Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong menghadapi kesempatan untuk kembali melatih saat muncul dalam daftar kandidat untuk memimpin China.
Sudah enam bulan sejak STY dipecat oleh Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI). Sejak saat itu, tim Indonesia dipimpin oleh pelatih Patrick Kluivert .
Selama lima tahun berkiprah di sepak bola Indonesia, Shin Tae-yong telah memimpin 57 pertandingan dengan catatan menang 26 kali, seri 14 kali, dan kalah 17 kali. Meski banyak kontribusinya, ia tak mampu mempertahankan tempatnya pasca-kegagalan di Piala AFF 2024 dan kontroversi kebijakan naturalisasi pemain asal Belanda.
Media Korea, Chosun, mengomentari bahwa Shin secara hati-hati mempertimbangkan setiap tawaran, termasuk China – di mana tekanan untuk mencapai hasil tidak kalah ketatnya.
Menurut Chosun, pelatih berusia 54 tahun itu tidak ingin mengulangi skenario pemecatan seperti yang dialaminya di Indonesia: “Meskipun berdedikasi tinggi, ia tetap harus keluar setelah gejolak internal dan tekanan publik.”
Mengenai Tiongkok, Chosun menulis: “Bahkan pelatih berpengalaman seperti Ivankovic tidak dapat bertahan dalam konteks kinerja yang buruk dan harapan yang tinggi dari para penggemar.”
Selain karier profesionalnya, Shin Tae-yong saat ini cukup sibuk. Ia baru saja diangkat menjadi Wakil Presiden Asosiasi Sepak Bola Korea (KFA), yang bertugas mendukung tim nasional dan memperkuat hubungan luar negeri. Di saat yang sama, ia juga menjabat sebagai Manajer Umum paruh waktu Seongnam FC – tempat ia dulu bermain – sebagai penasihat strategis bagi staf kepelatihan.
Chosun menyimpulkan: “Dengan orientasi kariernya di bidang manajemen dan strategi, undangan dari tim Tiongkok mungkin tidak cukup menarik baginya saat ini.”
Shin Tae-yong Sebut Tantangan Besar Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Dalam wawancara baru-baru ini, Shin Tae-yong berbagi pemikirannya tentang Timnas Indonesia dan perjalanan mereka di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Shin Tae-yong mengakui bahwa pertandingan melawan China dan Jepang tidak mudah, tetapi ia menghargai usaha para pemain. Meski pertandingan tidak sempurna, ia mengatakan bahwa timnya menang.
Mantan pelatih Timnas Indonesia itu menyayangkan kemampuan penyelesaian akhir Ole Romeny dan kolega. Ia berkomentar: “Tapi bagaimanapun, Ricky Kambuaya dan semua pemain lainnya bermain sebaik mungkin. Namun, sangat disayangkan kami hanya mencetak satu gol.”
Juru taktik asal Korea Selatan itu menekankan bahwa tim harus lebih tajam dalam memanfaatkan peluang. Ia yakin bahwa mencetak lebih banyak gol akan membuat para pemain lebih percaya diri: “Jika para pemain dapat mencetak lebih banyak gol, mereka akan memiliki lebih banyak keberanian dan kepercayaan diri untuk tampil lebih baik di babak keempat.”
Shin Tae-yong mengatakan pertandingan melawan Jepang di babak ketiga menjadi pelajaran penting dalam menghadapi tim-tim kuat: “Jepang adalah tim terkuat di Asia, kami harus belajar dan mempersiapkan diri bagaimana menghadapi mereka sehingga kami bisa bermain lebih baik di babak keempat.”
Ia juga menyoroti tantangan bermain di Timur Tengah, di mana iklim dan lingkungannya sangat berbeda: ” Kami akan menghadapi banyak tim dari Timur Tengah , dan karena iklim dan lingkungan di sana sangat berbeda, kami perlu mempersiapkan diri secara fisik dengan baik. Mengatur pertahanan dan serangan tidak akan mudah, tetapi kami akan berusaha sebaik mungkin.”
Shin Tae-yong secara tak terduga dipecat oleh Indonesia meski tampil apik bersama tim, namun penggantinya Patrick Kluivert juga mengukir sejarah dengan mengantarkan Timnas Indonesia ke babak kualifikasi keempat Piala Dunia.
Scr/Mashable