Mars di Tahun 2026? 4 Poin Penting dari Update Starship oleh Elon Musk

31.05.2025
Mars di Tahun 2026? 4 Poin Penting dari Update Starship oleh Elon Musk
Mars di Tahun 2026? 4 Poin Penting dari Update Starship oleh Elon Musk

Pendiri SpaceX, Elon Musk, mengatakan bahwa meskipun Starship mengalami berbagai hambatan, perusahaan luar angkasa ini tetap fokus pada tujuan utamanya yang besar, merah, dan berjarak sekitar 225 juta kilometer jauhnya.

Dalam video berdurasi 42 menit yang diunggah ke X pada Kamis malam, Musk memaparkan rencana untuk meluncurkan pesawat luar angkasa raksasa tersebut ke Mars untuk pertama kalinya paling cepat tahun depan.

Visi utamanya adalah menggunakan armada Starship untuk mengirim 1 juta manusia ke Mars pada tahun 2050. Perlu digarisbawahi, Musk bukan hanya ingin sekadar mengunjungi planet itu; dia ingin mendirikan kota permanen dan mandiri di sana.

Jadwal baru ini memang terdengar sulit untuk dipercaya, terutama bagi mereka yang baru saja menyaksikan prototipe Starship lainnya meledak minggu ini.

Meski pesawat itu sempat mencapai luar angkasa dalam uji coba, banyak target yang gagal tercapai. Musk memang dikenal sering meremehkan jadwal (dulu dia sempat menargetkan pengiriman pesawat tak berawak ke Mars pada 2018), namun hal itu tidak menghentikannya untuk terus memaparkan rencana ambisius berikutnya.

“Kalau kita punya dua planet, kita bisa terus bertahan,” katanya. “Kita bisa berada di antara bintang-bintang, membuat fiksi ilmiah jadi kenyataan.”

Berikut beberapa poin penting dari update terbaru Musk tentang misi Mars:

1. Target Mendarat di Mars Tahun 2027

Musk kini menargetkan akhir 2026 untuk penerbangan perdana Starship tanpa awak ke Mars, memanfaatkan momen sejajar orbit yang bisa memperpendek waktu tempuh antarplanet.

Pesawat itu diperkirakan akan tiba di Mars 7 hingga 9 bulan kemudian, pada tahun 2027. Musk memperkirakan peluang untuk meluncur di jendela waktu tersebut sekitar 50:50. Jika SpaceX melewatkannya, kesempatan berikutnya baru datang dua tahun kemudian.

Agar bisa berangkat ke Mars secepat itu, SpaceX harus terlebih dulu menguasai teknologi pengisian bahan bakar Starship di orbit rendah Bumi setelah diluncurkan, sesuatu yang, perlu dicatat, belum pernah dilakukan sebelumnya.

2. Awalnya Robot, Baru Kemudian Manusia

Walaupun penerbangan pertama belum akan membawa manusia, SpaceX tetap berencana menempatkan “awak” di dalam Starship. Kali ini, “awak” tersebut adalah robot humanoid Optimus, yang dikembangkan oleh perusahaan mobil listrik Musk, Tesla.

Dalam presentasinya, Musk menampilkan beberapa render robot futuristik ini, termasuk satu yang terinspirasi dari foto ikonik Lunch atop a Skyscraper, di mana para Optimus duduk bersama di atas balok baja.

“Bayangkan betapa epiknya jika kita melihat Optimus berjalan di permukaan Mars,” kata Musk.

3. Lokasi Pendaratan: Arcadia

SpaceX mempertimbangkan beberapa wilayah potensial di Mars untuk mendaratkan Starship, dan sejauh ini kandidat terdepan adalah sebuah daerah bernama Arcadia, yang kebetulan juga merupakan nama salah satu anak Musk.

Menurut NASA, Arcadia adalah salah satu dari sedikit wilayah di Mars yang memiliki lapisan es dangkal di dekat ekuator Mars.

Musk mengatakan SpaceX akan memprioritaskan lokasi yang tidak terlalu dekat dengan kutub, memiliki sumber es sebagai cadangan air, dan tidak terlalu bergunung-gunung agar cocok untuk pendaratan roket.

4. Armada Ribuan Kapal

Setiap kali ada jendela peluncuran yang sesuai dengan orbit Mars, SpaceX berencana meningkatkan frekuensi penerbangan mereka. Untuk mewujudkan hal itu, mereka membutuhkan jauh lebih banyak roket dan kapal luar angkasa.

Saat ini, pabrik SpaceX di Starbase, Texas, yang baru saja diputuskan oleh warga untuk menjadi sebuah kota, mampu memproduksi satu unit Starship setiap dua hingga tiga minggu, kata Musk.

Ke depannya, SpaceX akan membangun dua fasilitas produksi besar, yang disebut “Giga Bay”—satu di Texas dan satu lagi di Florida, untuk meningkatkan produksi menjadi beberapa kapal per hari.

Musk membayangkan akan ada sekitar 1.000 hingga 2.000 kapal yang menuju Planet Merah setiap beberapa tahun sekali, dengan kemampuan untuk menangkap dan menggunakan kembali booster dalam hitungan jam.

Target besarnya adalah mengirim cukup banyak orang, infrastruktur, dan suplai sehingga jika suatu saat pengiriman dari Bumi terhenti, kota di Mars tetap bisa bertahan.

“Perkiraanku, kita butuh sekitar satu juta ton, tapi mungkin saja 10 juta ton. Mudah-mudahan sih bukan 100 juta ton,” kata Musk. “Itu akan sangat banyak.”



Scr/Mashable