Ruh x SEKAT Studio Orbitkan Klip Musik Eksperimental “I See, Eye Sea”
Dok. Klip I See, Eye Sea - Ruh x SEKAT Studio

Ruh x SEKAT Studio Orbitkan Klip Musik Eksperimental “I See, Eye Sea”

Sebuah kolaborasi lintas medium tak terduga yang merangkum perjalanan spiritual yang absurd. Ruh mempercayakan lagu barunya pada SEKAT Studio, kolektif yang dikenal dengan pendekatan artistik yang 'menghantui' dan eksploratif.
28.11.2025

Lanskap musik psychedelic rock tanah air kembali mendapatkan suntikan visual yang segar dan tidak biasa. Ruh, unit rock asal Jatinangor, resmi meluncurkan video musik terbaru mereka bertajuk “I See, Eye Sea”. Proyek ini bukan sekadar klip musik, melainkan sebuah eksperimen lintas medium yang digarap bersama SEKAT Studio, sebuah kolektif multidisiplin yang tersohor dengan pendekatan artistik “menghantui” dan eksplorasi mendalam terhadap medium objek.

Video musik ini dijadwalkan tayang perdana pada 23 November 2025 melalui kanal YouTube resmi hasil kolaborasi SEKAT Studio.

Pertemuan Tak Terencana

Seperti banyak hal hebat dalam sejarah musik, kolaborasi ini lahir dari ketidaksengajaan. Semuanya bermula dari pertemuan antara Abimala (Ruh) dan Iskandar Muda (Ismud) dari SEKAT Studio.

“Waktu itu kami baru saja memainkan Topeng Kucing di Bandung. Ketika Abi memutar lagunya [materi Sub-Atomic Zamm], rasanya seperti pertanda saja, bahwa kami memang harus berkolaborasi,” ungkap Ismud mengenang momen serendipitas tersebut.

Ketika Ruh pertama kali memperdengarkan trek “I See, Eye Sea”, tim SEKAT langsung menangkap satu frekuensi kuat yang kelak menjadi poros narasi visual mereka: sebuah perjalanan.

Estetika “Outlaw” dan Narasi Absurditas

Alih-alih menyajikan visual cantik yang memanjakan mata, Ruh dan SEKAT memilih jalan terjal. Zoya, sang visual artist, merancang karakter dengan semangat estetika low-budget yang kental. Visi mereka jelas: jujur, apa adanya, dan sedikit “katro” namun dalam konteks artistik yang disengaja (camp).

Video ini menyoroti perjalanan spiritual tokoh bernama Hori. Ia digambarkan sebagai sosok yang ingin “terbang” namun terus-menerus tersandung oleh absurditas dunia.

Kami tidak ingin membuat video yang hanya mengikuti lagu. Kami ingin cerita yang bisa hidup sendiri,” jelas Ismud. Ia menambahkan bahwa naskah berkembang liar dari pertanyaan filosofis: apakah perjalanan adalah kebebasan memilih, atau sekadar blueprint dari entitas yang lebih besar?

Dalam visualnya, kita disuguhkan elemen-elemen ganjil:

  • Kawanan Goons yang jenaka (diperankan oleh personel Ruh dan kerabat).
  • Hollow King sebagai simbol tirani batin.
  • Perwujudan God yang justru tampil sederhana.

Pokoknya Hori harus melawan dunia dengan pistolnya, entah bagaimana pun hasilnya,” ujar Ismud, menegaskan bahwa inti dari karya ini adalah keberanian menempuh proses, bukan hasil akhir.

Jejak Artistik SEKAT Studio

Keterlibatan SEKAT Studio memberikan bobot tersendiri pada proyek ini. Bermula sebagai kolektif yang mengolah estetika “rumah hantu” menjadi instalasi seni, SEKAT telah berevolusi menjadi penggiat teater objek yang disegani.

Rekam jejak mereka mencakup karya-karya signifikan seperti Identikit (2023), Si Mata Besar dan Si Mulut Besar (2022), hingga partisipasi prestisius di Pesta Boneka 2024 yang dihelat oleh Papermoon Puppet Theatre di Yogyakarta.

Dalam ranah musik, SEKAT bukan pemain baru. Mereka pernah terlibat dalam proyek Memomemoria (Fantasia) bersama Sal Priadi dan helatan SAL4KRAPELA yang melibatkan musisi ternama seperti Kurosuke dan Teddy Adhitya hingga alm. Gusti Irwan Wibowo.

Untuk “I See, Eye Sea”, SEKAT mentranslasikan bahasa panggung mereka ke dalam format video: instalasi Door of Truth, totem api, hingga kursi makan para Goons bukan sekadar properti, melainkan “aktor” yang membangun semiotika cerita.

Anugerah Kolaborasi yang Tulus

Bagi Ruh, yang terbiasa bergerilya secara mandiri (DIY), kehadiran SEKAT adalah angin segar. Calvin dari Ruh menyebut kolaborasi ini sebagai sebuah anugerah.

“Perpaduannya bikin karya ini kaya enggak cuma cakep secara estetika, tapi juga memperdalam narasi,” ujarnya.

Menariknya, seluruh proses produksi yang dilakukan di kawasan Tambun, Bekasi ini didasari oleh dedikasi murni tanpa motif finansial. Ini adalah bentuk kepercayaan dua kolektif yang bertemu di persimpangan jalan yang sama.

Panjang umur semua orang yang terlibat,” tutup tim SEKAT dalam rilisnya, merayakan keguyuban teman-teman yang rela menempuh jarak jauh demi sebuah karya yang tulus.

I See, Eye Sea bukan hanya video musik; ia adalah semesta kecil yang dibangun dari imajinasi liar, persahabatan, dan keberanian untuk menjadi absurd di tengah dunia yang menuntut kewarasan.

Next page to video >>