Baru Timnas Indonesia dengan Target Piala Dunia
Sementara itu, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sedang terburu-buru menyelesaikan proses pencarian pelatih kepala baru, dengan tujuan besar untuk berpartisipasi di Piala Dunia. Erick Thohir selaku ketua umum telah mengesampingkan kemungkinan reuni dengan Shin Tae-yong, dan menegaskan bahwa orang yang terpilih akan memiliki visi yang lebih baik.
PSSI mengonfirmasi bahwa proses seleksi telah memasuki tahap akhir dan akan segera mengumumkan identitas pelatih kepala baru tim nasional dalam dua minggu ke depan. Kali ini, induk sepak bola Indonesia itu telah menetapkan standar yang sangat tinggi dengan ambisi membawa sepak bola Indonesia ke tingkat dunia.
Menurut Direktur Teknik PSSI, Alexander Zwiers, orang yang terpilih tidak hanya harus memiliki pengalaman melatih, tetapi yang lebih penting, haruslah ” seseorang yang dapat membawa Indonesia ke Piala Dunia”.
“Profil yang kami cari tidak terikat soal kewarganegaraannya. Titik awal kami itu selalu berusaha mencari sosok yang tepat dan cocok untuk Indonesia. Itu adalah titik awal kami,” kata Zwiers dalam jumpa pers di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
“Jadi, periode yang lebih pendek atau periode yang akan datang, kami akan membahas lebih mendalam tentang hal-hal spesifik yang ingin kami selaraskan dengan visi kita pada 2030. Karena kami berada di sini, di Indonesia, karena ingin lolos untuk Piala Dunia selanjutnya di 2030,” tegasnya.
Sebelumnya Erick Thohir telah memastikan, mantan pelatih kepala Shin Tae-yong tidak akan kembali memimpin Timnas Indonesia di masa mendatang.
Dalam pernyataan terbarunya, Erick Thohir mengatakan bahwa jajaran direksi PSSI telah mencoret Shin Tae-yong dari daftar kandidat pelatih kepala tim nasional.
“Kita kan mesti move on. Kita juga move on dengan Shin Tae-yong,” kata Erick Thohir saat ditanya peluang mendatangkan pelatih asal Korea Selatan itu.
“Waktu saya masuk PSSI itu kan jelas, antara Shin Tae-yong dan Indra Sjafri tidak bisa komunikasi. Masing-masing senior, masing-masing punya, ya kan tidak mudah. Baru terakhir zamannya Patrick (Kluivert) kita bisa bikin strata. Tapi, itu pun karena gagal ya, gimana ya kan?” lanjut pria 55 tahun ini.
Erick juga menegaskan bahwa dewan direksi PSSI ingin mendatangkan pelatih kepala baru yang mampu menerapkan strategi pengembangan tim nasional yang lebih komprehensif, alih-alih kembali ke solusi lama. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa Shin Tae-yong dicoret dari daftar.
Pencarian pelatih baru masih menjadi misteri besar bagi PSSI dan penggemar Indonesia. Sumber mengatakan daftar kandidat yang dipertimbangkan mencakup banyak nama besar di Eropa, terutama Belanda. Proses seleksi akan dilakukan dengan cermat.
Nama Frank de Boer mencuat sebagai kandidat baru pelatih Timnas Indonesia. Sebelumnya, mantan pemain Belanda ini pernah memimpin Inter Milan di era Erick Thohir.
Setelah memecat Patrick Kluivert, pria yang juga menjabat sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga itu menegaskan bahwa sepak bola Indonesia akan melanjutkan program yang sudah ada, dengan tim yang terdiri dari pemain naturalisasi dan pelatih papan atas.
Scr/Mashable










