Masyarakat pencinta Timnas Indonesia dihantui performa buruk setiap kali skuad garuda bertanding di final di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
Di sinilah pertandingan final Piala AFF U-23 2025 antara tuan rumah Timnas Indonesia U-23 vs Vietnam akan berlangsung pada, Selasa 29 Juli 2025 pukul 20.00 WIB. Pertandingan melawan U-23 Vietnam ini sekaligus menjadi final kesembilan yang diikuti Timnas Indonesia di stadion yang dibangun pada tahun 1962 tersebut.
Bermain di Gelora Bung Karno selalu menjadi kehormatan besar bagi setiap pesepak bola di tanah air. Namun, tim nasional Indonesia di semua level, termasuk tim yunior, dihantui serangkaian hasil kurang memuaskan setiap kali mereka berlaga di final di Stadion Gelora Bung Karno.
Di semua level tim, Indonesia hanya menang 1 dari 8 final yang berlangsung di Stadion SUGBK.
Satu-satunya kemenangan Indonesia di final resmi SUGBK terjadi di SEA Games 1987, ketika mereka mengalahkan Malaysia. Gol kemenangan Indonesia dicetak oleh Ribut Waidi di babak perpanjangan waktu. Artinya, selama 38 tahun terakhir, Stadion Gelora Bung Karno telah menjadi hantu di benak para penggemar Indonesia.
Faktanya, tim nasional Indonesia memenangkan final Piala Kemerdekaan yang diadakan pada tahun 1987, 2000, dan 2008 di stadion ini. Namun, kemenangan-kemenangan tersebut tidak tercatat dalam statistik resmi karena turnamen tersebut bukan bagian dari sistem turnamen yang diakui oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan tidak lagi diselenggarakan.
Timnas Indonesia U-23 Cemas dengan Kondisi Jens Raven Jelang Lawan Vietnam di Final Piala AFF U-23 2025
Ketum PSSI Minta Timnas Indonesia U-23 Tampil Agresif Lawan Vietnam
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir menegaskan, Timnas Indonesia U-23 perlu bermain agresif bila diperlukan pada laga pamungkas Piala AFF U-23 2025 melawan Vietnam.
“Ya, hari ini kalau mereka kasih keras, kita kasih keras juga. Kita tuan rumah di sini. Jangan mereka injak-injak homebase kita,” ucap Erick Thohir.
“Jadi, kalau di sana bermain keras, di sini kasih keras. Bukan berarti mencederai. Kita tidak boleh sesama pemain mencederai. Tapi, maksudnya kita harus berani bermain keras,” imbuhnya.
Mantan pemilik Inter Milan itu juga menegaskan bahwa Timnas Indonesia U-23 tidak boleh kalah, terutama saat menghadapi lawan tangguh seperti Vietnam U-23. Ia meminta tim tuan rumah untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya di kandang sendiri, Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Di semifinal, timnas U-23 Indonesia mengalahkan timnas U-23 Thailand dalam adu penalti yang menegangkan. Pertandingan berakhir dengan skor 1-1 setelah 90 menit pertandingan resmi dan 2 babak tambahan.
Dalam adu penalti yang menegangkan, tim tuan rumah turnamen menang 7-6 dan lolos ke babak final. Ini adalah ketiga kalinya dalam sejarah Indonesia U-23 berhasil mencapai final turnamen Asia Tenggara U-23, setelah 2019 dan 2023.
Di final 2019, timnas U-23 Indonesia mengalahkan timnas U-23 Thailand untuk meraih gelar juara. Namun, di turnamen 2023, mereka kalah dari timnas U-23 Vietnam melalui adu penalti. Kiper Ernando Ari gagal mengeksekusi tendangan penentu dalam pertandingan tersebut, sehingga impian timnas U-23 Indonesia untuk meraih gelar juara pun pupus.
Mengenang masa lalu, Erick Thohir menyatakan keyakinannya bahwa kali ini akan berbeda. “Tahun lalu di Thailand, pertandingannya sangat sengit. Kali ini, jika mereka bermain kasar, kami juga akan merespons. Tidak ada alasan untuk mundur,” tegas Ketua PSSI tersebut.
“Ya, ini kedua kalinya Timnas Indonesia U-23 bertemu Vietnam U-23 di final Piala AFF U-23,” ujar Erick Thohir.
“Tapi, saya yakin berbeda karena waktu Piala AFF U-23 2023 di Thailand cukup keras. Kalau teman-teman ingat, cukup keras,” sambung pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu.
Scr/Mashable