Bagaimana AI Membantu Astronom Menemukan Supernova yang Benar-Benar Aneh?

06.09.2025
Bagaimana AI Membantu Astronom Menemukan Supernova yang Benar-Benar Aneh?
Bagaimana AI Membantu Astronom Menemukan Supernova yang Benar-Benar Aneh?

how ai helped astronomers uncover one truly weird supernova 339j

Para ilmuwan telah menemukan sebuah supernova aneh yang kemungkinan muncul akibat upaya keliru sebuah bintang untuk ‘menelan’ lubang hitam.

Kasus baru ini, yang segera dipublikasikan di The Astrophysical Journal, mendukung gagasan bahwa bintang masif tidak hanya meledak karena menua. Tabrakan dramatis di luar angkasa juga bisa memicu sebagian dari ledakan fatal tersebut.

Untuk menemukan supernova eksotis yang dijuluki SN 2023zkd, para astronom menggunakan algoritma kecerdasan buatan baru yang terhubung ke bot Slack untuk memindai ledakan tidak biasa secara real time.

Alat bernama Light curve Anomaly Identification and Similarity Search (LAISS) itu memberikan notifikasi cepat sehingga para ilmuwan punya cukup waktu untuk merencanakan dan melakukan pengamatan teleskop besar sebelum ledakan meredup.

Menurut V. Ashley Villar, asisten profesor astronomi di Harvard, metode AI klasik seperti ini telah digunakan selama puluhan tahun untuk menyaring tumpukan data, khususnya sejak hadirnya teleskop robotik yang setiap malam mendeteksi ribuan cahaya berkelip.

Namun kini, AI generatif yang mampu belajar dari data semakin membantu. Villar, yang juga penulis makalah tersebut, mengatakan:

“Kelompok riset kami telah memanfaatkan teknologi baru ini untuk membantu tugas sehari-hari: mengklasifikasi ledakan bintang, menyimpulkan sifat fisik bintang dengan cepat, dan bahkan mengidentifikasi sistem baru yang menarik seperti 2023zkd. Kami melakukannya dengan hati-hati, mengintegrasikan pengetahuan astrofisika kami dan memverifikasi hasil dari sistem AI,” ujarnya kepada Mashable.

Ledakan yang terjadi sekitar 730 juta tahun cahaya dari Bumi ini pertama kali terdeteksi pada Juli 2023 oleh Zwicky Transient Facility, teleskop robotik yang sebagian didanai oleh National Science Foundation AS di California.

Yang membuat peristiwa ini tidak biasa adalah adanya dua kilatan cahaya yang terpisah sekitar delapan bulan. Selain itu, arsip data menunjukkan sumber tersebut perlahan meningkat kecerahannya sebelum meledak. Fenomena ini bukan pola umum bagi supernova, kata para peneliti.

Sekitar setengah abad lalu, lubang hitam hanyalah teori di atas kertas yang bahkan diragukan ilmuwan terkemuka. Kini, keberadaannya sudah mapan dalam astronomi.

Jenis yang paling umum, lubang hitam bintang, terbentuk ketika bintang masif mengakhiri hidupnya dengan supernova, lalu material sisa runtuh menjadi objek padat pekat yang tak membiarkan cahaya keluar.

Berbeda dengan planet atau bintang, lubang hitam tidak memiliki permukaan. Ia dikelilingi oleh cakrawala peristiwa, titik tanpa kembali, di mana apa pun yang melintasinya akan selamanya terperangkap oleh gravitasi.

Mengapa Supernova Ini Aneh?

Ada kemungkinan lubang hitam itu menghancurkan bintang sebelum sempat meledak. Jika benar, lubang hitam bisa menarik material bintang, membuat puing-puingnya bertabrakan dengan gas di sekitarnya, lalu memicu pancaran supernova.

Namun penjelasan paling sederhana adalah bahwa bintang masif kaya helium berada dalam orbit dekat dengan lubang hitam pendamping — keduanya masing-masing sekitar 10 kali massa Matahari.

Ketika keduanya mulai bergabung, peristiwa itu memicu supernova, menurut Harvard & Smithsonian Center for Astrophysics dan MIT, yang memimpin studi ini sebagai bagian dari Young Supernova Experiment, sebuah survei langit untuk menangkap ledakan segera setelah terjadi.

Alat AI itu sudah menandai peristiwa ini beberapa bulan sebelum perilaku paling anehnya muncul, jelas Alexander Gagliano, salah satu penulis makalah tersebut.

“Baik bintang maupun lubang hitam sama-sama ‘merasakan’ tarikan gravitasi satu sama lain. Dalam satu sisi, lubang hitam ‘ditelan’ oleh gas panas bintang yang bergejolak di sekeliling sistem. Tapi di sisi lain, lubang hitam juga bertanggung jawab atas kehancuran akhir bintang,” kata Gagliano kepada Mashable.

Bagaimana AI Membantu

Cara kerja AI LAISS cukup sistematis: setiap sumber supernova diuraikan berdasarkan ciri-cirinya, seperti warna, durasi, dan puncak kecerahan, serta karakteristik galaksi inangnya. Semua komponen itu dimasukkan ke basis data agar algoritma dapat mencari peristiwa yang tergolong abnormal secara statistik.

Sekitar 50 persen supernova yang ditandai memang benar-benar aneh. Sementara sekitar 25 persen lainnya ternyata hanyalah lubang hitam supermasif aktif di pusat galaksi, bukan yang dicari para peneliti.

Meski demikian, alat ini tetap membantu mempersempit daftar kandidat menjadi lebih mudah dikelola, kata Gagliano, yang juga merupakan peneliti di Institute for Artificial Intelligence and Fundamental Interactions.

Dengan hadirnya Observatorium Vera C. Rubin yang baru, jumlah deteksi supernova diperkirakan akan meningkat drastis, sehingga diperlukan solusi yang lebih kreatif dan selektif untuk memilah data.

“Belakangan, kami mulai beralih ke metode AI yang lebih ‘modern’ untuk mengekstrak fitur yang kurang mudah ditafsirkan namun lebih fleksibel dari citra galaksi supernova,” tambah Villar.

Fakta menarik: alat LAISS juga mampu menemukan dan mengelompokkan supernova yang mirip. Caranya, ia menggunakan ANNOY, algoritma open-source milik Spotify. Bedanya, alih-alih merekomendasikan lagu dengan nuansa serupa, ia menyarankan peristiwa astronomi.

Sekarang mungkin muncul pertanyaan: ketika bintang masif mengalami supernova, biasanya ia runtuh menjadi lubang hitam. Tapi apa yang terjadi bila supernova dipicu oleh interaksi dengan lubang hitam?

“Yang tersisa adalah lubang hitam yang lebih besar,” kata Gagliano.

Scr/Mashable