Starship Milik SpaceX Ambil Satu Langkah Kecil Menuju Bulan dengan Pendaratan Sukses di Laut

15.10.2025
Starship Milik SpaceX Ambil Satu Langkah Kecil Menuju Bulan dengan Pendaratan Sukses di Laut
Starship Milik SpaceX Ambil Satu Langkah Kecil Menuju Bulan dengan Pendaratan Sukses di Laut

Suasana di markas besar SpaceX berubah menjadi penuh euforia ketika roket Starship terbaru mereka berhasil melakukan pendaratan terkendali di Samudra Hindia.

Setelah penerbangan selama satu jam yang melewati semua tahapan uji coba dengan mulus, para karyawan bersorak gembira disertai rasa bangga yang kental akan nasionalisme.

“USA! USA!” terdengar sorakan para insinyur di siaran langsung SpaceX dari Starbase, Brownsville, Texas dengan semangat layaknya penonton pertandingan olahraga, bukan misi kendali ala NASA.

Meski begitu, perayaan tersebut memang layak dilakukan, baik untuk SpaceX maupun bagi program antariksa Amerika Serikat.

Rencana NASA untuk kembali ke bulan, yang sudah mengalami banyak penundaan dan menghadapi persaingan dari program luar angkasa Tiongkok, tidak bisa berjalan tanpa Starship.

Dan Starship, dengan kontrak senilai US$4,2 miliar yang dipertaruhkan, juga tidak bisa melangkah lebih jauh sebelum membuktikan bahwa manuver peluncuran dan pendaratan ulangnya aman.

Ini menjadi kesempatan terakhir bagi perusahaan yang dipimpin Elon Musk untuk membuktikan diri di tahun 2025, tahun yang penuh catatan campur aduk dan tekanan besar.

Ledakan tangki nitrogen di salah satu prototipe musim panas lalu sempat menjadi bencana publik terbaru bagi Starship. Sebelum uji coba hari Senin itu, Starship mencatat enam keberhasilan dari sebelas peluncuran.

Mungkin terdengar sepele, kini catatannya menjadi tujuh dari dua belas. Namun langkah kecil ini punya arti besar. Data yang dikumpulkan dari kegagalan sebelumnya telah membantu menyempurnakan desain Starship versi 2 dan akan digunakan untuk versi 3 mendatang, membawa proyek ini menuju tingkat keandalan yang berulang.

Roket setinggi 400 kaki itu kini telah berhasil melakukan prestasi luar biasa yang sama dua kali berturut-turut: dua peluncuran sukses, dua pemisahan booster bahan bakar, dua penerbangan berdurasi satu jam, dua uji manuver orbital identik, dua pengiriman percobaan satelit tiruan Starlink (yang kali ini jauh lebih lancar), serta dua pendaratan terkendali di laut, yang kelak bisa digantikan dengan landasan vertikal.

Menariknya, SpaceX tampak tidak berhati-hati dalam pengujian terbaru ini.

“Kami agak ‘kejam’ terhadap Starship kali ini,” ujar salah satu komentator SpaceX dalam siaran langsung uji terbang ke-10, dan hal yang sama juga berlaku untuk Flight 11. Badan roket dilapisi dengan beragam ubin pelindung panas eksperimental, termasuk desain yang paling berisiko ditempatkan di titik paling rentan, semua demi mengumpulkan data untuk ketahanan jangka panjang.

Bagian atas Starship, yang dikenal sebagai Ship 38, melakukan apa yang disebut SpaceX sebagai ‘manuver kemudi dinamis’ saat kembali ke laut secara terkendali.

Teknik ini dirancang agar Starship nantinya dapat mendekati menara pendaratan dan ‘ditangkap’ oleh lengan robotik, seperti yang pernah diperlihatkan SpaceX dalam manuver pendaratan boosternya yang menakjubkan.

Tak mau kalah, bagian booster kali ini juga sukses mendarat terkendali dengan pembakaran 13 mesin.

Apakah rangkaian keberhasilan ini akan terus berlanjut pada Starship versi 3 masih harus dibuktikan. Sementara itu, rencana NASA untuk misi ke bulan, yang berpotensi membutuhkan hingga 40 depot bahan bakar mengambang dan akan menjadi tantangan berikutnya yang jauh lebih besar.

Para calon pelanggan yang mempertimbangkan untuk bergabung dalam misi kargo Starship ke bulan pada 2028 atau ke Mars pada 2030 mungkin akan menganggap jadwal tersebut terlalu optimistis.

Namun dalam perlombaan membangun pangkalan di bulan, yang juga tengah dipersiapkan oleh Tiongkok untuk 2030, keberhasilan Starship kali ini memberi NASA satu pijakan kecil namun penting untuk mencapai bulan terlebih dahulu.

Scr/Mashable